Perang terhadap Suriah saat ini, hakekaktnya perang terhadap Iran, kata seorang jenderal Iran atas seperti dikutip kantor berita setengah resmi ILNA, Jum'at.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Hassan Feiruzabady, yang melakukan pertemuan dengan Presiden Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan disertai Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi di Damaskus awal pekan ini, Bashar al-Assad mengatakan, perang terhadap Suriah, hakekatnya perang terhadap Iran, ujar Bashar. "Suriah bukanlah target sebenarnya, tetapi targetnya adalah mengakhiri kekuatan seluruh perlawanan," kata Assad kepada Salehi.
"Bashar al-Assad mengatakan, karena Suriah merupakan garis terdepan dalam melakukan perlawanan menghadapi pendudukan Yerusalem. Hal ini karena Suriah berada di garis depan depan selama bertahun-tahun, "kata pejabat tinggi Iran. Bashar al-Assad merujuk pada pendudukan Israel oleh "penjajah Yerusalem."
Feiruzabady, dikenal karena hubungan dekatnya dengan Ayatullah Ali Khamenie, dan mengatakan bahwa "menghadapi agresi Israel sebagai salah satu tujuan utama dan ambisi revolusi Islam Iran, maka Iran dan Suriah harus bergandengan tangan dalam mencapai tujuan ini. "
Oposisi Suriah sering menuduh Teheran mendukung rezim Suriah dengan senjata. Beberapa hari terakhir telah menyaksikan beberapa pernyataan oleh pejabat Iran mengenai campur tangan Iran di Suriah.
Anggota Barat Dewan Keamanan PBB mengecam Iran yang membantu Assad dengan senjata dalam skala besar yang bertujuan menghancurkan para pejuang oposisi, yang sudah berlangsung selama 18-bulan yang bertekad menggulingkan pemerintahannya.
"Pengiriman senjata Iran kepada rezim Assad Suriah menjadi perhatian khusus," kata Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice, di depan anggota Dewan Keamanan PBB, selama berlangsugnya pertemuan, yang membahahs terhadap rezim Iran badan.
Pengiriman senjata secara besar-besaran ke Iran melalui Irak itu, dilakukan oleh pasukan Pangawal Revolusi dan Garda Republik. Iran bukan hanya saja mengirimkan senjata kepada Suriah, tetapi juga mengirimkan pasukan reguler, terdiri dari Pengawal Revolusi dan Garda Republik, guna menyelamatkan Bashar al-Assad.
Sementara itu, Bashar al-Assad menegaskan bahwa pasukan oposisi (FSA), tidak akan pernah memenangkan perang di Suriah, dan menyerukan pasukan FSA meletakkan senjata, dan melakukan dialog dengan pemerintah Suriah, tegasnya.
Duta Besar Inggris Mark Lyall Grant bergema kecaman Rice transfer senjata ke Suriah.
"Ini tidak bisa diterima dan harus dihentikan," katanya. "Ini sangat kontras dengan kehendak rakyat Suriah dan pengingat kemunafikan Iran dalam mengklaim untuk mendukung kebebasan di dunia Arab."
Jerman Duta Besar Peter Wittig mengatakan kekhawatiran tentang dukungan Iran untuk Assad "yang diperburuk oleh laporan terbaru mengganggu menunjukkan bahwa Iran adalah pengiriman senjata ke Suriah di bawah dalih kemanusiaan."
Baik Rusia maupun China, yang telah bergabung dalam veto tiga resolusi yang akan mengutuk serangan Assad terhadap oposisi,dan menolak tuduhan tentang pengiriman senjata ke Suriah.
Sejatinya, Suriah tidak pernah menjadi garda terdepan melawan Zionis-Israel, justeru ayahnya, Hafez al-Assad, berkhianat telah menyerahkan Dataran Tinggi Golan kepada Zionis-Israel dalam perang "Enam Hari", tahun l967, di mana pasukan Hafez al-Assad, meninggalkan begitu saja palagan perang,dan kemudian Dataran Tinggi Golan, dicaplok oleh Zionis. af/ab