Washington (voa-islam.com) Presiden Amerika Serkat Barack Obama mengubah secara total kebijakan luar negerinya, dan meninggalkan gaya Presiden George Bush, yang selama ini menggunakan kekuatan militernya secara langsung menghadapi militan Islam dengan invasi militer. Tetapi, Obama menggunakan cara yang lebih effesien (sedikit resiko), ketika menghadapi militan Islam.
Di masa pemerintahan Presiden Bush, cara-cara yang dilakukannya dengan mengerahkan seluruh armada militer, dan langsung melakukan invasi ke suatu negara, yang dipandang menjadi ancaman nasionalnya. Bush mengeluarkan dana anggaran triliuan dollar, menghadapi militan Islam, dan mengerahkan kekuatan militer secara eskalatif.
Sementara itu, Obama sekarang secara radikal kebijakan luar negerinya, terutama dibidang keamanan, khususnya dalam menghadapi militan Islam. Di mana sekarang Amerika Serkat lebih mengandalkan operasi intelijen. Karena itu, mantan Kepala CIA, sekarang dipilih orang yang sangat dekat dengan Obama, yaitu diangkat menjadi Menteri Pertahanan, Leon Panetta. Leon Panetta yang Yahudi itu, dan mempunyai hubungan dekat dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, sekarang menjadi orang kepercayaannya, dan dialah yang menjadi pernahkepala CIA, dan sekarang menjadi menteri pertahanan.
Di masa krisis ekonomi sekarang ini, Obama sangat mengadalkan operasi intelijen, menghadapi kelompok militan Islam, dan terus melakukan operasi intelijen di setiap negara di dunia. Di mana sudah dipetakan kekuatan-kekuatan militan Islam, yang dianggap menjadi ancaman potensial bagi keamanan nasional Amerka Serikat. CIA dengan dukungan data informasi intelijen dan kerjasama dengan intelijen berbagai negara, secara efektif berhasil mereduksi kekuatan militan Islam di berbagai negara Islam.
Opeasi ini terus berlanjut, dan kerjasama antara CIA dan Departemen Pertahanan Amerika, secara efektif berhasil melakukan langkah-langkah mengurangi ancaman keamanan nasional bagi Amerika Serkat. Dengan pesawat tanpa awak (drone), Amerika Serikat terus memburu tokoh-tokoh Islam yang dipandang menjadi ancaman. Termasuk menghancurkan jaringan al-Qaidah di berbagai wilayah. Sudah lebih 3.000 tokoh pejuang Islam, yang gugur akibat serangan drone.
Amerika Serikat dengan menggunakan pasukan komando Angkatan Laut, SEAL, berhasil menewaskan tokoh al-Qaidah, Usamah bin Laden, yang selama ini menjadi momok bagi Amerika Serikat. Pesawat drone Amerika Serikat yang dikendalikan CIA, berhasil pula menewaskan Anwar al-Aulaqi, di Yaman.
Dengan data satelit dan informasi lapangan yang sangat akurat, melalui penelitian intelijen, yang menggunakan berbagai cover (penyamaran), berhasil mendeteksi secara dini, seluruh kekuatan militan Islam, diberbagai negara, dan termasuk tokoh-tokoh, yang posisi mereka.
Data-data informasi yang diolah oleh CIA itu, kemudian dilanjutkan kepada Departemen Pertahanan, dan kemudian diserahkan kepada NSC (National Security Council), yang terdiri dari Presiden, Menteri Pertahan, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata, Kepala CIA, dan Menlu, kemudian mengambil keputusan mengeksekusi. Siapa tokoh-tokoh militan Islam, yang harus dimusnahkan.
Dengan ongkos biaya yang lebih sedikit, Obama berhasil mencapai tujuan strategisnya, mengurangi dan meminimalkan ancaman strategis bagi kepentingan Amerika Serikat di seluruh dunia. Khususnya di dunai Islam. Inilah langkah baru Obama yang sekarang ini, benar-benar sangat brilliant menghadapi ancaman militan Islam. Cara-cara yang diambil oleh Obama ini, semakin mengkawatirkan bagi masa depan hubungan dunia Islam dengan Amerika Serikat di masa depan.
Kekuatan-kekuatan Islam menghadapi kebijakan luar negeri Amerika Serkat, yang eksessif (berlebihan), dan terus melakukan tindakan preventif dengan menggunakan gabungan operasi intelijen dan militer, melalui serangan udara, pesawat tanpa awak (drone), telah menimbulkan banyak korban. Karena tidak jarang yang menjadi sasaran itu, meleset dan yang menjadi korban warga sipil, bukan tokoh militan Islam.
Karena itu, kebencian terhadap pemerintah Amerika Serkat semakin meningkat. Amerika Serikat sekarang menghadapi kesulitan untik exit (keluar) dari Afghanistan. Karena, akses jalan darat, melalui Pakistan sudah tidak mungkin, karena ditutup. Satu-satunya jalan memulangkan pasukan darat Amerika Serkat dan Nato, yang berjumlah 150.000 personil, hanyalah melalui pelabuhan Karachi. Sedangkan mencapai pelabuhan Karachi tidak mudah, tanpa menghadapi gangguan dari para pejuang Taliban.
Amerika Serikat dan Barack Obama harus membayar segela kejahatannya terhadap Muslim, yang sudah menjadi korban kebijakannya. Cepag atau lambat. af