BANDUNG (voa-islam.com) - "Literasi di Indonesia mulai mengalami penurunan setelah masa kemerdekaan. Padahal kualitas literasi tokoh-tokoh terdahulu, seperti M. Natsir, sangat canggih dan luar biasa. Namun, setelah kemerdekaan, pemerintah tidak lagi menaruh perhatian khusus terhadap kondisi literasi bangsa,” ujar Akmal Sjafril dalam perkuliahan ke-7 Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung yang mengangkat tema “Diskusi Literasi”, pada Kamis malam (2/25/2025) di Ruang Tafsir, Masjid Istiqomah Bandung.
Kepala Pusat SPI itu menegaskan, bahwa literasi tidak hanya berhenti pada membaca, tetapi juga perlu diiringi dengan memahami dan merespons, sehingga seseorang tidak boleh langsung percaya pada tulisan tanpa analisis isi. “Literasi tidak hanya berhenti pada membaca, melainkan juga perlu dibarengi dengan memahami dan merespons. Oleh sebab itu, seseorang tidak boleh langsung percaya pada tulisan seseorang tanpa menganalisis isinya,” jelasnya.
Menurut Salma, salah satu murid SPI, menyampaikan, bahwa literasi turut berperan penting dalam memajukan suatu bangsa. Tanpa literasi yang memadai, kualitas masyarakat dalam bersikap dan berpikir akan menurun.
“Menurut saya, literasi sangat berpengaruh terhadap kondisi masyarakat. Apa yang kita baca akan menentukan sikap, cara berpikir dan cara berbicara, hingga cara menulis. Jika kebiasaan literasi tidak ditanamkan, maka kualitas masyarakat dalam bersikap dan berpikir akan menurun,” jelas Salma. Ia menambahkan bahwa literasi juga berperan penting dalam memajukan kehidupan bangsa, karena dengan membiasakan membaca sejak usia dini, seseorang akan terbiasa dengan buku-buku yang memperluas wawasan. “Dengan demikian, ketika menghadapi masalah atau ujian kehidupan, mereka dapat berpikir lebih luas berdasarkan ilmu yang diperoleh dari bacaan. Kehidupan bangsa pun akan terus maju seiring meningkatnya budaya literasi,” simpulnya.
Senada dengan Salma, Iqbal, yang juga merupakan murid SPI Bandung Angkatan 11, menuturkan, “dengan literasi yang baik akan menjadikan setiap orang lebih objektif dalam menilai sesuatu. Sehingga ia tidak akan mudah dibodohi maupun dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.” Ia juga meyakini bahwa peningkatan literasi dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik, baik bagi individu maupun bagi bangsa dan peradaban. (M. Nurjanna/Ab)