JAKARTA (VoA-Islam) – Ingin tahu, apa isi otak seorang Irshad Manji yang ia ungkapkan, baik melalui lisan maupun goresan tulisan?
Menelisik lebih jauh tentang siapa Irshad Manji, ternyata ia punya bakat “nyeleneh” dan benih kesesatan sejak berusia 14 tahun.
Betapa tidak, ia sering membuat guru madrasahnya jengkel, saat Manji melontarkan protes dan pertanyaaan-pertanyaan nakal tentang agama yang dianutnya (Islam).
Pertanyaan pertama Manji kecil kepada guru madrasahnya ketika itu adalah, “Mengapa anak perempuan tidak dapat memimpin do’a?".
Ia juga mempertanyakan al-Qur’an, "Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan pasukannya untuk mengusir Yahudi, padahal al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai pesan kasih sayang?" Manji bahkan tak rela jika Yahudi disebut agressor yang melawan Islam. “Apa buktinya,” tanya Manji.
Bisa dibayangkan, pertanyaan-pertanyaan Manji kala itu membuat guru madrasahnya begitu jengkel setengah mati.
Itulah sebabnya, kenapa Manji di keluarkan dari Madrasah. Atas pertanyaan-pertanyaan Manji, membuatnya gamang dan mencapai kebuntuan tertinggi. Kegamangan itulah yang ia tuangkan dalam buku yang ditulisnya berjudul The Trouble With Islam Today.
Buku tersebut merupakan surat terbuka Manji yang mengkalim dirinya menyuarakan Muslim untuk sebuah perubahan, bahkan untuk warga masyarakat di seluruh dunia.
“Ini tentang mengapa komunitas iman saya perlu berdamai dengan keragaman ide, keyakinan dan orang-orang di alam semesta, dan mengapa non-Muslim memiliki peran penting dalam membantu kita sampai di sana,” demikian Manji dalam buku sampahnya itu.
Membebaskan Diri dari Syariat
Manji sepertinya hendak membebaskan umat Islam dari belenggu yang memasungnya dalam menjalankan praktek syariat Islam dan cara pandang menyikapi persoalan.
Manji merasa risih ketika terjadi penyalahgunaan oleh mereka yang menggunakan bendera Islam. Ia menuduh, kebanyakan Muslim tidak tahu bagaimana perbedaan pendapat, perdebatan, atau mereformasi dirinya sendiri.
Bukunya The Trouble with Islam Today berupaya mendikte umat Islam, ihwal bagaimana dapat kembali menemukan tradisi Islam yang hilang dari pemikiran mandiri - yang dikenal sebagai "ijtihad" - dan kembali menemukannya tepat untuk memperbarui praktik-praktik Islam untuk abad ke-21.
Kata Manji, kesempatan untuk memperbarui Islam sangat tersedia bagi Muslim di Barat, karena di Barat ia dapat menikmati kebebasan untuk berpikir, mengungkapkan sesuatu, menghadapi tantangan tanpa rasa takut akan pembalasan negara. Menurutnya, reformasi Islam dimulai dari Barat.
Secara dangkal, Manji berpendapat, bahwa orang-orang di seluruh dunia Islam perlu tahu, bahwa Allah memberikan hak setiap hambanya untuk berpikir sendiri.
The Trouble with Islam Today menguraikan kampanye global untuk mempromosikan pendekatan pluralistik dan progresif Islam. “Saya menyebutnya kampanye non-militer "Operasi Ijtihad."
Pada gilirannya, dukungan Barat dari kampanye ini akan memperkuat keamanan nasional, sehingga Operasi ijtihad menjadi prioritas bagi kita semua yang ingin hidup bebas dari segala fatwa,” kata Manji ngaco.
Yang selalu menjadi kegelisahan Manji adalah ia tidak bisa mendamaikan dunia yang terbuka dan toleran. Dogma Islam dikatakan Manji sebagai sesuatu hal yang kaku, begitu fanatik. “Tapi aku memiliki iman yang cukup untuk mengajukan banyak pertanyaan,” tukas Manji.
Manji mengatakan, selama 20 tahun terakhir, “Saya telah mendidik diri sendiri tentang Islam. Akibatnya, saya telah menemukan sisi pencerahan agama saya - dalam teori.” Sikap vokal Manji tentang perubahan (reformasi Islam) membuatnya tersesat, dan setiap pemikiran nyeleneh yang diusungnya kerap mengatasnamakan Allah.
Sesumbar, Manji mengatakan, Nabi Muhammad mengajarkan bahwa agama adalah cara kita melakukan sesuatu terhadap orang lain. Dengan standar itu, bagaimana kita berperilaku Muslim.
Kebanggaan Manji sebagai Muslim tak bisa dipertanggungjawabkan ketika ia ingin membebaskan dirinya dari Syariat Islam sebagai garis kebijakan Ilahi. Ia ingin mereformasi dirinya sendiri atas nama Islam.
Manji’s Trouble
Itu sebabnya Manji merasa bebas dan bergairah berbicara. Itu karena ia menyebut dirinya Refusenik Muslim. Dengan segala resiko, Manji siap menanggung segala konsekuensinya ketika ia memproklamirkan dirinya sebagai Muslim Refusenik.
Kebencian, kemarahan dan ancaman pembunuhan yang menimpa Manji pun dianggap sebagai konsekuensi. “Saya menolak untuk bergabung dengan pasukan robot atas nama Allah.”
Rupanya Manji terinspirasi dengan Refuseniks Yahudi - tentara yang memprotes pendudukan militer di Tepi Barat. Itulah sebabnya, Refuseniks Muslim menjadi pilihan Manji dalam beragama.
Lebih jauh, Manji mempertanyakan, “Apakah Anda akan menyerah pada intimidasi yang disebut "rasis", atau Anda akhirnya akan menantang kita umat Islam untuk mengambil tanggung jawab untuk peran kami, apa yang melanda Islam saat ini?”
Menurut Manji, buku The Trouble with Islam Today: Panggilan Muslim untuk Reformasi dalam Iman-Nya adalah upaya membangun kejujuran dan perubahan bagi setiap orang.
Jika begitu pendirian Manji, seharusnya buku itu berjudul The Trouble with Irshad Manji Today. Siapakah sesungguhnya yang trouble (bermasalah)? Yang pasti, Trouble itu ada pada diri Manji itu sendiri. Desastian