Damaskus (voa-islam.com) Presiden Suriah Bashar al-Assad menyerahkan senjata kimia kepada kelompok Syiah-izbullah Libanon, ungkap pembelot Suriah kepada Times of London.
Mantan jenderal Suriah yang memmbelot, Mayor Jenderal Adnan Sillu, mengatakan, selain mengalihkan senjata kepada Hizbullah, Suriah telah menggunakan senjata kimia dalam menghadapi rakyat Suriah, sebagai pilihan terakhir," ungkap Times.
"Kami berada dalam diskusi serius tentang penggunaan senjata kimia, termasuk bagaimana kita akan menghadapinya," kata Sillu. "Kami membicarakan hal ini sebagai pilihan terakhir - seperti jika rezim kehilangan kendali terhadap kota penting seperti Aleppo," tambah Jenderal Sillu.
Mingguan Jerman Der Spiegel menyatakan bahwa Suriah, dan melakukan pengiriman senjata kimia pada akhir Agustus.
"Lima atau enam peluru kosong diciptakan untuk memberikan bahan kimia ditembakkan oleh tank dan pesawat, di sebuah situs yang disebut Diraiham di gurun dekat desa Khanasir," timur dari kota Aleppo, ungkap Der Spiegel melaporkan.
Penelitian di pusat Safira dianggap sebagai situs pengujian terbesar Suriah untuk senjata kimia. Hal ini resmi disebut sebagai "pusat penelitian ilmiah." Petugas Iran, diyakini anggota Garda Revolusi, diterbangkan dengan helikopter untuk pengujian itu, menurut laporan saksi dikutip.
Para ilmuwan dari Iran dan Korea Utara dikatakan bekerja di kompleks, luas berpagar tertutup. Menurut badan intelijen Barat, mereka menghasilkan bahan kimia mematikan seperti sarin dan gas mustard. Senjata kimian pernah juga digunakan oleh Saddam Husien, ketika melawan kelompok Kurdi, dan banyak menelan korban. Bashar al-Assad, berusaha mengalihkan senjata kimia ke Hesbullah, sebagai pendukung utamanya.
Bulan lalu Presiden Prancis Francois Hollande memperingatkan bahwa penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah akan menjadi alasan yang sah untuk intervensi asing. hh/wb