Harvard (voa-islam.com) Noam Chomsky, menegaskan bahwa tidak ada yang bisa menghancurkan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Chomsky mengkritik kudeta militer yang menggulingkan Presiden Mesir Mohamad Mursi pada bulan Juli, dan menuduh pendukung militer membuat kesalahan besar.
Profesor Amerika dibidang linguistik berbicara pada seminar yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Mesir di New York. Dia mengatakan, rezim militer tidak akan dapat membangun negara Mesir.
Penggulingan terhadap Mursi, seolah-olah sebagai sikap rakyat " Mesir ", dan semua orang di Mesir, itu adalah menyesatkan. Profesor Chomsky mendesak para pemimpin militer menghindari penggunaan istilah "orang-orang" untuk membenarkan tindakan yang mereka ambil pada bulan Juli lalu, menggulingkan Presiden Mursi.
Chomsky mengakui bahwa orang banyak turun ke jalan pada 30 Juni, memprotes Ikhwanul Muslimin, tetapi apa yang terjadi setelah itu pasti kudeta militer. Keputusan politik Ikhwanul Muslimin yang bisa dikritisi, kata Chomsky, tapi kita tidak bisa mengabaikan gerakan IKhwan, karena " itu adalah bagian dari orang-orang yang benar ". Itulah alasan lain , ia menambahkan, bagi para pemimpin kudeta tidak mengklaim bahwa mereka bertindak atas nama " rakyat " Mesir.
"Ini akan menjadi salah alasan para pendukung kudeta yang percaya bahwa para jenderal akan membangun sistem sekuler da negara demokrasi , " tegas Chomsky . "Mereka akan bertindak sebagai perwira militer, dan biasanya berusaha mengontrol sistem dan ekonomi , sambil menghancurkan lawan mereka dan hak asasi manusia. " Mereka yang menyambut kudeta akan berubah menjadi korbannya, ia akan mengintimidasi teman sekuler, liberal dan kiri nya, tukas Chomsky. Tentu, pasti akan membuat kalangan sekuler, liberal, dan nasionalis kecewa, seperti yang sudah terjadi sekarang ini.
Chomsky (85 tahun) adalah ahli bahasa, filsuf, aktivis politik, dan sosiolog terkenal . Dia dikenal karena penentangannya terhadap kebijakan luar negeri AS, serta karena kritikannya terhadap pendudukan Israel di Palestina .
Noam Chomsky, di Massachusetts Institute of Technology MIT) saat ini menjabat sebagai Profesor Emeritus di dan telah mengajar sejak 1955. Dia digambarkan sebagai sosok budayawan terkemuka dan sebagai intelektual top dunia dalam jajak pendapat tahun 2005.
Inilah sebagian wawancara dengan Noam Chomsky lebih dari satu jam tentang kebijakan luar negeri AS, politik, masa depan Partai Republik, dan skandal terbaru tentang mata-mata yang dijalankan pemerintah AS. DL Magazine menerbitkan wawancara dengan Noam Chomsky, agar para pembaca dapat mengikuti :
HARVARD : Di Mesir, konflik besar sedang berlangsung antara Ikhwanul Muslimin dengan militer dan para pendukung mereka dari kelompok-kelompok sekuler. Ada laporan dari banyak gereja Koptik yang dibakar dan Kristen Koptik menjadi sasaran .
Chomsky : Pertama-tama , pemboman gereja-gereja Koptik, seharusnya tidak terjadi, tapi itu setelah serangan kekerasan terhadap para pendukung Mursi oleh militer, kemudian menimbulkan tanggapan terhadap serangan kekerasan. Saya bersimpati sejak terjadinya revolusi yang populer 30 Juni di sana. Saya pikir dukungan mereka terhadap pengambilalihan militer yang mereka menolak untuk menyeburt kudeta ( meskipun jelas ), tapi itu akan berbalik melawan mereka. Rezim militer memberlakukan sangat keras , brutal dan kejam terhadap para pendukung Presiden Mursi.
Banyak kejahatan dan kekejaman di sana. Termasuk mengembalikan beberapa kebijakan terburuk dari zaman Mubarak dan bahkan lebih buruk yang dilakukan oleh rezim militer sekarang.
Militer dan kalangan oposisi yang menentang Mursi memiliki alasan . Mereka ingin melindungi ekonomi dan kontrol mereka atas sistem politik. Keyakinan bahwa mereka orang-orang baik yang membela rakyat dan akan menyerahkan pemerintahan kepada demokrasi adalah khayalan. Jadi, saya menduga bahwa orang-orang yang sekarang mendukung militer, segera berakhir di penjara dan disiksa. Saya tidak suka Ikhwanul Muslimin. Ada banyak keluhan tentang mereka. Namun, faktanya bahwa mereka telah memenangkan setiap pemilu, dan nampak adanya partisipasi rakyat secara demokratis. Ada banyak alasan terhadap dukungan rakyat terhadap Ikhwan. Salah satu alasan bahwa di bawah kediktatoran militer Mesir, hanyalah Ikhwan satu-satunya kelompok yang mampu mengatur dan bergerak di tengah-tengah rakyat, sehingga mereka berjaya di Mesir.
Ikhwan selalu berada di tengah-tengah rakyat. Mereka berada di daerah kumuh dan daerah pedesaan .... Oposisi yang menentang Ikhwan yang saya pribadi bersimpati dengan mereka, tapi tidak berhasil melakukan itu. Kaum sekuler yang menjadi oposisi, mereka belum bisa bersatu. Hanya Ikhwan yang dapat bersatu dengan kekuatan yang dimilikinya dan mendapatkan dukungan rakyat.
Sekarang, Mesir dibawah rezim militer bangkrut, dan terjadi pemogokan rakyat, ekonomi hancur, dan bantuan dari negara-negara Arab yan menjanjikannya tak kunjung datang, dan berdampak luas terhadap kehidupan rakyat Mesir.
Mereka kalangan sekuler dan nasionalis yang membenci Ikhwan, dan mendukung militer mulai kecewa. Para pengusaha Turki meninggalkan Mesir, dan membawa dampak yang sangat buruk. Juga negara-negara Barat lainnya, sekarang meninggalkan Mesir, dan tidak sudi lama-lama berada di Mesir.
Noam Chomsky, mengatakan,bahwa saatnya nanti Ikhwan akan berkuasa kembali, dan militer akan gagal membangun Mesir,karena cara kekerasan sudah tidak populer lagi. Selama Ikhwan tetap berhasil menjaga gerakannya dengan damai, maka akan semakin banyak rakyat Mesir yang mendukungnya dan menentang rezim militer di bawah Jendral Abdul Fattah al-Sissi. af/hh