View Full Version
Sabtu, 04 Oct 2025

Misteri Akhir Hayat: Ketika Allah Mencintai Pertemuan dengan Hamba-Nya

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah ﷺ dan keluarganya.

Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian. Namun, cara seseorang memandang kematian mencerminkan seberapa dalam keimanannya. Bagi sebagian orang, kematian menakutkan. Namun bagi seorang mukmin sejati, kematian adalah pintu menuju pertemuan dengan Kekasihnya; yaitu Allah Subānahu wa Ta‘ālā.

Rasulullah ﷺ menjelaskan makna yang sangat dalam tentang hal ini dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

إِذَا شَخَصَ الْبَصَرُ، وَحَشْرَجَ الصَّدْرُ، وَاقْشَعَرَّ الْجِلْدُ، وَتَشَنَّجَتِ الْأَصَابِعُ، فَعِنْدَ ذَلِكَ مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

“Ketika pandangan telah menatap (ke atas), dada tersengal-sengal, kulit menggigil, dan jari-jari menegang, maka pada saat itu, siapa yang mencintai perjumpaan dengan Allah, Allah pun mencintai perjumpaan dengannya; dan siapa yang membenci perjumpaan dengan Allah, Allah pun membenci perjumpaan dengannya.”(HR. Muslim, no. 2684)

Makna Hadits

Hadits ini menjelaskan kondisi ruh di saat-saat terakhir kehidupan. Ketika seseorang berada di ambang kematian — matanya mulai menatap ke atas, napas tersengal-sengal, tubuh menggigil, dan jemarinya kaku — maka pada saat itu tersingkaplah tabir dunia. Ruh mulai melihat apa yang selama ini ghaib baginya.

  1. Bagi Orang Beriman

Bagi orang beriman, malaikat datang dengan membawa kabar gembira: rahmat, ridha, dan surga Allah. Ruhnya merasa tenang dan gembira — ia ingin segera bertemu dengan Tuhannya. Maka Allah pun mencintai perjumpaan dengannya.
Itulah saat husnul khatimah, penutup kehidupan yang baik, yang disambut dengan kedamaian sebagaimana firman Allah:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً، فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27–30)

  1. Bagi Orang Kafir atau Durhaka

Sebaliknya, bagi orang kafir atau orang yang hidupnya berpaling dari Allah, malaikat datang dengan wajah murka, membawa kabar tentang azab dan kemurkaan. Ruhnya ketakutan, menolak, dan tidak ingin keluar dari tubuhnya. Ia membenci pertemuan dengan Allah, maka Allah pun membenci pertemuan dengannya.

Inilah su’ul khatimah — akhir kehidupan yang buruk, yang merupakan cermin dari kehidupan yang jauh dari iman dan ketaatan.

Penjelasan Ulama

Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud “mencintai perjumpaan dengan Allah” bukan berarti seseorang menginginkan kematian itu sendiri, tetapi kerinduan untuk berjumpa dengan Allah dengan hati yang ridha dan pasrah.

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim berkata:

ليس معناه كراهة الموت، فإنَّ كلَّ أحدٍ يكره الموت، بل إنما المراد بكراهة لقاء الله كراهةُ العبد لقاءَ الله تعالى عند حضور الموت، لما يرى ويَعلم من أحواله، فإنَّه إن كان من أهل الله تعالى المُقَرَّبين، بُشِّرَ برحمة الله تعالى ورضوانه، فاشتاق إلى لقاء الله تعالى، فأحبَّ الله لقاءَه. وإن كان غيرَ ذلك، بُشِّرَ بعذابه وسَخَطِه، فكره لقاءَ الله تعالى، فكره الله لقاءَه

“Yang dimaksud dalam hadits ini bukanlah membenci kematian, karena setiap orang pasti membenci kematian. Akan tetapi, yang dimaksud dengan ‘membenci pertemuan dengan Allah’ adalah kebencian seseorang terhadap pertemuan dengan Allah ketika ajal datang, karena ia menyaksikan apa yang akan menimpanya.

Jika ia termasuk hamba yang dekat dengan Allah, maka ia akan diberi kabar gembira tentang rahmat dan ridha-Nya, sehingga ia rindu bertemu dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuannya.

Namun jika sebaliknya, ia diberi kabar tentang azab dan kemurkaan-Nya, maka ia membenci pertemuan dengan Allah, dan Allah pun membenci pertemuannya.”

Ibnu Rajab Al-Hanbali menambahkan dalam Jāmi‘ul ‘Ulūm wal ikam:

“Setiap orang yang mencintai Allah, tentu ia merindukan pertemuan dengan-Nya. Kerinduan itu akan tampak saat ajal menjemput, karena pada saat itu ia akan menyaksikan kebenaran yang selama ini diyakininya.”

Pelajaran yang Dapat Diambil

1. Husnul khatimah adalah anugerah besar yang Allah berikan kepada hamba-hamba yang beriman dan istiqamah.

2. Kesiapan menghadapi kematian adalah tanda kematangan iman — bukan karena putus asa dari dunia, tetapi karena rindu kepada Allah.

3. Meningkatkan amal saleh dan memperbaiki hati adalah jalan agar kita termasuk orang yang dicintai Allah pada saat pertemuan terakhir itu.

4. Kematian bukan akhir kehidupan, melainkan awal perjalanan menuju keabadian bersama Allah.

 

Penutup

Saudaraku, hidup di dunia hanyalah perjalanan singkat menuju pertemuan agung dengan Allah. Barang siapa hidup dengan mengenal Allah, maka ia akan mati dengan rindu kepada Allah, dan dibangkitkan dalam kasih sayang-Nya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mencintai pertemuan dengan-Nya, dan saat ruh kita terlepas dari jasad, malaikat menyambut dengan lembut: “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu yang Maha Pengasih.”Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version