

BANDUNG (voa-islam.com) - Peneliti senior Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Assoc. Prof. Dr. Syamsudin Arif, mengatakan bahwa saat ini banyak orang berilmu tetapi tidak beradab, berpendidikan namun biadab (tiada adab).
“Adab adalah right action, yaitu perbuatan, perilaku, serta tindakan yang baik dan benar dalam setiap keadaan. Dan permasalahan yang paling fatal termasuk korupsi, baik itu financial corruption, hingga political corruption, akar masalahnya adalah kehilangan adab atau yang disebut lost of adab oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas” ujar Syamsudin saat mengisi materi tentang "Adab" pada pertemuan ke-9 perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) hari Kamis (23/10/2025) malam di Masjid Istiqomah Bandung.
Ia menambahkan bahwa akibat dari hilangnya adab ini termasuk diantaranya adalah menyamaratakan semua orang, tidak menghargai otoritas ulama, dan munculnya ilmuwan-ilmuwan palsu. Namun, Syamsudin juga mengajak para murid yang hadir untuk memahami kondisi saat ini, serta tetap optimis dan jangan berputus asa terhadap apa yang terjadi.
“Kita tidak boleh berhenti mengajar, tidak boleh berhenti menegur, berdakwah, menasihati, tidak boleh malas, apalagi sampai menyerah (terhadap keadaan lost of adab saat ini),” ujarnya.
Hal ini memberi kesan baik bagi A. Dimmy, salah satu murid SPI Angkatan 11 yang hadir pada malam itu. “Krisis adab yang menimpa umat sekarang ternyata bukanlah sesuat yang harus buat kita putus asa, justru kita harus istiqomah dan sabar menghadapinya. Karena orang-orang terdahulu juga menghadapinya, termasuk Rasulullah kita sangat sabar letika mendapat penolakan dakwah. Ini yang patut kita teladani dalam menghadapi umat sekarang.” ucap pria yang merupakan trainer dan pengajar tersebut. (Sholaita Sabila Rosa/Ab)