View Full Version
Senin, 25 Mar 2013

Amerika Serikat Menginginkan Agar Suriah Tidak Jatuh Kepada Al-Qaidah

Damaskus (voa-islam.com) Dikabarkan panglima pasukan oposisi Suriah cidera akibat bom  menghantam mobil yang ditumpanginya. Mobil yang ditumpangi menjadi target bom yang sangat dahsyat, tetapi panglima pasukan oposisi itu selamat, dan tidak benar tewas, ujar juru bicara oposisi.

Kolonel Riad al-Asaad, yang menjadi panglima oposisi yang berjuang melawan rezim Bashar al-Assad, Minggu mengalami luka-luka saat melakukan ke provinsi timur Deir Ezzor, ungkap  juru bicara militer Suriah Louay Almokdad.

Juru bicara itu mengatakan al-Asaad sudah mulai pulih dari cedera kaki di Turki, namun menolak untuk mengkonfirmasi laporan bahwa kakinya diamputasi.

Serangan itu terjadi empat hari setelah sebuah video yang diposting di YouTube menunjukkan al-Asaad membela Front al-Nusra yang  dianggap kontroversial terutama kalangan Barat, karena menginginkan pemerintahan Islam, pasca Bashar al-Assad, dan dituduh dekat dengan jaringan al-Qaidah.

Amerika Serikat menuduh al-Nusra depan sebagai sebuah organisasi teroris yang terkait dengan Al Qaeda, tetapi beberapa pemberontak mengatakan mereka tidak memiliki masalah dengan al-Nusra dalam pertempuran bersama  melawan pasukan Bashar al-Assad.

"Front Nusra  adalah saudara kita. Mereka warga Suriah 90% dan sisanya mungkin dari negara-negara Muslim lainnya," kata pemimpin pejuang al-Nusra dalam video.

"Mereka bukan menjadi miliki siapa pun. Kita mungkin memiliki perbedaan dengan mereka. Tapi kami menghormati mereka. Misi mereka adalah untuk melayani bangsa dan iman."

"Kami berharap bahwa negara-negara lain mempertimbangkan kembali kebijakan mereka terhadap Suriah dan memahami bahwa tidak perlu khawatir tentang munculnya terorisme di Suriah," tambahnya. "Pemerintah Suriah memiliki hak untuk memperjuangkan kebebasan mereka, karena mereka tertindas."

Al-Asaad juga mengecam Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi, aliansi oposisi utama yang kepemimpinannya sebagian besar terdiri dari ekspatriat.

"Rezim terus membunuh warga sipil tak berdosa kami sementara (Koalisi Nasional) yang tinggal di hotel mewah, mengemis dunia untuk dukungan keuangan," kata al-Asaad.

"Kami membuat kesalahan besar ketika kita membiarkan para politisi untuk mengambil alih dan membagi barisan kami. Mereka sudah berebut kekuasaan, saat kita masih berjuang melawan pasukan Bashar al-Assad. Saya berharap Koalisi Nasional Suriah menghormati apa yang mereka lakukan."

Suriah di Liga Arab

Moaz al-Khatib, pemimpin oposisi Suriah, akan membahas KTT Liga Arab di Qatar pekan ini "atas nama rakyat Suriah," katanya pada halaman Facebook oposisi Suriah Nasional Koalisi.

Al-Khatib mencoba mengundurkan diri hari Minggu. Namun komite eksekutif Koalisi Nasional menolak langkah itu. Dia akan tetap sebagai kepala koalisi sampai pertemuan umum berikutnya  kelompok, Sanir Ahmed, juru bicara koalisi, mengatakan kepada CNN.

Pidato, yang akan disampaikan di Doha ketika saat berlangsungnya pertemuan Liga Arab Selasa dan Rabu, "Tidak ada hubungannya dengan pengunduran diri," kata al-Khatib. Keanggotaan Bashar al-Assad pemerintah di Liga Arab telah ditangguhkan. Liga Arab yang mewakili negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara - telah memberikan kursi kepada Koalisi Suriah.

"Keputusan ini merupakan keputusan yang sangat  penting bagi revolusi Suriah, dan langkah besar menuju  jalan mencapai ke tujuannya," kata juru bicara  Koalisi di situsnya.

Dalam mengumumkan pengunduran dirinya, al-Khatib menuduh kekuatan dunia menggunakan krisis Suriah untuk memajukan kepentingan mereka sendiri. Dia ingin mundur,  dan berkata, "Sehingga saya bisa bekerja dengan lebih banyak kebebasan tidak tersedia bagi saya dalam posisi resmi organisasi."

Pekan lalu, aliansi oposisi Suriah terpilih Ghassan Hitto - yang pernah  hidup dan tinggal di Amerika Serikat - menjadi perdana menteri pemerintah sementara oposisi. Ini menggambarkan seperti Irak, di mana sesudah Saddam Husien jatuh, tokoh yang menggantikan berasal dari tangan Amerika Serikat.

Orang-orang Amerika Serikat, seperti Al-Khatib dan Hitto menjadi delegasi pejuang oposisi Suriah, dan sedang menuju ke puncak liga di Doha, Senin.

Diam-diam Amerika Serikat telah menempatkan orang-orangnya menjadi tokoh baru, yang nantinya menggantikan Bashar al-Assad, sehigga Amerika Serikat dan Zionis-Israel.

Zionis-Israel dengan menggunakan tangan Amerika Serikat berhasi menghancurkan kekuatan negara-negara Arab, dan Islam lainnya, yang berpotnsi menjadi ancaman terhadap Zionis-Israel. Seperti Irak, Afghanistan, dan sekarang Suriah, yang ingin dijadikan boneka baru, pasca Bashar al-Assad. Dengan demikian Zionis-Israel, tidak perlu kawatir terhadap perubahan politik di Suriah.

Amerika Serikat tidak akan membiarkan kekuatan manapun, terutama mereka yang memiliki afiliasi dengan al-Qaidah mengambil kekuasaan di Suriah pasca Bashar al-Assad.

Bahkan Amerika Serikat mempersiapkan bantuan militer mendukung kekuatan oposisi yang berkiblat kepada Amerika Serikat, bukan seperti kekuatan al-Nusra, yang terang-terangan ingin mendirikan imara (Daulah Islamiyah). af/hh


latestnews

View Full Version