CAIRO (voa-islam.com)- Golongan Kristen Koptik Mesir menapaki sejarah baru. Isu merek a dimarginalkan dan dihancurkan hanyalah ‘isapan jempol’ belaka. Sejatinya Kristen Koptik di Mesir seperti dianak “emaskan” oleh setiap rezim yang berkuasa di Mesir. Tidak pernah mereka terdzalimi. Orang-orang Koptik selalu hidup dengan penuh berkah. Di bawah perlindungan penguasa Mesir sepanjang sejarah.
Zaman Raja Faarouk hidup dengan nyaman. Mendapatkan perlindungan dari Farouk dan Inggris. Sehingga Kristen Koptik terus berkembang di negeri Spinx itu. Tidak ada yang menggangu. Begitu pula di zaman Gamal Abdul Nasser, Anwar Sadat, dan Hosni Mubarak.
Tokoh Koptik Buotros-Boutros Ghali, diangkat oleh Mubarak menjadi Menteri Luar Negeri Mesir, dan kemudian terpilih menjadi Sekretaris Jendral PBB. Banyak tokoh Koptik yang menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan Mesir. Tidak ada diskriminasi. Tetapi, para tokoh Koptik terus meneriakkan dari mulut mereka, bahwa hidup mereka terancam di Mesir.
Sejak revolusi yang terjadi di Mesir, 2011, para tokoh Koptik hanya menjadi penonton, tidak terlibat secara aktif dalam penggulingan rezim Honsi Mubarak.
Hanya saat-saat terakhir manjelang kejatuhan Mubarak mereka baru keluar, seakan-akan mereka terlibat secara aktif dalam aksi penggulingan rezim yang sudah berkuasa selama 30 tahun itu. Mereka menuntut berbagai hak yang ingin diperlakukan yang sama dengan komunitas lainnya, seperti Muslim.
Ketika Mubarak jatuh, pemilihan parlemen Mesir, dan dimenangkan kalangan Islamis (Ikhwan dan Salafi, Jamaah Islamiyah), kemudian pemilihan presiden dimenangkan oleh Mohamad Mursi dari Ikhwan, mereka mulai melakukan ‘konspirasi’ dengan kekuatan lainnya, seperti sekuler, liberal, nasionalis, dan militer menjatuhkan Mursi, yang dipilih rakyat Mesir secara mayoritas. Mereka membuat kampanye yang sangat negatif terhadap Mursi dan Ikhwan.
Golongan Koptik bersama dengan sekuler, liberal, nasionalis, dan didukung militer melakukan aksi-aksi jalanan, dan menuntut pengunduran diri Mursi, yang baru satu tahun berkuasa.
Momentum konstitusi baru, yang sudah disyahkan lewat referendum dengan dukungan suara 77 persen rakyat Mesir, sebenarnya konstitusi baru, yang memuat diktum “Syariah” Islam menjadi sumber hukum tertinggi dalam undang-undang Mesir, menjadi sumbu pelengseran Mursi. Orang-orang Koptik sangat benci sampai ke ‘ubun-ubun’ mendengar “Syariah Islam”. Maka, layak Mursi digulingkan dari jabatannya.
Sampai Mursi terguling, 3 Juli 2013, dan disertai dengan tumpahan darah, para pendukung Mursi di Rabi’ah al-Adawiyah, dan al-Fatah, sungguh sangat luar biasa. Semua tindakan militer yang sanga keji itu, tak lain, hasil persekongkolan jahat antara Kristen Koptik, sekuler, liberal, nasionali, dan militer.
Tak aneh bila kemudian, rezim militer di bawah Marsekal Abdul Fattah al-Sissi, mengangkat tokoh Kristen Koptik Amr Mousa sebagai Ketua Tim Penyusun Revisi Konstitusi ala rezim militer, kemudian dilakukan referendum, dan tidak jelas berapa dukungan rakyat Mesir atas konstitusi yang baru itu.
Tentu, konstitusi baru itu, mengambalikan posisi militer pada posisi sentral, dan mengembalikan mereka kepada dunia politik. Sudah lebih 60 tahun militer Mesir berkuasa, dan tidak menghasilkan apa-apa hanya hutang kepada Barat, dan dikorupsi para jendral.
Para pemimin Koptik lebih senang berada di bawah kekuasaan junta militer yang sangat kejam, dan tidak demokratis alis totaliter, dibandingkan dibawah kekuasaan Islam.
Itulah ideologi sejati dari kalangan Kristen Koptik di Mesir. Karena itu, tidak ada tempat bagi penguasa Islam di Mesir, dan harus dimusnahkan. Kolaborasi antara Kristen Koptik dengan kekuatan sekuler termasuk militer, itu sangat logis.
Sekarang, tokoh perempuan Kristen Koptik, Hala Shukrallah, Wakil Presiden Partai Konstitusi yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mesir Mohammad ElBaradei, mendirikan partai politik baru di Mesir.
Dia memang tidak hanya mewakili perempuan, yang merupakan minoritas dalam politik Mesir, tapi dia juga seorang Kristen Koptik, tetapi Hala ingin mendapatkan posisi yang lebih tinggi, dan bertujuan menjaga kepentingan Koptik Mesir bersama dengan militer.
Sebuah trik ‘kotor’ yang dijalankan Kristen Koptik di Mesir dalam merengkuh kekuasaan, diawali dengan melakukan kolaborasi dengan militer, menggilas kekuatan Islamis, dan melemahkan kekuatannya sampai ke tingkat paling minimum.
Sesudah itu mereka terus membangun kekuatan dan kekuasaan, sambil terus “berteduh” dibawah kekuasaan militer. Itu cara yang sudah umum di mana Kristen atau Katolik di negeri-negeri Muslim, sampai mereka memiliki kekuatan, kemudian menggilas golongan Muslim. *afghan