View Full Version
Rabu, 03 Oct 2012

Muslim Moro Membuat Kesepakatan Final Dengan Pemerintah Filipina?

Kualalumpur (voa-islam.com) Muslim Moro,memulai pembicaraan perdamaian, dan akan membuat kesepakatan akhir. Keseapakatan itu, bertujuan mengakhri konflik yang menewaskan lebih dari 160.000 orang, dan akan ditandatangani pada awal pekan ini, jika empat hari pembicaraan di Malaysia berhasil.
     
Para perunding dari Moro Muslim dan pemerintah Filipina memulai putaran baru pembicaraan damai di Kuala Lumpur pada hari Selasa, bertujuan mencapai kesepakatan mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama 40 tahun  di selatan negara. Pemerintah Perunding pemerintah Filipina dan Muslim  mendekati kesepakatan damai setelah hampir 15 tahun kekerasan berlangsung.

Sebuah perjanjian perdamaian dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) akan mendirikan daerah otonom diperluas bagi umat Islam di pulau Mindanao, dan  memberi mereka kekuasaan politik dan ekonomi termasuk bagian yang lebih besar dalam pendapatan dari sumber daya alam dan peran yang lebih aktif dalam keamanan dalam negeri.

"Jalan perdamaian ini tidak begitu lama, tapi masih sangat sulit, apakah kita akan sampai di sana," kata Mohagher Iqbal, ketua perunding Muslim, kepada Reuters,  Senin malam.

Kesepakatan mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 160.000 orang, dapat ditandatangani pada awal pekan ini jika empat hari pembicaraan di Malaysia yang sukses.

Iqbal mengatakan masih ada beberapa masalah yang harus diselesaikan dalam pembicaraan terbaru, khususnya pada bentuk dan ukuran entitas politik baru, keamanan internal dan kekayaan-berbagi pengaturan.

Kedua belah pihak bekerja menuju suatu perjanjian kerangka kerja, peta jalan yang akan menciptakan daerah otonom baru, sebelum akhir masa jabatan Presiden Aquino pada 2016.

Perjanjian tersebut akan membentuk komisi 15-anggota yang memiliki transisi hingga 2015 untuk menyusun undang-undang menciptakan entitas baru untuk menggantikan daerah otonom saat ini yang telah berlangsung sejak 1989.

Sebuah konflik yang sangat panjang antara fihak Muslim dan pemerintah Filipina yang mayoritas Katolik, dan terus menerus memerangi Muslim di Selatan, tanpa henti. Mereka tidak memberikan peluang kepada Muslim, hidup secara damai, dan terus memerangi mereka. Dengan bantuan dari pasukan Amerika selama beberapa dasawarsa. 

Organisasi Konferensi Islam (OKI) pernah menjadi mediasi, tapi pemerintah Filipina tidak memiliki iktikad dan komitmen menciptakan perdamaian. Dengan kondisi seperti itu, kelompok Muslim melanjutkan perang melawan pemerintah Manila, yang meyorita Katolik. Filina mayoritas dahulunya Muslim, dan kemudian sesudah datang  penjajah Portugis, maka penjajah Eropa itu, melakukan Katolikisasi terhadap  penduduk. 

Kemudian, Muslim menyingkir ke wilayah Selatan dan berjuang menghadapi Utara, yang sangat membenci Muslim, dan  dengan kekuatan senjata. Tak ada waktu jeda dalam perjuangan melawan pemerintah tiran di Utara yang Katolik. Dukungan intenasional begitu luas bagi Muslim Moro, guna mendapatkan hak-hak dasar mereka.

Sesudah letih berperang pemerintah di Utara (Manila), kemudian mengajak perundingan, dan memberikan hak-hak dasar yang lebih luas secara politk bagi bangsa Moro yang hidup di Selatan. Inilah jalan kemenangan bagi Muslim Moro. Sesudah mereka berperang melawan penjajah di Utara. mh. 
    


latestnews

View Full Version