View Full Version
Kamis, 06 Dec 2012

Mampukah Kaum Islamis Mesir Bertahan Menghadapi Kaum Sekuler?

Kairo (voa-islam.com) Sekarang ini di Mesir terjadinya pertarungan antara hidup dan mati antara kubu Islamis yang dimotori oleh Ikhwan dan Salafi melawan kubu nasionalis-sekuler.

Jika kubu Islamis gagal mempertahankan posisinya, terutama dalam mempertahankan konstitusi yang baru, yang ditolak mentah-mentah oleh kubu nasionalis-sekuler, maka Mesir akan jatuh ke dalam situasi kekacauan yang panjang.

Di mana kubu nasionalis-sekuler menolak mentah dra t konstitusi yang baru yang didalam draf itu, secara eksplisit menyebutkan di pasal 2, bahwa Syariah Islam menjadi sumber hukum tertinggi di dalam undang-undang Mesir.

Konstitusi baru yang dihasilkan oleh konstituante yang berisi 243 pasal itu, dan sudah ditandatangani presiden, sebuah konstitusi yang bersejarah, dan mengubah seluruh dasar-dasar kehidupan politik di Mesir. Konstitusi itu, dihasilkan oleh masyoritas anggota parlemen Mesir, yang mayoritas di hasilkan oleh kaum Islamis, yang menguasai 75 persen lembaga parlemen Mesir.

Tetapi, hasil yang sudah dibuat oleh lembaga konstituante Mesir itu, membuat kalangan nasionalis-sekuler kehilangan pengaruhnya. Maka, seperti digambarkan oleh seorang hakim Sadeg, mereka melakukan konspirasi dengan Zionis-Israelo, dan melakukan pertemuan di kantar Partai Wafd, partai yang berhaluan sosialis, sejak zaman kemerdekaan Mesir.

Kekuatan nasionalis-sekuler dengan dukungan Zionis-Israel, dan sejumlah tokoh di masa pemerintahan Hosni Mubarak, berusaha menjegal dan menjatuhkan pemerintahan Mohammad Mursi.

Kekuatan nasionalis-sekuler itu, sekarang mendeklarasikan, bahwa lElBaradei ditunjuk koordinator umum kelompok oposisi. Mereka  mengancam melakukan aksi protes secara besar-besaran, dan ingin menggulingkan pemerintahan Mursi.

Penerima Nobel Mohamed ElBaradei, yang lama pernah tinggal di Amerika dan Eropa, dan sangat erat berhubungan dengan CIA, dan mempunyai hubungan dengan lobi Zionis-Israel itu, telah dideklarasikan menjadi  koordinator umum Front Keselamatan Nasional.

Hal itu, seperti dikemukakan oleh Sabbahi Hamden, yang menjadi tokoh nasionalis, di mana mengumumkan terpilihnya Mohamad el-Baradei, sebagai pemimpin gerakan Front Kesalamtan Nasional.

Peringatan ElBaradei datang pada konferensi pers Selasa malam dihadiri oleh para pemimpin dari Front Keselamatan Nasional, termasuk Sabbahi dan mantan kandidat presiden Amr Moussa.

Front Keselamatan Nasional merupakan koalisi kekuatan politik yang menentang Presiden Mohammad Morsy, di mana kekuatan koalisi terdiri dari seperti tokoh ElBaradei dari Partai Konstitusi, Sabbahi dari Partai Populer, Amr Moussa dari Partai Konferensi, Al-Sayed al-Badawy dari Partai Wafd, dan sejumlah tokoh lainnya.

ElBaradei diadakan Morsy dan Ikhwanul Muslimin bertanggung jawab atas bentrokan kekerasan di istana presiden di Heliopolis antara demonstran pro-dan anti-Morsy.

"Mesir akan protes di setiap tempat, dan menggunakan semua tindakan yang sah, dan tidak akan mundur dari pertempuran ini kami mulai untuk kebebasan," kata ElBaradei.

Kelompok nasionalis sekuler menuntut  untuk dialog dan harus dimulai dengan pencabutan dekrit  dan konstitusi yang baru yang sudah disyahkan. Satu peserta di konferensi mengkritik Amr  Moussa, dan  berteriak, Moussa pernah menjabat di bawah mantan Presiden Hosni Mubarak sebagai menteri luar negeri "Kau membawa kembali (sisa-sisa rezim runtuh). Feloul untuk berbicara tentang martir.".

"Front Keselamatan Nasional menolak deklarasi konstitusional dan panggilan tidak sah untuk referendum," tegas Sabbahi.

Mesir berada diambang kekacauan akibat tangan-tangan asing (Zionis-Israel), dan kekuatan lokal, yang menolak perubahan yang ingin mendorong Mesir menuju ke arah reformasi politik. af/ef           
                         


latestnews

View Full Version