Damaskus (voa-islam.com) Dikawatirkan lebih 500 penduduk sipil tewas akibat serangan yang dilakukan oleh pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad. Ini sebuah serangan yang paling brutal yang dilakuka oleh para loyalis Assad terhadap para pejuang Suriah,ujar seorang pejuang Suriah, kepada kantor berita AFP, Minggu (21/4/2013).
Setidaknya 109 orang telah tewas di hari pertama serangan, dan jumlah korban bertambah drastis kemungkinan bisa mencapai 500 orang lebih, akibat serangan terus-menerus selama seminggu oleh pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad di pinggiran kota Damaskus yang menjadi basis pejuang Suriah, kata pejuang Suriah.
Pembantaian yang paling berdarah terhadap Muslim Sunni di pinggiran kota Jdeidet al-Fadel menjadi episode paling berdarah dalam pemberontakan dua tahun terhadap Assad. Banyak yang tewas adalah warga sipil, kata para pejuang Suriah, sebagaiman dikutip oleh AFp.
Dibagian lain, media pemerintah Suriah membenarkan tentara telah bertempur di Jdeidet al-Fadel. Pertempuran serta serangan yang dilancarkan oleh pasukan pemerintah itu, sebagai langakh menyelamatkan kota dari apa yang digambarkan sebagai kelompok kriminal. Bashar al-Assad menuduh para pejuang Suriah sebagai kelompok kriminal dan teroris.
Para aktivis, berbicara dari daerah pinggiran kota yang terletak 10 km (enam mil) barat daya dari Damaskus, mengatakan penduduk telah mengubur beberapa korban pada tahap awal dari lima hari serangan oleh pasukan elit dan pro-Assad milisi. Mayat yang ditemukan dibakar atau dieksekusi,yang sebagian berada pada bangunan dan jalan-jalan.
Mereka mengatakan brigade pejuang mundur dua hari lalu dari wilayah pertemuran, dan meninggalkan pasukan Assad yang mengontrol secara total kota itu, dan kemudian melakukan pembantaian secara kejam terhadap penduduk sipil.
Kematian orang-orang yang diekskusi pasukan Assad itu didokumentasikan, dan mayat itu ditemukan di jalan dan bangunan pada hari Sabtu dan Minggu dan kemudian dimakamkan di kuburan massal mencapai 109, kata pejuang oposisi. Aktivis Abu Ahmad al-Rabi 'mengatakan mereka termasuk tujuh pengungsi dari kota-kota terdekat ditemukan tewas tertembak di dalam bangunan perumahan.
Mayat Bergelimpangan di Jalan-Jalan
Selain mereka yang sudah dikubur selama akhir pekan, tetapi masih banyak mayat yang tergeletak di jalan-jalan, antara 100 hingga 200 orang tewas dan belum dimakamkan di hari ketiga pertempuran, tambah pejuang Suriah kepada sejumlah wartawan,di pinggiran Damaskus.
Shamel al-Golani dari pejuang oposisi mengatakan kepada News Network salah satu daerah yang paling terpukul adalah lingkungan yang berdekatan dengan brigade 100, salah satu dari beberapa unit elit berbasis di sekitar Jdeidet al-Fadel.
"Dalam tiga hari pertama tentara Asssad melakukan ke daerah-daerah yang padat, dan melakukan pembantaian secara kejam dan biadab terhadap laki, perempuan dan anak-anak, tanpa belas kasihan", ungkap pejuang Suriah.
"Banyak dari mereka yang tewas adalah pengungsi dari Daraya dan al-Mouadamiya dan dikuburkan diam-diam," tambah pejuang Suriah.
Pasukan Assad telah dituduh membantai ratusan Muslim Sunni di daerah Hama dan Homs provinsi dan pinggiran kota Damaskus. Jdeidet al-Fadel terletak di jalan dari Damaskus ke Golan yang diduduki Israel. Penduduknya adalah pengungsi Golan dan pada tahun lalu ribuan keluarga dari daerah sekitarnya berlindung di kota itu.
Komite Koordinasi Lokal, sebuah organisasi aktivis akar rumput, menempatkan mencatat tewas mencapai 450 orang, sedangkan Organisasi Suriah untuk Hak Asasi Manusia (Sawasiah) mengatakan jumlah korban sampai 500 orang.
Dalam sebuah pernyataan, Sawasieh mengatakan pasukan militer termasuk Pengawal Republik elit, Brigage 100 dan 153, dan pasukan artileri dari brigade 555 , sebelumnya dikenal sebagai Brigade Pertahanan, ikut terlibat dalam pembersihan.
Banyak korban, Sawasiah mengatakan, adalah warga sipil, sasaran karena pinggiran itu merupakan tempat lahirnya " generasi perlawanan bersenjata" dan menunjukkan solidaritas dengan para pengungsi di kota-kota yang berdekatan juga menjadi sasaran pembunuhan massal oleh pasukan pro Assad.
Dunia internasional tetap membiarkan rakyat Suriah menjadi korban pembantaiann oleh rezim Bashal al-Assad, dan tidak bertindak dengan cepat mengahadapi keganasan al-Assad. Negara-negara besar sengaja membiarkan situasi di Suriah berkembang tanpa arah. Barat, terutama Amerika Serikat tidak ingin Suriah jatuh ke tangan para pejuang Islam. af/hh