Cairo (voa-islam.com) Mohamad el-Baradei yang diangkat menjadi Wakil Presiden Mesir dengan latar belakangnya sebagai mantan anggota Dewan Pengawas ICG, sejatinya el-Baradei bekerja dengan elite kekuasaan global, dan kemampuannya dalam mengelola strategi geopolitik sangat sejalan dengan kepentingan dan pendirian Amerika Serikakt.
Setelah Presiden Mohamad Mursi, pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir dari Partai Kebebasan dan Keadilan yang merupakan sayap politik dari Jamaah Ikhwanul Muslimin digulingkan dari kekuasaannya, nama Mohamed el-Baradei mulai beredar sebagai perdana menteri.
Keberatan dari Partai Nur yang menjadi sayap politik Jamaah Salafi, yang merupakan bagian dari koalisi anti-Mursi, menolak el-Baradei menjadi perdana menteri, kemudian Presiden interim Adly Mansour mengangkatnya sebagai Wakil Presiden.
El-Baradei memainkan peran kunci sebagai koordinator aliansi utama partai-partai liberal dan sayap kiri dan kelompok pemuda, Front Penyelamat Nasional (FPN) dalam mengorganisir oposisi terhadap Presiden Morsi. Sebagai wakil kekuatan opoisi yang memiliki spektrum yang luas el-Baradei melakukan pembicaraan langsung dengan Jenderal Abdul Fattah al-Sisi sebelum dan setelah kudeta Juli 3.
Tahun 2012, el-Baradei sebagai wakil kelompok liberal Mesir, dan menjadi calon sekuler dalam pemilihan presiden, tetapi menarik diri pada bulan Januari dengan alasan bahwa Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF), yang memerintah negara itu, menegaskan tidak akan membiarkan pemilu yang bebas dan adil.
Meskipun mengundurkan dalam pencalonan pemilihan presiden, el-Baradei tetap ingin mendapatkan kekuasaan pada 2016, dan dia membentuk sebuah partai politik baru April 2012. El-Baradei percaya bahwa dia harus memiliki peran penting dalam menentukan arah baru di era transisi pasca-Mubarak.
Mengapa el-Baradei begitu yakin bahwa dia harus memiliki peran di masa depan merancang Mesir? Menjawab pertanyaan kita harus melihat kisah hidupnya, di mana el-Baradei, sejatinya menjadi bagian dari elite kekuasaan kekuasaan global.
Latar Belakang Pendidikan dan Keluarga
El-Baradei lahir di Cairo 17 Juni 1942. Ayahnya pengacara dan menjadi Ketua asosiasi pengacara di Mesir. Karena posisinya, el-Baradei kadang-kadang mengalami beberapa kesulitan dengan Presiden Gamal Abdel Nasser, yang berkuasa sebagai hasil dari intervensi militer pada tahun 1952, yng dipimpin oleh Gerakan Perwira Bebas.
El-Baradei mengikuti jejak ayahnya, dia belajar hukum di Universitas Kairo dan lulus pada tahun 1962. Dia memulai karirnya di Kementerian Luar Negeri Mesir pada tahun 1964. Dia kemudian bekerja di misi tetap Mesir untuk PBB di New York dan Jenewa. Dia meraih gelar doktor dalam hukum internasional dari New York University. El-Baradei menikah dengan Aida Elkachef, guru, dan mendapatkan dua orang anak dari pernikahannya.
Munculnya el-Baradei
El-Baradei bertugas di tim perunding sebagai asisten khusus Menteri Luar Mesir selama berlanggsungnya perundingan perdamaian di Camp David, yang sangat bersejarah dan melahirkan perjanjian perdamaian Mesir dengan Israel 17 September tahun 1978, dan dibukanya hubungan diplomatik Mesir dengan Israel.
Tahun 1980, el-Baradei menjadi anggota senior yang bertanggung jawab atas Program Hukum Internasional di Institut PBB untuk Pelatihan dan Riset. El-Barade bergabung dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada tahun 1984. El-Baradei menjadi Direktur Jenderal Badan tahun 1997.
