Moskow (voa-islam.com) Mungkinkah Presiden Vladimir Putin akan menukar Bashar al-Assad dengna minyak Arab Saudi? Belum lama Kepala Intelijen Saudi, melakukan kunjungan ke Moskow,dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, sebelum Amerika Serikat melakukan serangan udara ke Suriah.
Memang dalam sejarah telah sering terjadi pengkhianatan. Daily Telegraph melaporkan dalam edisi hari ini (Rabu, 27/8/2013) mengulas tentang seputar pengkhianatan Putin terhadap bonekanya Presiden Bashar al-Assad dalam artikel berjudul "Saudi Secara Rahasia Menawarkan Rusia Dengan Kesepakatan Jika rezim Bashar al-Assad turun", ungkap Daily.
Tiga minggu lalu di Moskow berlangsung pertemuan antara Putin dan pemimpin Kepala Intelijen Arab Saudi, Pangeran Bandar bin Sultan, yang dilaporkan oleh surat kabar Rusia dan Inggris.
Ada berita bahwa Pangeran Bandar bin Sultan menawarkan Presiden Putin kesepakatan untuk menghentikan dukungan Rusia kepada rezim Assad di Suriah, ungkap Dailliy. Meskipun, para pejabat di Kremlin membantah rumor itu.
Transkrip pembicarraan yang berlangsung empat jam itu, bersifat sangat rahasia, dan transkrip itu menguap, serta dapat diterima oleh wartawan dari surat kabar Lebanon As-Safir, yang terkait dengan kelompok Hizbullah - yang sekarang ini mengirimkan ribuan pasukannya ke Suriah.
Menurut dokumen yang dirilis oleh surat kabar Lebanon, para pangeran Saudi, mencoba untuk memenangkan konsesi dari Putin, menggunakan kebijakan ancaman dan bujukan. Bandar bin Sultan melakukannya dengan dukungan penuh dari Amerika. Nampaknya, Sultan juga memainkan kartu Amerika Serikat, dan ingin mengakhiri rezim Bashar al-Assad. Amerika Serikat juga sangat marah, di mana Rusia menamung mata-mata Amerika yang sekarang ini membelot ke Rusia, Snowden.
Pangeran Bandar bin Sultan berjanji melindungi pangkalan angkatan laut Rusia di Suriah, jika rezim Assad digulingkan. Tapi dia juga mengisyaratkan tentang serangan Mujahidin Imarah Kaukasus pada objek SO di Sochi, jika kesepakatan tidak tercapai.
"Saya bisa memberikan jaminan melindungi Olimpiade Musim Dingin tahun depan di Rusia. Kelompok Chechnya yang mengancam keamanan akan kami kendalikan", ungkap Daily Telegraph melaporkan ucapan Bandar bin Sultan kepada Putin, seperti yang dimuat pada koran Lebanon As-Safir.
Pangeran Bandar melanjutkan dengan mengatakan bahwa Chechnya yang beroperasi di Suriah adalah alat tekanan yang bisa dihentikan untuk tidak menyerang Rusia. "Kelompok ini tidak menakut-nakuti kita. Kami menggunakannya dalam menghadapi rezim Suriah, tetapi mereka tidak akan memiliki peran dalam masa depan politik Suriah", ungkap As-Safir dikutip oleh surat kabar London.
"Pangeran Bandar pada gilirannya memperingatkan Rusia tidak mungkin" dari opsi militer, dan "jika Rusia menolak cabang zaitun akan rugi", tegas Bandar, seperti dikuti As-Safir.
Arab Saudi dapat menjanjikan bantuan ke Rusia melawan Emirat (Daulah) Kaukasus. Arab Saudi telah membantu Moskow selama bertahun-tahun dalam perang melawan Mujahidin Kaukasus, dan memperkuat rezim boneka lokal dalam setiap cara yang mungkin", ungkap Daily. Betapa buruknya sikap Arab Saudi. mshd/kvkz.