View Full Version
Kamis, 22 Nov 2012

Mesir : Aktivis Gerakan Islam Masuk Akademi Militer

Kairo (voa-islam.com) Di Turki ratusan jenderal dimasukkan penjara oleh Perdana Menteri Turki, Erdogan,karena mereka melakukan konspirasi dan berusaha melakukan kudeta. Mereka bersekongkol dan berkomplot ingin menjatuhkan pemerintahan dari Partai AKP yang dipimpin Erdogan.

Di Mesir, semenjak rakyat berhasil menggulingkan diktator Marsekal Hosni Mubarak, segala berubah. Penguasa baru Mesir, yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, Mohammad Mursi, merupakan pertama kali dalam sejarah Mesir, di mana tokoh Ikhwan memegang kendali pemerintahan. Selama hampir 100 tahun, anggota dan tokoh Ikhwan menjadi musuh negara, dan keluar masuk penjara. Bahkan, banyak diantara mereka yang dihukum mati.

Awalnya, ketika Mursi berkuasa, tantangan pertama yang dihadapi oleh Mursi, kekuasaan para jenderal, yang begitu mengakar dalam kekuasaan. Mereka tak ingin melepaskan kekuasaan yang sudah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang. Di Mesir militer berkuasa hampir seumur kemerdekaan negeri itu.

Maka, langkah yang dilakukan oleh Mursi, menghadapi tantangan militer itu, tak lain mengeliminir para jenderal yang memegang tampuk pimpinan militer. Mursi mengganti Menteri Pertahan, Marsekal Husien Tantawi. Langkah Mursi ini mendapatkan sambutan rakyat Mesir.

Selama ini para jenderal itu, seperti tak tersentuh dan mereka dapat mendikte para politisi sipil. Tetapi, di era Mursi ini kekuasaan direduksi, dan dikembalikan sebagaimana semula, menjadi penjaga keamanan nasional. Tidak terlibat dalam politik.

Sekarang ini, Akademi Militer Mesir menerima sejumlah besar mahasiswa dari kalangan Islamis, dan ini merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh Ikhwan dengan mengubah seluruh aturan dan tatacara penerimaan mahasiswa di Akademi Militer Mesir, dan memungkinkan para aktivis Islam atau kalangan Islamis dapat masuk ke dalam lembaga yang paling elite yaitu Akademi Militer di negeri Spinx.

Sementara itu,  Kepala
Akademi Militer Mesir, Mayor Jenderal Essmat Mourad, mengakui menerima masuknya sejumlah besar mahasiswa yang berasal dari latar belakang Islamis. Meskipun, Mourad mengatakan tidak ada perubahan dalam kriteria pendaftaran, ungkap surat kabar Mesir al-Sabah.

"Tahun ini kami menerima anak-anak dari al-Azhar dan anggota partai-partai keagamaan," kata Mourad dalam pidatonya di akademi, dan menambahkan "Kami juga menerima anak-anak laki-laki berjenggot dan wajah-wanita berjilbab."

Kepala Akademi Militer Mesir itu, menegaskan bahwa akademi tidak akan menilai siswa berdasarkan latar belakang mereka dan semua akan diberikan kesempatan yang sama selama mereka memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.

Mourad  mengatakan 2.400 mahasiswa baru adalah dari kalangan Islamis, dan ada sebagian diantara mereka berasal dari agama  Kristen, dari keluarga kaya dan miskin dari kota-kota dan pedesaan. "Kami juga memiliki siswa dari daerah di Mesir yang menderita marjinalisasi untuk waktu yang lama, seperti Sinai dan Nubia. Kami mengalokasikan  6 persen buat siswa dari daerah terpencil", tambah Muorad.

Ini menandakan yang paling asas di Mesir, di mana kalangan Islamis dapat memasuki lembaga Akademi Milter, yang sebelumnya dinyatakan sebagai musuh negara, dan menjadi ancaman nasional.

Tetapi, sekarang mereka diizinkan masuk ke dalam Akademi Militer, yang akan menjadi pemimpin masa depan bagi kalangan militer Mesir. Kalangan Islamis masuk ke dalam lembaga elite militer Mesir, sebagai perubahan besar di Mesir, bersamaan dengan jatuhnya kekuasaan ke tangan Islamiyyin. af/wb


latestnews

View Full Version