Setelah mengambil alih sebagai Kepala IAEA menggantikan Hans Blix dari Swedia, tahun 1997, kemudian el-Baradei menggunakan diplomasi untuk menangani masalah nuklir dengan Korea Utara dan Iran. El-Baradei menjadi tangan bagi kepentingan Zionis-Israel dan Amerika Serikat yang ingin melikwidasi (menghapus) kekuatan nuklir Korea Utara dan Iran.
Sementara El-Baradei meraih kredibilitas politik di Timur Tengah ketika ia mempertanyakan klaim tentang senjata pemusnah massal yang digunakan untuk membenarkan invasi ke Irak pada tahun 2003, yang mengakibatkan hubungannya dengan pemerintahan Bush menjadi dingin.
Ketika AS mengklaim bahwa Irak membeli uranium dari Afrika, el-Baradei dipecat sebelum Dewan Keamanan PBB mengambil keputusan. Meskipun el-Baradei membuat marah Washington, karena menolak klaim bahwa Saddam Hussein menyembunyikan program nuklir yang bersifat rahasia, tetapi yang dikatakan oleh el-Baradei terbukti benar, ketika tidak ada senjata nuklir yang ditemukan setelah invasi AS 2003. Pendekatannya ke Iran dianggap sebagai tidak cukup kuat oleh pemerintahan Bush dan sekutunya di Uni Eropa.
Meskipun ketidakpuasan dengan dia di AS dan Uni Eropa, el-Baradei memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2005, atas upayanya mencegah proliferasi nuklir. Secara luas dihormati di Mesir, ia juga menerima kehormatan tertinggi negara itu, Nil Shas, pada tahun 2006.
El-Baradei Dalam Kekacauan Politik Mesir
Ketika el-Baradei meninggalkan IAEA November 2009 dan kembali ke Mesir, ratusan orang bertemu dengannya di Kairo dengan mengabaikan peringatan dari pasukan keamanan Mesir yang melarang menyambutnya saat pulang pada tahun 2010.
Menariknya, setelah melakukan pelatihan Gerakan April 6 dengan CANVAS2, el-Baradei berjanji akan kembali ke Mesir pada tahun 2010. Tetapi, fihak aparat keamanan melakukan penangkapan terhadap sejumlah anggota Gerakan 6 April saat menunggu kedatangan el-Baradei. El-Baradei, pada awal 2010, mulai mengungkapkan niatnya mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum 2011.
Bersama dengan Gerakan 6 April yang dipelopori Wael Ghonim dari Google, dan koalisi partai-partai oposisi lainnya, el-Baradei merancang "Front Nasional untuk Perubahan". Ghonim tinggal di luar negeri, di Dubai. Halaman Facebook-nya diciptakan sebagai format dukungannya kepada Mohamed el-Baradei sesudah tiba di Mesir selama Februari 2010. Ghonim juga menciptakan situs kampanye resmi buat el-Baradei.
Ghonim dan el-Baradei mulai bekerja sama untuk menciptakan sebuah gerakan akar rumput sebagai strategi kampanye sebelum pemilihan umum 2010 Mesir, pada November, dan membangun jaringan oposisi dalam mendukung el-Baradei.
Jaringan ini termasuk Gerakan 6 April, kalangan liberal, sekuler, dan nasionalis, serta serikat buruh independen yang sebagian besar dalam aksi protes selama hari-hari pemberontakan terhadap kekuasaan Mubarak. Kemudian, El-Baradei memutuskan untuk memboikot pemilu November 2010, dikenal sebagai pemilu yang paling curang dalam sejarah Mesir.
El-Baradei: Seorang Anggota Terkemuka dari Elit Kekuasaan Global
Masjalah The Economist menunjukkan, el-Baradei mungkin tidak disukai di Amerika Serikat oleh elite kekuasaan tertentu, karena karyanya di IAEA tentang Iran. Di sisi lain, el-Baradei bekerja dengan beberapa ahli strategi geopolitik yang paling menonjol Amerika, atau sering berkonsultasi dengan tokoh-tokoh utama yang menjadi mentor kebijakan politik luar nengeri Amerika melalui forum seperti Dewan Hubungan Luar Negeri, Komisi Trilateral dan Kelompok Bilderberg.
