View Full Version
Kamis, 05 Jul 2012

Yaser Arafat Mati Diracun Mossad

Walaupun Pemimpin PLO (Palestine Liberation Organitation) Yasser Arafat sudah menjadi bagian dari Zionnis-Israel, dan mengubah seluruh dasar perjuangan PLO, tetapi Zionis-Israel masih tetap tidak percaya terhadap Arafat.

Afarat sudah mengubah prinsip perjuangan dari perjuangan bersenjata menjadi perjuangan politik. Seluruh kekuatan militernya dilucuti. Yasser Arafat mengikuti irama Zionis-Israel dan Amerika Serikat, yaitu meniggalkan perjuangan militer, saat menghadapi Zionis-Israel, dan bersedia mengadopsi pernjanjian Oslo (Norwegia).

Di mana pernjajian Oslo itu, mengubah diktum perjuangna PLO, yang sudah berlangsung berpuluh tahun, itu menjadi pejuangan yang seperti diinginkan Zionis-Israel.

PLO dan Arafat memberikan pengakuan hak hidup atas Zionis-Israel, membuang dalam piagamnya yang ingin membuang Zionis Israel ke laut. Menghapus Israel dari peta bumi Palestina. Justeru Arafat telah melalukan kompromi dengna Zionis Israel. Semua itu, membuat perjuangan PLO, menjadi kerdil. Tidak lagi memiliki pengaruh.

Kendatipun demikian Yasser Arafat masih tetap menjadi musuh Zionis-Israel. Dendam Menteri Pertahanan Israel Ariel Sharon, yang gagal membunuh Yasser Arafat di Lebanon, tahun l982, membuat pemimpin Zionis-Israel, masih tetap menyimpan sisa dendam menghabisi Arafat.

Saat Ariel Sharon menjadi perdana menteri, langkah menghabisi Yasser Arafat itu, kemudian menjadi kebijakan resmi pemerintah Israel. Maka, melalui Mossad, yang waktu dipimpin Mir Dagan, mencanangkan pembunuh terhadap Arafat. 

Yasser Arafat, meninggal pada 2004,melaui operasi intelijen yang dijalankan oleh Mossad, melalui orang-orang dekatnya Yasser Arafat, termasuk isterinya Suha, dan memasukkan racun  polonium, yang menyebabkan Arafat tewas.

Tewasnya Yasser Arafat itu, merupakan sebuah temuan penelitian laboratorium yang dilakukan di Swiss dan dikutip dalam laporan Al-Jazeera, Selasa.

Analisis ini difokuskan pada sampel biologis yang diambil dari barang-barang pemimpin Palestina oleh rumah sakit militer di Paris di mana dia meninggal, menurut Francois Bochud, kepala Institut Fisika Radiasi di University of Lausanne.

"Kesimpulannya bahwa kami menemukan beberapa polonium signifikan yang hadir dalam sampel," kata Bochud Al-Jazeera.

Polonium digunakan untuk membunuh mantan mata-mata Rusia Kremlin  Alexander Litvinenko, yang meninggal pada tahun 2006 setelah minum teh dicampur dengan zat radioaktif di sebuah hotel di London. Litvinenko, yang awalnya menjadi agen mata-mata Rusia, tetapi kemudian membelot dan menjadi oposisi terhadap pemerintah Kremlin.

Arafat, seorang pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang memimpin perjuangan untuk mencapai negara Palestina selama hampir empat dekade, meninggal pada tanggal 11 November 2004, setelah beberapa minggu, menjalani perawatan di rumah sekit militer Perancis.

Yasser Arafat  diterbangkan ke Perancis dari markasnya yang terkepung oleh pasukan Zionis-Israel ddi Tepi Barat. Arafat dikepung oleh pasukan Zionis-Isael, dan dipaksa keluar dari Ramallah.

Kemudian, ketika kondisi sudah tidak memungkinkan pemimpin PLO itu, diterbangkan ke Perancis, dan dibunuh di Perancis. Ini sebuah konspirasi antara pemerintah Perancis dengan rezim Zionis-Israel, yang dengan sengaja ingin memusnahkan pemimpin PLO.

Dokter Perancis yang merawat Arafat pada hari terakhirnya tidak bisa menentukan penyebab kematian. Pejabat Prancis menolak untuk memberikan rincian kondisinya, mengutip undang-undang privasi, memicu sejumlah rumor dan teori-teori tentang hakikat penyakitnya.

Arafat mati pada usia 75. Para pejabat Palestina mengatakan, bahwa Arafat diracuni oleh Israel, tetapi penyelidikan waktu itu, belum ada yang memastikan penyakit yang diderita Arafat, dan mengesampingkan kanker, AIDS atau keracunan, di tahun 2005.

Untuk mengkonfirmasi teori bahwa Arafat  mati diracun oleh polonium  diperlukan  menggali kuburannya, dan mengambil sampel tulang-tulangnya, dan bagian-bagian tubuh  Arafat, kata Bochud.

Sementara itu, Perdana Israel, Ariel Sharon, yang memerintahkan membunuh Yasser Arafat itu, sampai sekarang belum mati, dalam  keadaan koma, akibat terkena serangan stroke yang sudah berlangsung hampir sepuluh tahun, dan hidup seperti tengkorak, tinggal tulang dan kulit, dan sebagian tubuhnya sudah rusak. mhd.

    


latestnews

View Full Version