JAKARTA (voa-islam.com) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI turun tangan membantu masyarakat Bali yang terdampak banjir besar dengan menyediakan layanan dapur umum, penyaluran logistik darurat, hingga aksi kebersihan lingkungan.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mengambil langkah cepat merespons bencana banjir yang melanda Bali beberapa waktu lalu. Berbagai bentuk bantuan darurat disiapkan, mulai dari dapur umum, penyediaan air bersih, hingga distribusi kebutuhan pokok untuk para penyintas.
“Mendengar kabar musibah banjir di Bali, Baznas segera menurunkan tim ke lokasi untuk memastikan masyarakat terdampak mendapatkan layanan kemanusiaan yang layak. Prinsip kami adalah menghadirkan zakat sebagai instrumen nyata dalam membantu warga di masa-masa sulit seperti sekarang,” ujar Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, dalam keterangan di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Ia menjelaskan, bantuan yang disalurkan meliputi dapur umum, dapur air, serta logistik darurat seperti perlengkapan kebersihan, selimut, kebutuhan bayi dan balita, hingga bahan pangan pokok.
Melalui tim relawan Baznas Tanggap Bencana (BTB) yang berkolaborasi dengan Baznas Provinsi Bali, aksi cepat tanggap dilakukan di sejumlah titik terdampak banjir. “Kami mendirikan posko pengungsian, dapur umum, dan dapur air di beberapa lokasi, antara lain Pos Padanggalak di Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, serta di Jalan Pulau Biak, Desa Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat,” terang Saidah.
Selain posko, Baznas juga menyalurkan 1.500 porsi makanan siap saji kepada warga di titik-titik pengungsian. “Dalam waktu dekat, kami akan memperluas layanan dengan membangun dua titik dapur umum tambahan di wilayah Denpasar Barat dan Denpasar Timur. Layanan tersebut tidak hanya berupa makanan siap santap dan air bersih, tetapi juga distribusi logistik tambahan, aksi bersih lingkungan, serta penyemprotan disinfektan di lokasi-lokasi publik, termasuk di Pasar Kumbasari,” lanjutnya.
Menurut Saidah, Baznas tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga berkomitmen mendukung pemulihan pascabencana. “Kami ingin membantu masyarakat agar bisa segera pulih, kembali beraktivitas normal, dan tidak lagi terbebani dampak lanjutan dari banjir,” ucapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Denpasar telah menetapkan perubahan status bencana dari Tanggap Darurat menjadi Transisi Darurat ke Pemulihan. Status tersebut berlaku mulai 17 September hingga 17 Desember 2025, dengan fokus pada pemulihan di sektor pendidikan, infrastruktur, kesehatan, serta penguatan ekonomi masyarakat. (ANT)