Memasuki tahun baru mesehi 2011, voa-islam.com akan menyajikan rubrik baru yang diberi nama Intelijen Wikileaks. Mengapa rubrik ini begitu penting? Karena tak banyak umat Islam yang tahu, ternyata faktor yang menyebabkan kemenangan dan kekalahan suatu pertarungan, sangat dipengaruhi oleh sejauh mana peran intelijen di dalamnya.
Semakin kuat dan bisa diandalkannya intelijen suatu negara atau kelompok tertentu, maka semakin besarlah peluang untuk memenangkan pertempuran, baik dalam hal pemikiran, ideologi maupun dengan senjata.
Rubrik ini tidak bermaksud membeberkan suatu informasi yang sesungguhnya menjadi rahasia negara atau kelompok manapun. Akan tetapi lebih kepada memberi wawasan kepada pembaca, sekaligus memberi pemahaman tentang dunia intelijen, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Tak dipungkiri, salah satu kelemahan umat Islam dewasa ini disebabkan lemahnya peran intelijen. Akibatnya, umat Islam acapkali menjadi target sasaran empuk musuh-musuh Islam yang hendak melemahkan perjuangan para pejuang Islam. Tanpa kita sadari, kekuatan intelijen musuh-musuh Islam berkali-kali mematahkan dan menggagalkan cita-cita kaum Muslimin. Bahkan mereka melakukan serangan balik dengan terus mengebiri, mengambinghitamkan, sampai melucuti gerak dan langkah para mujahid. Itulah sebabnya, peran intelijen sangat signifikan untuk mengcounter dan mematahkan serangan lawan.
….Tanpa kita sadari, kekuatan intelijen musuh-musuh Islam berkali-kali menggagalkan cita-cita kaum Muslimin. Itulah sebabnya, peran intelijen sangat signifikan untuk mengcounter dan mematahkan serangan lawan….
Sebagai pengantar, intelijen merupakan salah satu unsur dari manajemen yang telah digunakan oleh manusia sejak zaman prasejarah. Ilmu intelijen bahkan berkembang menjadi salah satu unsur manajemen perang sejak 400 tahun sebelum masehi.
Salah satu tugas pokok dari intelijen adalah kemampuan menggambarkan perkiraan keadaan yang akan terjadi secara tepat untuk mendapatkan informasi penting. Targetnya adalah memenangkan peperangan. Selain itu, fungsi intelijen juga memperkecil resiko yang timbul, baik terhadap manusia (pasukan) maupun peralatan (logistik). Intelijen itu mencakup empat hal penting, yakni terhadap pasukan sendiri (internal), pasukan lawan, medan atau lokasi di lapangan dan cuaca.
Intelijen diambil dari kata intelligence yang berarti kecerdasan. Tapi dalam praktiknya, pemahaman intelijen mengalami pergeseran. Sehingga mendapat stigma negatif dari masyarakat. Karena sudah menjadi alat penguasa yang otoriter dan sadis.
Seperti kita ketahui, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam adalah seorang pemimpin yang ahli strategi perang. Beliau mengenalkan strategi intelijen sudah 14 abad lalu. Untuk kepentingan intelijen dan kerahasiaan militer, Nabi menyimpan rapat-rapat informasi jumlah pasukan ini bahkan kepada istri tercintanya, Siti Aisyah atau pada shahabat kepercayaannya sendiri, Abu Bakar Ash-Shidiq.
Ahlan wasahlan, selamat datang di zona “secret.” [desastian/voa-islam.com]