View Full Version
Kamis, 18 Dec 2025

Khutbah Jumat: Manusia Benci Mati dan Hidup Miskin, Padahal…

Ustadz Badrul Tamam

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

 --يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ  --

 -- يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا --

--  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا --

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وآله وسلم، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ

Ma’asyiral Muslimin, saudaraku seiman, - rahimakumullah- !!!

Segala puji hanya milik Allah ﷻ, Rabb semesta alam. Dengan nikmat dan karunia-Nya, kita mampu melangkahkan kaki menuju rumah Allah, di siang hari ini, melaksanakan ibadah agung di hari penuh kemuliaan ini; yakni shalat Jumat. Semoga Allah menerima amal ibadah kita ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, kepada keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga hari kiamat.

Ma‘āsyiral muslimīn rahimakumullāh,

Pada kesempatan khutbah Jumat yang mulia ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ﷻ dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Ketakwaan adalah bekal terbaik ketika kita kembali menghadap Allah ﷻ.

Mati dan bertemu Allah adalah sebuah kepastian bagi setiap insan; yang shalih maupun yang jahat. Baik ia menyukainya atau membencinya. 

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Ali ‘Imrân: 185)

Rasulullah ﷺ telah menjelaskan kepada kita tabiat dasar manusia dalam sebuah hadits yang agung. Beliau ﷺ bersabda:

ثِنْتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ: يَكْرَهُ الْمَوْتَ، وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الْفِتْنَةِ، وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ، وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ

Artinya: “Ada dua perkara yang dibenci oleh anak Adam: ia membenci kematian, padahal kematian itu lebih baik baginya daripada fitnah; dan ia membenci sedikitnya harta, padahal sedikitnya harta itu lebih ringan hisabnya.”

Hadits ini menjelaskan dua perkara yang sangat dibenci manusia: kematian dan kemiskinan. Kebencian ini muncul karena kecintaan yang berlebihan kepada dunia dan karena ketidaktahuan manusia terhadap hakikat kehidupan akhirat.

Jamaah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala,,,

Membenci kematian adalah naluri manusia. Tidak ada seorang pun yang tidak takut berpisah dengan dunia. Namun Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa bagi seorang mukmin, kematian bisa menjadi kebaikan apabila ia khawatir terjatuh dalam fitnah agama. Fitnah yang paling berbahaya adalah fitnah yang merusak iman, hingga seseorang tergelincir kepada kekafiran dan kemurtadan.

Rasulullah ﷺ bahkan berdoa:

إِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ

“Apabila Engkau hendak menimpakan fitnah kepada suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terfitnah.”

Orang yang berakal akan menyadari bahwa dunia ini hanyalah tempat ujian, sementara akhirat adalah negeri yang kekal. Dunia adalah penjara bagi orang beriman, sedangkan pertemuan dengan Allah jauh lebih baik daripada terus hidup dalam dunia yang penuh fitnah dan kesedihan.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda tentang maksud “Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya.”:

وَلَكِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا قَضَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَبْضَهُ فَرَّجَ لَهُ عَمَّا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنْ ثَوَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَرَامَتِهِ فَيَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ يُحِبُّ لِقَاءَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاللَّهُ يُحِبُّ لِقَاءَهُ

“Bukan demikian maksudnya. Akan tetapi, seorang hamba mukmin apabila Allah عز وجل telah menetapkan ajalnya, maka Allah bukakan baginya apa yang ada di hadapannya berupa pahala dan kemuliaan dari-Nya. Maka ia meninggal dunia dalam keadaan mencintai pertemuan dengan Allah, dan Allah pun mencintai pertemuannya.

 

Ma‘āsyiral muslimīn rahimakumullāh,,,

Bagian kedua dari hadits Nabi ﷺ adalah tentang kebencian manusia terhadap sedikitnya harta. Padahal Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa sedikit harta justru lebih ringan hisabnya di hadapan Allah ﷻ.

Fitnah harta adalah fitnah yang sangat besar. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِى الْمَالُ

“Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, dan fitnah umatku adalah harta.”

Bukan kemiskinan yang ditakuti Rasulullah ﷺ atas umatnya, tetapi kelapangan dunia yang membuat manusia lalai, saling berlomba, dan akhirnya binasa karena kecintaannya kepada harta.

Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:

فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ. وَلَكِنِّي أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ الدُّنْيَا عَلَيْكُمْ كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ

Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian. Akan tetapi, aku khawatir dunia dilapangkan bagi kalian sebagaimana telah dilapangkan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba mengejarnya sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan akhirnya ia membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka.

Para sahabat Nabi ﷺ telah memberikan teladan yang luar biasa. Ketika dunia dilapangkan bagi mereka, hati mereka tidak berubah. Bahkan sebagian dari mereka justru menangis karena khawatir pahala mereka telah disegerakan di dunia.

Dalam Shahih al-Bukhari disebutkan dari Abu Wa’il, ia berkata: Kami menjenguk Khabbab radhiyallahu ‘anhu, lalu ia berkata:

“Kami berhijrah bersama Nabi ﷺ dengan tujuan mengharap wajah Allah. Maka pahala kami menjadi tanggungan Allah. Di antara kami ada yang telah wafat dan belum sempat mengambil sedikit pun dari pahalanya. Di antaranya adalah Mush‘ab bin ‘Umair, yang gugur pada Perang Uhud. Ia hanya meninggalkan sehelai kain; jika kami tutupi kepalanya, tampaklah kedua kakinya, dan jika kami tutupi kedua kakinya, tampaklah kepalanya. Maka Nabi ﷺ memerintahkan kami untuk menutupi kepalanya dan meletakkan tanaman idzkhir pada kedua kakinya. Dan di antara kami ada pula yang buahnya telah masak, lalu ia memetiknya.”

Dalam riwayat lain disebutkan:

ثُمَّ بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا مَا بُسِطَ – أَوْ قَالَ أُعْطِينَا مِنَ الدُّنْيَا مَا أُعْطِينَا – وَقَدْ خَشِينَا أَنْ تَكُونَ حَسَنَاتُنَا عُجِّلَتْ لَنَا ، ثُمَّ جَعَلَ يَبْكِى حَتَّى تَرَكَ الطَّعَامَ

Kemudian dunia dilapangkan bagi kami sebagaimana ia dilapangkan—atau beliau berkata: kami diberi dari dunia sebagaimana kami diberi—dan kami khawatir kebaikan-kebaikan kami telah disegerakan balasannya untuk kami.” Kemudian Khabbab menangis hingga meninggalkan makanannya.

Namun keadaan kaum muslimin hari ini sangat berbeda. Harta sering kali melalaikan kita dari mengingat Allah, dari shalat, dan dari ketaatan. Manusia terus merasa kurang, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ،وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ،وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya anak Adam memiliki dua lembah harta, niscaya ia akan mencari lembah yang ketiga. Dan tidaklah perut anak Adam itu terisi kecuali dengan tanah. Dan Allah menerima taubat siapa saja yang bertaubat.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kita di antara hamba-hamba Nya yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia dan menjadikan dunia sebagai jalan meraih akhirat.

أَقُولُ قَوْلِي هٰذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ، فَاسْتَغْفِرُوهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

 

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى كَمَا قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ 

--  يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا --

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,,,

Dari penjelasan di atas, marilah kita renungkan kembali sikap kita terhadap kematian dan harta. Janganlah kita terlalu benci mati dan merasa puas dengan kehidupan dunia --hingga melupakan persiapan menuju akhirat--. Jangan pula kita terlalu cinta harta hingga lalai dari menuanaikan kewajiban kepada Allah ﷻ.

Hendaknya kita memohon kepada Allah agar diberi hati yang qana‘ah, iman yang kuat, dan akhir kehidupan yang husnul khatimah.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

رَبَّنَا اغْفِرْ لِنا وَلِوَالِدِينَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِينَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَأ الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

اللهمَّ لا تَجْعَلِ مُصِيبَتَنا في دينِنِا ، ولَا تَجْعَلْ الدنيا أكبرَ هَمِّنَا ، ولَا مَبْلَغَ عِلْمِنا ، ولَا تُسَلِّطْ عَلَيْنا مَنْ لَا يرْحَمُنا

اللَّهُمَّ انْصُرِ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

Penutup Khutbah

عباد الله، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ


latestnews

View Full Version