VOA-ISLAM.COM - Tak dapat diingkari bahwa saat ini umat Islam di beberapa belahan dunia sedang mengalami konflik. Dan fenomena tersebut akan terus berlangsung selama di dunia ini masih terdapat haq dan bathil.
Namun, sejak zaman para Nabi terdahulu para pengikut kebenaran umumnya berjumlah sedikit ketimbang para penolong kebatilan. Untuk itu diperlukan siyasah dan propritas konflik yang lebih dahulu perlu untuk dihadapi.
Para ulama ahluts tsughur tentu telah mempelajari dan meneliti pembahasan tersebut. Diantaranya adalah sebuah tulisan yang dimuat Mimbar Tauhid wal Jihad dengan judul Al harokatul mujahidah wa Awlawiyatush Shira' (Pergerakan-pergerakan Jihad & Prioritas Konflik).
Tulisan ini begitu apik mengupas tentang pemetaan dalam menghadapi konflik. Sudah selayaknya para aktivis memahami tulisan ini dan menjadikannya referensi yang tentunya bisa menjadi input bagi aktivis maupun harokah jihad di negeri ini dalam mengambil kebijakan.
Karena pembahasannya yang lumayan panjang, rencananya tulisan ini akan dimuat berseri, insya Allah. Selamat membaca.
الحركات المجاهدة وأولويات الصراع
Pergerakan-pergerakan Jihad & Prioritas Konflik
Penerjemah: Abo Dojanah
Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada manusia yang tiada lagi Nabi sesudahnya, yaitu Sayyidina Muhammad beserta keluarga dan seluruh sahabat beliau.
Wa ba’du:
Dalam perjalanan pergerakan-pergerakan jihad, disana banyak problem yang menganjal. Terutama mengenai tashowwur (konsep) dan cara pandang yang beragam di dalamnya, sehingga selanjutnya menjadikan metode dan media yang diambil sebagai solusi serta kebijakan untuk menentukan manhaj yang cocok juga beragam.
Diantara problem yang urgen yang dihadapi oleh pergerakan jihad adalah masalah prioritas konflik dan cara mengolah konflik tersebut.
Ada pula yang berpendapat bahwa yang lebih utama sekarang adalah memerangi musuh yang memback up para penguasa murtad, sehingga penguasa murtad tersebut bisa eksis dan berkuasa. Dengan mengalahkannya, maka pemerintah murtad yang menjadi antek-antek ini akan runtuh.
Ada juga yang berpendapat bahwa yang tepat untuk saat ini adalah melakukan segala hal yang dapat menarik simpati dan kembali merapatkan barisan meskipun terpaksa harus mengikat perjanjian damai dan bertepuk tangan dengan para musuh Islam, baik dari kalangan orang-orang murtad maupun kafir asli.
Serta berbagai saran dan tashowwur lain yang menjadi lahan ijtihad diantara para aktivis pergerakan-pergerakan jihad.
Oleh karena itu, “Majalah Al-Mujaahiduun” ingin mengajak mendiskusikan masalah yang cukup penting ini dan memaparkan berbagai pendapat tentang hal tersebut agar gerakan-gerakan jihad bisa meneliti pendapat-pendapat tentangnya. Serta bisa menemukan pendapat yang tepat yang didukung oleh dalil-dalil syar’i sehingga memungkinkan bagi gerakan-gerakan jihad untuk menyamakan pemahaman dan tashowwur yang tepat. Agar selanjutnya dapat merealisasikannya setelah menyatukan langkah dalam hal itu.
“Majalah Al-Mujaahiduun” membuka tema ini agar dapat memadukan dan menampung berbagai saran serta pendapat tanpa keluar dari batasan-batasan dalil syar’i dan membantu para ikhwan pembaca yang bekerja untuk menolong agama Allah Tabaaroka wa Ta’aala.
Dengan memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar menganugerahkan kepada kita petunjuk dan semoga Allah tidak membiarkan kita untuk mengurus diri kita sendiri, biar pun hanya sekejap.
