View Full Version
Ahad, 18 Nov 2012

Para Pemimpin Islam Tidak Siap Berperang Melawan Zionis

Kairo (voa-islam.com) Nampaknya para pemimpin Islam tidak siap berperang melawan Zionis-Israel, dan memilih jalan damai. Sementara itu, Hamas dan memilih perang melawan pasukan Zionis, yang sekarang sudah bersiap-siap melakukan perang darat. Para pejuang Hamas dan Palestina sudah siap menghadapi perang darat, jika Zionis Israel menginginkan perang darat kapan saja.

Dibagian lain, para para pemimpin Arab dan dunia Islam, nampaknya tidak membiarkan terbukanya peluang terjadinya perang terbuka antara Hamas dengan Zionis. Maka, para pemimpin Arab dan Islam memilih melakukan negosiasi dengan Israel melalui fihak ketiga. Seperti negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Padahal, mereka itu penyokong Zionis-Israel.

Dalam pertemuan yang berlangsung antara Presiden Mesir Mohamed Mursi dan Perdana Menteri Turki, Tayyib Erdogan, serta Kepala Biro Politik, mereka mengatakan ada "indikasi" bahwa Hamas dan Israel bisa mencapai "gencatan senjata segera", Sabtu.

"Ada beberapa indikasi bahwa mungkin akan terjadinya gencatan senjata segera," kata Mursi  bersama dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, meskipun menambahkan bahwa  "tidak ada jaminan", ucap keduanya di Kairo.

Sementara itu, para menteri luar negeri negara-negara Arab telah memberikan dukungan terhadap upaya Mesir yang mengupayakan gencatan senjata, dan   mengakhiri serangan Israel di Gaza, kata mereka dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan Liga Arab di Kairo.

Para Menteri Luar Negeri Arab bersepakat  membentuk  delegasi untuk melakukan perjalanan ke daerah Gaza untuk menunjukkan dukungan. Ketua Liga Arab Nabil Elaraby mengatakan bahwa  ia akan memimpin tim yang akan mengunjungi Gaza dalam  "satu atau dua hari", ujarnya Sabtu.

Para Menteri Luar Negeri Liga Arab melakukan pertemuan di Kairo mengatakan negara-negara Arab harus mengambil langkah-langkah praktis untuk mendukung warga Palestina di Gaza yang sekarang ini diagresi Israel, ujarnya.

Israel meluncurkan kampanye udara besar-besaran pada hari Rabu dengan tujuan diumumkan menghalangi Hamas, kelompok Islam Palestina yang menjalankan Jalur Gaza, dari peluncuran roket yang telah melanda masyarakat selatan selama bertahun-tahun.

Dalam pernyataan itu, para menteri mengutuk apa yang mereka sebut Israel "agresi" dan juga menyatakan "ketidakpuasan" atas kegagalan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan gencatan senjata.

Para Menteri Luar Negeri Liga Arab mengatakan mereka "memutuskan mendukung upaya yang diberikan oleh Mesir dalam koordinasi dengan negara Palestina untuk menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza dan ... mencapai gencatan senjata yang akan menghentikan segera semua aksi militer. "

Sementara itu, di Kairo ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung Liga Arab, dan meneriakan "Pemboman Tel Aviv."

"Hari ini kita akan mengeluarkan pernyataan. Apa artinya? Ini tidak akan berarti apa-apa, "kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani. "Kita perlu melakukan sesuatu yang praktis bagi mereka yang menderita, setidaknya dari sudut pandang kemanusiaan", ujar al-Thani.

"Saya tidak berbicara tentang perang atau aksi militer ... Saya berbicara tentang menawarkan dukungan kepada saudara-saudara kita di Palestina, "tambah Sheikh Hamad. Emir Qatar menjanjikan $ 400 juta untuk membantu mengembangkan Gaza selama kunjungannya ke Gaza  pada bulan Oktober, lalu.

Selanjutnya, pesawat tempur Israel melakukan pemboman terhadap  gedung-gedung pemerintah Hamas di wilayah Palestina, setelah kabinet Israel resmi memerintahkan mobilisasi  75.000 pasukan cadangan Israel yang akan melakkan perang darat.

Kunjungan delegasi Arab ke Gaza akan mengikuti perjalanan oleh Tunisia Menteri Luar Negeri Rafik Abdesslem, yang pergi pada hari Sabtu, dan Perdana Menteri Mesir Hisham Kandil, yang bepergian pada hari Jumat, dengan menggunakan perjalanannya untuk mengutuk tindakan Israel sementara berjanji untuk bekerja untuk gencatan senjata.

Mursi mengadakan pembicaraan dengan Emir Qatar  Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani dan Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan terfokus pada krisis yang terjadi di Gaza. Nampaknya, ketika pemimpin itu mempunyai yang kuat menyelamatkan rakyat Palestina, yang sedang menghadapi ancaman perang oleh Zionis.

Erdogan selama ini dikenal sebaagai tokoh yang sangat keras menentang segala tindakan Israel terhadap Palestina. Bahkan, Turki menurunkan tingkat hbungan diplomatik denganl Israel. Sedangkan kunjungan Emir Qatar ke Gaza  Oktober lalu, bertujuan  memecahkan isolasi terhadap rakyat Palestina.

Pemimpin Hamas Khaled Meshaal juga berada di Kairo  untuk membahas krisis Gaza, kata satu sumber kepresidenan. Sebuah sumber kepresidenan mengatakan akan ada empat skenario antara Mursi, Emir Qatar, Perdana Menteri Turki dan Meshaal.

Sebelumnya, Erdogan merencanakan akan melakukan perjalanan Gaza, dan Erdogan memuji keputusan Mesir yang  menarik duta besarnya dari Tel Aviv dalam menanggapi serangan Israel. Turki menarik utusannya pada tahun 2010 atas insiden terpisah.

Zionis Israel sekarang benar-benar menjadi negara yang terkucilkan,sesudah Mesir, Turki, dan sejumlah negara Arab menarik perwakilannya di Tel Aviv, dan tidak mau lagi menanggapi sikap Israel yang terus melakukan kekerasan terhadap rakyat Palestina. af/wb


latestnews

View Full Version