El-Baradei adalah mantan anggota Dewan Pembina International Crisis Group (ICG) 3, di mana George Soros, orang terkaya nomor 35 di dunia membantu menciptakan dan membiayai, dan memiliki hubungan dekat dan bekerja dengan elit kekuasaan global .
Di antara anggota lama dari ICG, seperti Presiden Israel Shimon Peres, Gubernur Bank Central Israel, Stanley Fischer, dan mantan Menteri Luar Negeri Israel Shlomo Ben Ami. ICG juga mencakup Zbigniew Brzezinski, Richard Armitage, Samuel Berger, dan Wesley Clark. Mantan Anggota Kongres Amerika Serikat Stephen Solarz dari Partai Demokrat, yang dikenal sebagai kelompok, "Pendukung Lobi Israel di Legislatif di Capitol Hill."
Pada tahun 1998, el-Baradei memimpin sekelompok Neokonservatif (Lobi Zionis) yang mendesak Presiden Clinton untuk menggulingkan Saddam Hussein dari Irak. El-Baradei juga pendukung kuat Perang Teluk 1991 yang dijalankan oleh Irak terhadap Iran.
Ironisnya, di media Barat masa lalu seakan-akan el-Baradei memiliki pandangan yang keras dan bersikap anti-Amerika dan anti-Israel, karena pandangannya bertentangan dengan beberapa praktek-praktek dari pemerintah Amerika Serikat dan Israel.
Namun, ini tidak lebih dari sekedar permainan diantara mereka, dan sejatinya el-Baradei adalah bagian dari elit kekuasaan global, dibawah kepentingan Zionis-Israel. Seperti dapat diamati pada banyak kesempatan, Amerika Serikat dan elit kekuasaan global lainnya memiliki sikap dan pandangan yang sama dalam berbagai masalah global.
Apa artinya el-Baradei bagi Amerika Serikat, mungkin hal ini dapat dilihat dalam Jurnal Luar Negeri, Council on Foreign Relations melalui sebuah artikel "Apakah pahlawan ElBaradei Mesir?" yang terbit tahun 2010:
"Selanjutnya, hubungan dekat Mesir dengan Amerika Serikat telah menjadi faktor kritis dan negatif dalam politik Mesir. Pihak oposisi telah menggunakan hubungan ini untuk mendelegitimasi rezim, sementara pemerintah memperlihatkan sikapnya yang anti-Amerikanisme untuk melindungi diri sebagai harga yang harus dibayar. Sebenarnya jika el-Baradei memiliki kesempatan yang masuk akal mendorong reformasi politik di Mesir, maka para pembuat kebijakan Amerika Serikat harus mendukung el-Baradei. Tidak bertindak paradoks, yang membuat hubungan dingin el-Baradei dengan Amerika Serikat sebagai kepala IAEA, hanya karena Amerika Serikat ingin mencapai kemajuan kepentingannya sekarang. "
Akhir 2011, para pejabat Israel yang disebut el-Baradei agen Iran, karena menurut mereka, mantan ketua IAEA ditutup-tutupi hubungannya dengan Republik Islam Iran selama masa jabatannya, yang memungkinkan Iran bergerak maju dengan program nuklir. Mengingat bagaimana politisi Israel yang sangat agresif vis-a-vis terhadap Presiden Obama, meskipun keberadaannya sangat mendukung Israel, tidak ada alasan menganggap serius tuduhan ini dengan-terutama pejabat sayap kanan-Israel terhadap ElBaradei.
El-Baradei pasca-Mubarak
Beberapa orang Mesir, membandingkan El-Baradei secara kenyataan bahwa ia adalah warga sipil. Mesir telah diperintah oleh militer sejak monarki digulingkan pada tahun 1952. Karena dia tidak tinggal di Mesir dalam waktu yang lama, ia ternoda oleh tuduhan korupsi.
