View Full Version
Kamis, 24 May 2012

Dokter Mata-Mata CIA di Pakistan Dihukum 33 Tahun

Amerika Serikat melakukan operasi besar-besaran di Afghanistan dan Pakistan, yang bertujuan menghancurkan kekuatan Taliban dan Al-Qaidah. Sepanjang tahun. Sejak peristiwa 11 September 2001, di mulai perburuan terhadap Taliban dan Al-Qaidah. Usaha perburuan dan penghancuran terhadap gerakan jihad itu, berlangsung dengan sangat keras, dan melibatkan operasi intelijen dalam skala yang sangat luas.

Operasi intelijen yang sangat luas  itu, melibatkakn jaringan intelijen dunia, yang dikoordinasikan oleh CIA. Semua operasi intelijen itu sifatnya tertutup. Operasi yang bertujuan menghancurkan Taliban  dan Al-Qaidah itu, melibatkan intelijen Inggris, Jerman, Perancis, Pakistan, Arab Saudi, Yaman, Yordania, Turki, Mesir, Afghanistan,  dan sejumlah negara lainnya. Mereka melakukan koordinasi dibawah CIA.

Operasi intelijen CIA dan Sekutunya ingin mendapatkan informasi dan mengetahui tokoh-tokoh Taliban dan Al-Qaidah, yang kemudian CIA melakukan "ekskusi" dengan menggunakan operasi militer, baik menggunakan pesawat tanpa awak (drone), atau operasi militer langsung seperti terhadap tokoh dan pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin.

Operasi intelijen itu selalu menggunakan "cover" (penyamaran) dan bersifat "under cover" (tertutup), yang tidak dapat diketahui oleh umum. Seperti operasi mencari jejak tokoh-tokoh Taliban dan Al-Qaidah, semua menggunakan "cover" dan "undercover", yang tidak dapat diketahui. Semua operasi itu memiliki "sop" (standar operasi) yang bersifat baku. Tetapi, yang menentukan adalah tindakan "surveilence" (penjajakan) yang dilakukan oleh seorang agen.

Dalam operasi intelijen yang menemukan objek  seperti tokoh Al-Qaidah itu, CIA menggunakan agen-agen lokal, dan orang-orang yang direkrut di sebuah negara, yang menjadi tempat objek dari operasi CIA, dan sangat terlatih, dan memiliki kemampuan yang tinggi, khususnya dalam penjejakan. Seperti semua sudah menjadi "modus" dalam sebuah  operasi intelijen.

Seperti CIA yang ingin menghancurkan tokoh-tokoh Taliban dan Al-Qaidah, tidak semata-mata mengandalkan cara-cara konvensional, menggunakan agen-agen intelijen yang ada, yang menjai kompartemennya, tetapi CIA memiliki anggota-anggota yang direkrut langsung di mana berlangsung operasi, seperti di Pakistan dan Afghanistan. Mereka ini yang menjadi sumber informasi dan mata pentunjuk menuju sasaran objek yang akan dihancurkan.

Terlacaknya tokoh Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, berkat informasi dari seorang dokter Pakistan, yang sudah dibina oleh CIA, dan memberikan informasi yang sangat penting (A1-sangat dipercaya), yang akan menentukan langkah dan tindakan. Akurasi dan validitas (kebenaran) informasi itu, sebagai data intelijen itu, selalu dievaluasi oleh pusat di CIA-Langley, Amerika Serikat. Informasi itu akan selalu dievaluasi oleh sebuah tim, dan melibatkan sebuah tim "kontra intelijen", apakah informasinya itu berniali atau palsu.

Sesudah diuji tentang informasi yang sifatnya masih mentah itu, dan memiliki kebenaran, CIA baru akan melakukan tindakan berikutnya, yang diikuti dengan surveilence (penjajakan) terhadpa objek. Seperti terhadap lokasi tempat tinggal Usamah bin Ladin di Abottabad, Islamabad, Pakistan itu, sudah lebih dari satu tahun informasi itu didapatkan oleh CIA, dan CIA melakukan  pengamat dengan menggunakan alat-alat penyadap yang sangat sensitif, guna memastikan bahwa petunjuk dari agen CIA, itu benar-benar dipastikan.

Tindakan operasi militer yang terakhir dilakukan CIA itu, hanya kalau objek sasaran itu sudah dapat dipastikan, berdasarkan sumber-sumber informasi yang sudah diolah dikantor Pusat CIA. Jejak Usamah bin Ladin, sudah diketemukan oleh seorang agen, melalui penyadapan, dan informasi lapangan dari operasi yang bersifat "undercover"  oleh seorang agen yang menggunakan "cover" sebagai dokter. Barulah kemudian CIA dan Menteri Pertahanan, Kepala Staf Gabungan, memberikan informasi kepada Presiden, dan Presiden menyetujui operasi militer.

Kemudian, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa Afridi dan timnya telah menjadi faktor kunci dalam menemukan bin Laden, dan Panetta menjelaskan bahwa Afridi yang berprofesi sebagaii dokter menjadi faktor kunci yang akhirnya memberikan informasi pentinga bagi  CIA, dan menemukan lokasi Usamah bin Ladin.

Seorang dokter Pakistan yang membantu operasi CIA, dan berhasil  menemukan Usama bin Ladin, itu sekarang dipenjara selama 33 tahun. Bagi CIA sudah tidak penting lagi, Afridi, karena sudah berhasil "mengekskusi" tokoh yang paling dicari oleh Amerika Serikat.

Afridi yang sekarang meringkuk di penjara, karena melakukan pengkhianatan, sementara ini dibiarkan oleh Amerika. Tetapi, suatu saat Afridi akan bebas, dan operasi berikutnya, CIA akan melibatkan  Gedung Putih membebaskan Afridi yang sudah sangat berjasa memberikan operasi tentang Usamah bin Ladin.

Usamah bin Ladin sudah syahid, Mei lalu. Operasi itu melibatkan pasukan elite Amerika Serikat Navy Seal, dan tanpa sepengetahuan intelijen Pakistan, ISI, saat berlangsung operasi di Abottabad itu. Sungguh liku-liku operasi intlijen itu, sangat luar biasa.

Saat berlangsung operasi melakukan "pembunuhan" terhadap tokoh Al-Qaidah, seluruh pejabat tinggi Amerika Serikat, termasuk Presiden Barack Obama, ikut menyaksikan jalannya operasi di Room Operation di Gedung Putih. Operasi yang sangat menenggangkan semua pejabat tinggi Amerika Serikat itu berlangung sangat cepat, kurang dari satu jam.  Sukses. Itulah operasi intelijen CIA.

Tengah malam waktu Amerika Serikat, Obama mengumumkan tentang kematian Usamah bin Ladin. Kafirin dan musryikin seluruh dunia gemuruh bertepuk tangan, dan menyambut gembira atas kematian Usamah bin Ladin.Mereka menyambut dengan menari-nari di jala, kedai, kafe, dan tempat hiburan, sambil minum, memasang poster di rumah-rumah, dan tempat keramaian. Begitulah kafirin dan musyirikan yang selalu memusuhi agama Allah Azza Wa Jalla.

Peristiwa kematian Usamah bin Ladin itu, langsung menaikkan populeritas Barack Obama, yang bagai meteor melejit. Semua itu berhasil dengan sukses hanyalah berkat kerja seorang agen Pakistan, yang bernama Afridi.(af)


latestnews

View Full Version