Cairo (voa-islam.com) Sinai sekarang dalam situasi perang, pasca penggulingan Preside Mohamad Mursi. Di mana kekuatan perlawanan yang menentang rezim militer menyerang polisi menewaskan 24 orang polisi dan melukai puluhan lainnya, ungkap pejabat Mesir, Senin, 19/8/2013.
Para pejuang Islam di Sinai dengan menggunakan roket peluncur menyerang dua minibus polisi di Mesir utara Sinai, menembakkan roket yang menewaskan sedikitnya 24 polisi tewas, pejabat keamanan mengatakan.
Para pejabat mengatakan serangan berlangsung pagi hari, saat kedua kendaraan sedang bergerak melalui sebuah desa dekat kota perbatasan Rafah di Semenanjung Sinai.
Setidaknya dua lainnya terluka ketika para pejuang tak dikenal menembaki bus saat mereka menuju Rafah di perbatasan dengan Jalur Gaza Palestina. Para pejabat berbicara mengenai kondisi yang kacau, situasi yang sangt memburuk di perbatasan dengan Palestina, ungkap pejabat itu kepada media.
Mesir menutup perbatasan Rafah, yang merupakan satu-satunya pintu bagi warga Palestina di Gaza setelah serangan yang mematikan itu, ungkap seorang pejabat perbatasan mengatakan kepada kantor berita AFP.
Pekan lalu, Mesir mengatakan akan menutup persimpangan tanpa batas, tapi itu dibuka kembali pada Sabtu, ujar Kementerian Dalam Negeri Hamas di Gaza.
Selama pemerintahan Mursi telah berlangsung dialog yang sangat konstruktif dengan para kepala suku dan pemimpin yang berada di Sinai dan perbatasan dengan Israel, dan mereka bersedia membangun kerjasama dengan para pejabat keamanan Mesir. Para pemimpin suku dan kelompok Islam di Sinai bertemu dengan Presiden Mursi.
Situasi keamanan
Di Sinai terjadi serangan hampir setiap hari oleh orang-orang bersenjata sejak penggulingan Presiden Mohammad Mursi. Mereka masyarakat Sinai sangat kecewa dengan penggulingan Mursi oleh militer yang diikuti dengan pembantaian yang sangat keji oleh militer terhadap Muslim di Mesir.
Serangan itu adalah yang paling mematikan di Sinai dalam beberapa tahun, melebihi jumlah korban dari serangan yang terjadi Agustus, 2012, yang menewaskan 16 tentara Mesir.
Situasi keamanan di Semenanjung Sinai, yang berbatasan dengan Gaza dan Israel, telah memburuk sejak tahun 2011, ketika Presiden Hosni Mubarak digulingkan.
Menurut kantor berita AFP, setidaknya 49 pejabat keamanan telah tewas di Sinai sejak 5 Juli tidak termasuk dalam serangan terbaru. Militer menyatakan telah menewaskan hampir 70 "teroris" di wilayah itu sejak 3 Juli.
Kekerasan terjadi seperti Mesir bergulat dengan krisis politik yang mendalam dan pertumpahan darah yang telah menyebabkan ratusan orang tewas dalam beberapa hari bentrokan antara demonstran anti-kudeta dan pasukan keamanan.
Sekarang militer Mesir melakukan kontak-kontak dengan fihak keamanan dan militer Israel, guna mengatasi situasi keamanan di Semenanjung Sinai. Kemungkinan militer Mesir akan melakukan kerjasama dengan militer Israel untuk menumpas kelompok-kelompok radikal yang sekarang ini menciptakan situasi yang memburuk di wilayah itu. af/wb