Serial pembahasan pertama dengan tema :
Pergerakan-pergerakan Jihad & Prioritas Konflik
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta tolong dan ampun kepada-Nya. Kami juga berlindung kepada Allah dari kejahatan dan keburukan amal-amal kami. Kami bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang haq kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Amma ba’du :
عَنْ ثَوْبَانَ مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوشِكُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ الْأُمَمُ مِنْ كُلِّ أُفُقٍ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ عَلَى قَصْعَتِهَا قَالَ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِنْ قِلَّةٍ بِنَا يَوْمَئِذٍ قَالَ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنْ تَكُونُونَ غُثَاءً كَغُثَاءِ السَّيْلِ يَنْتَزِعُ الْمَهَابَةَ مِنْ قُلُوبِ عَدُوِّكُمْ وَيَجْعَلُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ قَالَ قُلْنَا وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الْحَيَاةِ وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
Dari Tsauban pelayan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berkata ; “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : ‘Akan datang masanya semua bangsa dari berbagai penjuru mengepung kalian, sebagaimana orang-orang mengerumuni hidangan di meja makan.’ Tsauban berkata ; kami pun bertanya, ‘Apakah karena waktu itu jumlah kami sedikit ya Rasulullah ?’. Beliau menjawab : ‘Ketika itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian adalah buih, seperti buih di lautan. Rasa segan telah dicabut dari hati musuh-musuh kalian, dan dicampakkan penyakit Wahn dalam hati-hati kalian.’ Tsauban berkata ; kamipun bertanya, ‘Apakah penyakit Wahn tersebut ?’ Beliau menjawab : ‘Cinta dunia dan takut mati.’” (HR. Ahmad)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berkehendak untuk mewujudkan Nubuwat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tersebut pada zaman ini. Dimana semua bangsa dari segala penjuru telah mengepung kita seperti hidangan yang dikerumuni orang-orang.
Kekhilafahan telah runtuh sejak lebih dari 70 tahun yang lalu. Dan sejak saat itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mentaqdirkan untuk belum dapat tegak kembali. Perekat Negara Islam mulai pudar dan putra-putra umat Islam terbagi-bagi dalam berbagai firqoh dan golongan-golongan (partai).
Orang yang mengamati kondisi umat saat ini akan mendapati bahwa putra-putra Islam telah terbagi menjadi 3 firqoh (kelompok), imbas dari petaka ini :
Satu kelompok merasa sedih dan prihatin atas lenyapnya kekhilafahan, lalu mereka bertekad untuk mengembalikan dan menghidupkannya kembali agar kembali putih bersih seperti gambaran salafus shalih –semoga Allah meridhoi mereka semua-. Kita memohon agar Allah menunjuki jalan kepada mereka dan menganugerahkan taufik dan kebenaran kepada mereka.
Kelompok yang lain merasa sangat gembira dengan lenyapnya Khlafah dan berjanji mengubur dalam-dalam segala upaya untuk memghidupkannya kembali. Mereka belanjakan harta dan mengupah para pengikutnya untuk memalingkan umat dari agamanya. Hal itu mereka lakukan karena mereka membenci apa yang telah Allah turunkan (Islam). Kita berdo’a agar Allah menghinakan dan menghapuskan amal mereka.
Dan kelompok ketiga, mereka adalah mayoritas, yaitu orang-orang awam. Mereka selalu sibuk dengan urusan ekonomi dan tidak peduli dengan urusan yang lain. Mereka hanya menunggu-nunggu hasil akhir konfrontasi ini dan selalu bergabung dengan fihak yang menang dari dua kelompok di atas.
Kelompok Pertama :
Mereka adalah orang-orang yang bila disebut nama Allah, niscaya hati mereka akan bergetar, dan bila dibacakan atas mereka ayat-ayat Allah, niscaya iman mereka akan bertambah, serta mereka bertawakkal kepada Robb mereka.
Merekalah Thaifah Manshurah yang tegak di atas Al Haq, yang mana para penggembos dan penentang tidak akan membahayakan mereka. Merekalah orang-orang yang telah mengemban beban dakwah Islam di atas pundak-pundak mereka dan berjanji kepada Allah untuk menunaikan amanah yang diembankan kepada mereka dengan benar.
Merekalah orang-orang yang terus berupaya untuk menyebarkan agama Allah dengan lisan dan tombak serta tidak takut celaan orang-orang yang mencela dalam menjalankan perintah Allah. Di zaman ini mereka seperti penggenggam bara
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Orang-orang yang beriman itu mereka berperang di jalan Allah,”(Q.S. An-Nisa: 76). Kita memohon agar Allah menjadikan kita termasuk kelompok mereka.
Mereka disertai oleh orang yang cinta dan mau membantu mereka dengan do’a dan hartanya. Hatinya bersedih karena kesedihan mereka, merasa sakit atas kesakitan mereka, dan bergembira atas kegembiraan mereka.
Orang-orang seperti itu adalah termasuk kelompok mereka insya Allah dan akan dibangkitkan bersama mereka berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam :
الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“Seseorang itu akan bersama orang yang dicintainya.” ( HR. Bukhari )
Kelompok Kedua :
Mereka adalah para penguasa murtad yang berkuasa di atas pundak manusia dan mengatur aset-aset negara. Mereka melindungi kebatilan dan membela para pelakunya. Mereka memerangi kebenaran dan membunuh kelompok tersebut.
