BANDUNG (voa-islam.com) – Sekolah Pemikiran Islam (SPI) menggelar pertemuan rutinnya pada Kamis malam, 18 September 2025, di Masjid Istiqamah. Pertemuan kali ini menghadirkan Dr. Akmal Sjafril, M.Pd.I sebagai pemateri, dengan mengangkat tema utama "Tauhidullah". Dalam pemaparannya, Dr. Akmal Sjafril menekankan bahwa Islamic worldview atau cara pandang dunia seorang Muslim dibangun langsung dari fondasi Tauhidullah. Menurutnya, pemahaman seseorang tentang konsep Tuhan akan secara fundamental membentuk cara pandangnya terhadap segala hal.
"Konsep Tuhan yang kita pahami akan membentuk worldview kita," kata Dr. Akmal di hadapan para murid. Ia kemudian memberikan contoh bagaimana konsep ini berdampak pada karakter. Sifat Allah sebagai Maha Pengampun, misalnya, menjadi landasan bagi seorang Muslim untuk menjadi pemaaf.
"Kita jadi umat yang mudah memaafkan karena Allah juga Maha Pengampun," jelasnya. Dr. Akmal mencontohkan sebuah skenario, "Misal ada tentara IDF yang pada hari ini membunuh ratusan muslim, besoknya masuk Islam, kita punya tendensi untuk memaafkan karena berpikir Allah juga akan melakukan hal yang sama."
Materi yang disampaikan memicu berbagai tanggapan dari peserta. Salah satunya dari Kang Dimmy, seorang public speaker dan professional trainer. "Belajar agama lain itu tidak mengurangi keimanan, tapi justru menguatkan keimanan kita. Fakta yang disampaikan Ustadz Akmal mengenai agama-agama lain yang konsepnya menyimpang dan tidak masuk di akal, membuat yakin bahwa Islam agama paling benar," ungkap Kang Dimmy.
Tanggapan lain datang dari Kang Asep Deni, seorang guru. Ia menyoroti poin utama yang paling berkesan baginya. "Insights yang paling mengena bagi saya adalah ketika Ust. Akmal menjelaskan bahwa segala pola pikir dan pandangan kita tergantung pada pemahaman kita akan konsep Tuhan yang kita yakini," ujarnya.
Sebagai seorang pendidik, Kang Asep melihat adanya relevansi langsung antara materi tersebut dengan profesinya. "Sebagai guru, saya ingin anak murid saya memahami konsep Tuhan ini juga dengan catatan sesuai level pemahaman mereka. Saya ingin anak-anak murid saya punya kesadaran akan pentingnya arah hidup itu ditentukan dengan Tauhidullah. Begitupun saya, sebagai guru harus senantiasa sabar serta berjuang dalam mengarahkan dan mencontohkan anak-anak sebagaimana sifat-sifat Tuhan kita yaitu Allah SWT yang Maha Bijaksana dan Maha Penyayang," pungkasnya. (Muhammad Alfian Nurul Yaqien/Ab)