(Voa-Islam) - Tidak banyak kaum muslimin yang tahu peristiwa yang terjadi di Suriah. Banyak diantara kaum muslimin yang menyangka kebiadaban rezim Suriah tersebut semata-mata didasari oleh kepentingan politik untuk menyelamatkan kekuasaan rezim Partai Ba’ts, partai sosialis yang telah mengcengkram rakyat Suriah selama puluhan tahun dengan kekuatan senjata.
Kebiadaban rezim Baath di Suriah sesungguhnya juga dilator-belakangi oleh faktor ideologi dan agama. Dalam hal ini, Partai Baath telah didominasi oleh kelompok Nushairiyah sejak era Hafizh Al-Asad.
Kelompk Nushairiyah merupakan bagian dari sekte Syi’ah ekstrim yang telah dihukumi murtad dari Islam oleh seluruh ulama kaum muslimin. Jadi, rezim Syi’ah Ekstrim, kini tengah mempertontonkan kebiadabannya kepada mayoritas rakyat yang beragama Islam, Ahlus Sunnah wal Jamaah. Demonstrasi damai versus kebiadaban militer di Suriah sejatinya adalah pertarungan dua agama: Islam versus Nushairiyah.
Tidak heran, bila Iran yang beragama Syi’ah Imamiyah (bisa juga disebut Syi’ah Itsna Atsariyah atau Syi’ah Ja’fariyah) getol memberi dukungan militer, politik, dan ekonomi kepada rezim Syi’ah Suriah. Dua Syi’ah ekstrim telah bertemu untuk menghabisi musuh bersama -- mayoritas rakyat Suriah yang beragama Islam aliran Ahlus Sunnah.
Bila ditambah kekuatan Syi’ah Lebanon (dengan milisi Hizbul Laata – plesetan dari nama sebenarnya, Hizbullah), kekuatan Israel, dan Kristen Libanon yang juga memusuhi Ahlus Sunnah, maka rakyat Sunni Suriah tengah terkepung dari segala penjuru.
Umat Islam sedunia sudah seharusnya terus memberi dukungan kepada perjuangan rakyat Suriah, sebagaimana dukungan mereka kepada perjuangan rakyat muslim Mesir, Tunisia, dan Palestina. Para ulama dan tokoh umat Islam wajib membongkar kedok rezim Nushairiyah Suriah, sehingga wala’ dan bara’ kaum muslimin semakin jelas.
Fatwa Ulama soal Nushairiyah
Berikut ini fatwa ulama Islam yang menjelaskan hakekat kelompok Nushairiyah dan Partai Baath.
Nushairiyah adalah salah satu kelompok Syi’ah ekstrim yang muncul pada abad ketiga Hijriyah. Berbagai aliran keagamaan yang kafir seperti Bathiniyah, Ismailiyah, Budha, dan sekte-sekte kafir yang berasal dari agama Majusi masuk bergabung ke dalam kelompok Nushairiyah. Adapun Nushairiyah banyak terdapat di Suriah dan negara-negara yang bertetangga dengan Suriah.
Nushairiyah menisbatkan kelompoknya kepada seorang yang bernama Muhammad bin Nushair An-Numair, yang mengklaim dirinya sebagai nabi dan menyatakan bahwa Abul Hasan Al-Askari – Imam ke-11 kelompok Syi’ah – adalah tuhan yang telah mengutus dirinya sebagai nabi.
Ajaran agama Nushairiyah tegak di atas dasar akidah yang rusak dan ritual-ritual ibadah yang usang hasil pencampur-adukkan dari ajaran Yahudi, Nasrani, Budha dan Islam. Diantara akidah sesat kelompok Nushairiyah adalah:
“Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Haidarah (seekor singa, julukan Ali) kesatria yang terpercaya.
Tiada hijab (penghalang) atasnya kecuali Muhammad Ash-Shadiq Al-Amin (yang jujur lagi terpercaya).
Dan tiada jalan menujunya kecuali Salman Dzul Quwwatil Matin (pemilik kekuatan yang perkasa).
Pada zaman dahulu keberadaan agama sesat Nushairiyah ini terbatas pada sebuah tempat di negeri Syam dan mereka tidak diberi peluang untuk memegang posisi dalam bidang pemerintahan maupun bidang pengajaran, berdasar fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Keadaan itu terus berlanjut sampai akhirnya penjajah Perancis menduduki negeri Syam. Perancis memberi mereka julukan baru “ Al-Alawiyyin (keturunan atau pendukung Ali bin Thalib), memberi mereka kesempatan mendiami seantero negeri Syam, dan mengangkat mereka sebagai pemegang jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan penjajah Perancis di Syam.
Adapun pendapat para ulama Islam tentang kelompok Nushairiyah, telah menyatakan Nushairiyah adalah kelompok yang telah keluar dari Islam (murtad), karena agama mereka tegak di atas dasar syirik, keyakinan reinkarnasi, pengingkaran terhadap kehidupan setelah mati, surga, dan neraka. Syeikh Ibnu Taimiyah telah ditanya tentang status kelompok Nushairiyah, maka beliau menjawab:
“Kelompok yang dinamakan Nushairiyah tersebut dan seluruh kelompok Qaramithah Bathiniyah (salah satu sekte Syi’ah yang ekstrim) yang lain adalah orang-orang yang kekafirannya lebih parah dari kekafiran kaum Yahudi dan Nasrani. Bahkan kekafirannya lebih berat dari kekafiran kebanyakan kaum musyrik.
Bahaya mereka (kelompok Nushairiyah dan Qaramithah Bathiniyah) terhadap kaum muslimin lebih besar dari bahaya kaum kafir yang memerangi Islam, karena mereka menampakkan dirinya sebagai orang-orang Syi’ah yang loyal kepada ahlul bait di hadapan kaum muslimin yang bodoh, Padahal sejatinya, mereka tidak beriman kepada Allah, Rasul-Nya, Kitab-Nya, perintah, larangan, pahala, siksa, surga, neraka, maupun seorang rasul sebelum Nabi Muhammad Saw.
Mereka juga tidak mengimani adanya ajaran rasul dan agama samawi terdahulu apapun. Mereka hanya mengambil sebagian firman Allah dan sabda Rasul-Nya yang dikenal di kalangan ulama Islam, lantas mereka melakukan ta’wil sesat yang mereka ada-adakan dan mereka klaim sebagai ilmu bathin.”
Syaikh Ibu Taimiyah melanjutkan jawabannya, “Sudah diketahui bersama bahwa pesisir pantai negeri-negeri Syam jatuh jatuh ke tangan pasukan Nasrani (tentara Salib) dari arah mereka (kelompok Nushairiyah). Mereka selalu membantu setiap musuh Islam. Menurut mereka, diantara musibah terbesar yang menimpa mereka adalah kemenangan kaum muslimin atas pasukan Tartar.” (Desas/Hilal Ahmar)