Mereka berhukum dengan syari’at setan dan membuang syari’at Ar-Rahman
وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ
“Sedangkan orang-orang kafir, mereka berperang di jalan para thoghut.” (Q.S. An-Nisa: 76)
Mereka diikuti oleh orang yang cinta, membela, memback up dan membantu mereka dengan tangan dan lisan serta hatinya. Orang seperti itu adalah kelompok mereka dan dibangkitkan bersama mereka. Benarlah firman Allah Azza wa Jalla tentang mereka :
وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لَوْلَا أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ . قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَى بَعْدَ إِذْ جَاءَكُمْ بَلْ كُنْتُمْ مُجْرِمِينَ . وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَنْدَادًا وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَجَعَلْنَا الْأَغْلَالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan seandainya kamu melihat ketika orang-orang dzolim diberdirikan di hadapan Robb mereka, sebagian mereka akan menyalahkan sebagian yang lain. Berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong, ‘Kalaulah bukan karena kalian, pastilah kami menjadi orang yang beriman’.
Berkatalah orang-orang yang sombong kepada orang-orang yang lemah, ‘Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk setelah petunjuk tersebut datang kepada kalian ?, tetapi justru kalianlah yang telah berdosa.’
Maka berkatalah orang-orang lemah kepada orang-orang sombong,’Bahkan tipu daya (kalian) pada waktu siang dan malam (yang menghalangi kami), yaitu ketika kalian menyeru agar kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.’ Mereka menyatakan penyesalan ketika mereka melihat adzab. Dan kami pasangkan belenggu di leher orang-orang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” ( QS. Saba : 31-33 )
Ibnu Katsir berkomentar tentang tafsir ayat-ayat ini : “Allah Azza wa Jalla berfirman dan mengancam mereka serta memberitakan tentang kedudukan mereka yang terhina di hadapan-Nya ketika mereka saling menyalahkan dan berdebat
يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا
‘sebagian mereka menyalahkan sebagian yang lain, berkatalah orang-orang yang lemah’ , yaitu para pengikut
لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا
‘kepada orang-orang yang sombong’, di antara mereka, para panglima dan pemimpin mereka
لَوْلا أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ
‘kalaulah bukan karena kalian yang menghalangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang beri man’, artinya ; kalaulah bukan karena kalian yang menghalangi kami, niscaya kami pasti akan mengikuti para Rosul dan beriman dengan risalah yang dibawanya. Lalu para panglima dan pemimpin tersebut, yaitu orang-orang yang menyombongkan diri itu berkata kepada mereka
أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَى بَعْدَ إِذْ جَاءَكُمْ
‘kamikah yang telah menghalangi kalian dari petunjuk setelah petunjuk itu datang kepada kalian ?’, artinya ; kami hanya sebatas mengajak kalian, lalu kalian mengikuti kami tanpa dalil dan bukti. Kalian juga menyelisihi dalil-dalil, bukti-bukti, dan hujjah-hujjah yang dibawa oleh para Rasul, karena syahwat dan pilihan kalian sendiri. Oleh karena itulah mereka berkata
بَلْ كُنْتُمْ مُجْرِمِينَ
‘bahkan kalianlah yang telah berbuat dosa’
وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
‘dan berkatalah orang-orang lemah kepada orang-orang sombong : Bahkan tipu daya (kalian) pada waktu siang dan malam’, artinya ; bahkan kalian telah membuat tipu daya kepada kami pada waktu siang dan malam. Kalian memperdaya, membangkitkan angan-angan serta mengatakan bahwa kami di atas petunjuk dan kebenaran. Kemudian ternyata semua itu adalah batil dan kebohongan yang nyata.”
Kelompok ini berdiri di depan kekuatan kufur Internasional yang senantiasa akan memback up, membiayai, membela dan memfasilitasinya. Orang-orang kafir menemukan apa yang selama ini mereka inginkan pada kelompok ini. Dimana mereka selalu menawarkan suaka / perlindungan, sesekali dengan harta dan bantuan pada kali yang lain.
Mereka pun bergegas untuk ruku’ dan tunduk pada kekuatan kufur tersebut, mereka akan segera membungkuk seperti binatang piaraan, dan segera melaksanakan rencana-rencana mereka untuk menghancurkan Islam. Maka alangkah buruk, si pengikut dan yang diikuti tersebut.
Karena perseteruan yang haq dan yang batil adalah sunnatullah di alam ini, maka masing-masing kelompok pasti akan mendeklarasikan perang kepada yang lain. Ia akan membulatkan tekad, menyiapkan bekal dan mengangkat panji perangnya. Maka benarlah firman Allah Jalla wa ‘Alaa tentang mereka
هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ
“Inilah 2 kelompok yang saling bermusuhan karena Robb mereka”
Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata : “….. pendapat Mujahid dan Atho’ bahwa yang dimaksud dengan orang-orang kafir dan orang-orang mukmin disini mencakup semua pendapat seputar hal itu. Seperti pada kisah perang Badar dan yang lain, dimana orang-orang mukmin ingin menolong agama Allah Azza wa Jalla, sedangkan orang-orang kafir ingin memadamkan cahaya iman, menghinakan kebenaran dan memenangkan kebatilan. Inilah pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir, dan riwayat ini adalah Hasan.” Bersambung...