View Full Version
Selasa, 19 Jun 2012

Pentagon Sangat Prihatin Atas Kemenangan Islamis

Jakarta (voa-islam.com) Di tengah-tengah krisis yang terjadi di Mesir, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, melakukan ke kunjungna ke Cairo. Leon Panetta bertemu dengan Ketua Dewan Agung Militer (SCAF), Marsekal Husien Tantawi, dan melakukan pembicaraan tentang situasi Mesir, pasca pemilihan, Senin (19/6/2012)

Pentagon mengatakan  pihaknya "sangat prihatin" tentang dekrit militer Mesir yang mengubah  konstitusi, dan memberikannya kekuasaan besar, termasuk kontrol legislatifm oleh militer.

Situasi di Mesir benar-benar menjadi sangat serius, dan akan mengancam keamanan regional, pasca keputusan yang diambil oleh militer Mesir, yang membatalkan hasil pemilihan parlemen, dan membubarkan parlemen Mesir. Langkah kudeta yang dilakukan militer itu, menurut Panetta akan berdampak buruk bagi situasi regional di Timur Tengah. Justru akan menimbulkan kekacauan keamanan yang akan mengancam seluruh keamanan di Timur Tengah.

"Kami sangat prihatin tentang amandemen baru yang baru diumumkan oleh militer, yang mengambil alih kekuasaan sipil, termasuk waktu pengumuman  pemilihan presiden," kata juru bicara George Little kepada wartawan. Keputusan Mahkamah Konstitusi, dewan militer yang berkuasa (SCAF) akan mempertahankan kekuasaan, sampai sampai parlemen baru terpilih.

SCAF ini juga akan bertanggung jawab untuk memutuskan semua hal yang berkaitan dengan angkatan bersenjata dan kepala SCAF, bukan presiden yang baru,dan akan menjadi kepala angkatan bersenjata sampai konstitusi baru. Presiden hanya dapat menyatakan perang dengan persetujuan SCAF itu.

Mahkamah Konstitusi Mesir atas desakan militer membatalkan parlemen Mesir yang di dominasi oleh kalangan Islamis, Kamis lalu. Mahkamah Konstitusi, memutuskan  sepertiga anggotanya terpilih secara ilegal, dan kemudian militer mengumumkan bahwa  menganggap parlemen wajib dibubarkan.

Juru bicara Pentagon mengatakan Amerika Serikat menyerukan SCAF untuk menyerahkan "kekuasaan penuh" kepada para pemimpin sipil seperti yang telah dijanjikan. "Kami mendukung rakyat Mesir dan harapan mereka bahwa SCAF akan menyerahkan kekuasaan penuh ke pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis, sebagai SCAF diumumkan sebelumnya," katanya.

"Kami akan terus mendesak SCAF untuk melepaskan kekuasaan kepada pemerintah terpilih sipil," katanya.

Sementara itu, Gerakan Ikhwanul Muslimin,menolak pembubaran parlemen, dan Mahkamah Konstitusi tidak berhak membubarkan badan parlemen yang dipiliih langsung oleh rakyat Mesir.

"Parlemen tetap berlaku dan memegang kekuasaan legislatif dan kontrol," kata pejabat Partai Kebebasan dan  Keadilan, yang menjadi sayap politik  politik Ikhwanul Muslimin, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan beberapa jam,  setelah Gerakan Islam Ikhwan mengumumkan kemenangan Mursi, di Cairo.

Leon Panetta yang bertemu dengan Menteri Pertahana Mesir Marsekal Husien Ahmed Tantawi, yang berperan menjadi Ketua Dewan Agung Militer Mesir, menegaskan akan terjadi kekacauan politik yang sangat luas, yang akan menambahkan situasi yang tidak terkendali di seluruh kawasan.

Leon Panetta, menyinggung kemungkinan krisis yang akan dipikul militer, bila membatalkan seluruh hasil pemilu dan pemilihan presiden, yang akan diambil militer.

Nampaknya, Amerika Serikat itu, menginginkan langkah kompromi, sambil tetapi mempertahankan hegenominya di Timur Tengah. Tidak mungkin akan mengambil resiko konflik terbuka seperti yang terjadi di Aljazair, tahun l992, di mana militer membubarkan parlemen dan membubarkan FIS, dan disusul dengan kekacauan selama satu dekade.

Beban krisis politik dan keamanan sekarang secara global, dan menghadapi situasi di Timur Tengah, khususnya krisis nuklir dengan Iran, yang dianggap menjadi ancaman baru. Amerika ingin membangun keseimbangan baru dengan kekuatan politik yang ada, yang merupakan hasil dukungan rakyat.

Amerika Serikat menghadapi situasi Iran, Suriah, Yaman, Somalia, dan Libya, dan kawasan lainnya, termasuk beban penarikan Amerika Serikat dari Afghanistan. Nampaknya, Amerika Serikat tidak ingin mendapatkan beban baru, yang akan menambah situasi krisis, yang sekarang sudah ada. Terutama di Timur Tengah dan Dunia Arab.mi.


latestnews

View Full Version