Banyak analis mengatakan el-Baradei juga berkomentar bahwa itu akan menjadi tidak mungkin baginya untuk memenangkan pemilihan presiden tahun 2012, bahkan jika ia ikut dalam pemilihan. Meskipun ia memainkan peran penting dalam pemberontakan Mesir yang menggulingkan rezim Hosni Mubarak dan tetap menjadi kritikus vokal dari kebijakan SCAF, sebagai wakil dari kalangan sekuler dan kiri.
Dua tahun lalu ia ditugaskan oleh beberapa gerakan oposisi bernegosiasi dengan pemerintah Mubarak Hosni. Tetapi, sekarang el-Baradei mengambil posisi oposisi, dan melakukan konfrontatif terhadap Mursi dan Ikhwanul Muslimin. Dia mengklaim bahwa Mursi telah "gagal" dalam memimpin bangsa menuju jalur demokrasi yang tepat setelah pemberontakan 2011.
April 2012, el-Baradei mendirikan sebuah partai politik baru, Partai Konstitusi (CP), yang akan menjadi kekuatan pemersatu atas semua posisi ideologis di Mesir. El-Baradei mengatakan bahwa tujuan partainya adalah merebut kekuasaan pada tahun 2016, dengan Mesir bersatu di belakang demokrasi.
El-Baradei secara terbuka mengkritik peralihan kekuasaan kepada pemerintah baru dan presiden baru pada bulan Juni 2012. Argumen utamanya adalah bahwa tanpa sebuah konstitusi baru dan dasar-dasar hukum yang diperlukan, Mesir akan memiliki presiden dengan kekuasaan kekaisaran yang akan menggabungkan kekuasaan legislatif dan eksekutif di tangannya. Menurut dia, presiden baru secara teoritis akan memiliki kekuatan lebih dari Mubarak.
El-Baradei Aktor Penggulingan Mursi
Pada tanggal 24 November, CP membentuk Front Keselamatan Nasional (NSF) bersama-sama dengan pihak sekuler. Oposisi terhadap Presiden Mohamad Mursi dan Ikhwanul Muslimin membawa sebuah koalisi partai-partai oposisi utama di bawah NSF. Pada tanggal 5 Desember 2012, el-Baradei menjadi koordinatornya.
Mohamad el-Baradei adalah salah satu tokoh yang terlibat langsung dalam kudeta yang menggulingkan Presiden terpilih secara demokratis Mohamad Mursi lewat perannya dalam membentuk dan mengorganisir oposisi dan melakukan koordinasi dengan militer.
El-Baradei adalah salah satu tokoh oposisi yang bertemu dengan Menteri Pertahanan Abdul Fatah al-Sisi pada hari-hari sebelum kudeta. Dia adalah negosiator atas nama oposisi politik dalam pertemuan yang diadakan antara oposisi dan militer. El-Baradei sangat mendukung rencana militer untuk menggulingkan Mursi dan mengusulkan sebuah "peta jalan politik" untuk Mesir, termasuk mengangkat Ketua Mahkamah Konstitusi Adly Mansour sebagai presiden interim Mesir.
Al-Baradei bekerja keras untuk meyakinkan kekuatan Barat "perlunya mengusir dengan paksa " Presiden Mohamad Mursi, karena menurut dia, Mursi gagal mengelola negara itu ke demokrasi inklusif.
Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, el-Baradei tidak ragu-ragu mendukung penangkapan secara luas terhadap tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. termasuk Mursi dan penutupan jaringan televisi Islam yang diikuti penghapusan, dan penggulingan terhadap Presiden Mursi pada 3 Juni oleh Jenderal Mesir.
El-Baradei berada di antara mereka yang hadir ketika Jenderal Abdel Fattah As-Sisi mengumumkan pembatalan konstitusi dan penghapusan Presiden Mursi dari kekuasaannya. Dalam transisi politik setelah menjatuhkan Mursi yang kepresidenan, nama el-Baradei segera mulai beredar sebagai calon perdana menteri sementara.
Keberatan Partai Nur-Salafi, tetapi pada 7 Juli yang menolak el-Baradei menjadi kepala pemerintahan (perdana menteri), kemudian diakali dengan cara mengangkatnya sebagai wakil presiden, dan Presiden Mansur melantiknya pada tanggal 9 Juli. af/hh