View Full Version
Rabu, 06 Aug 2014

Munarman: Adu Domba 'Terorisme' Dipelihara Densus88, Media, Pemerintah Demi Uang & Jabatan

JAKARTA (voa-islam.com) - Islamophobia dimana-mana, ditukar dengan jabatan dan uang. Begitulah kenyataannya bagi pejabat munafik, media kaum katholik kafir dan agen spin doctor.

Tak berlebihan, pekan pertama pasca lebaran bukan dimanfaatkan untuk silaturahim dan anjangsana kepada para sanak keluarga atau kerabat, sebuah hal yang lazim dimanfaatkan untuk saling memaafkan dan simakrama (open house), namun bagi kaum kafir hal tak dimanfaatkan betul di Indonesia.

Buktinya selama satu pekan libur lebaran Idul Fitri 1435 hijriah ini umat Islam di Indonesia disuguhkan berita-berita fitnah yang jauh dari rasa persaudaraan. Proyek-proyek terorisme digenjot bahkan langsung dipekan terakhir ramadhan dan terus memuncak hingga pasca lebaran Idul Fitri. 

Lihat saja proyek-proyek Islamophobia di media, satu persatu dirilis oleh media-media nasional kafir dan juga media Republika ikut membebek menyebarkan berita buruk tentang isu keislaman, bom palsu di Depok, pelaku demokrasi yang membombardir 'kekhalifahan' ISIS di Suriah dan Irak hingga alpa mengawasi kejahatan konspirasi syiah dan kaum kafir zionis yahudi beserta sekutunya di Gaza, Suriah, Irak, Afghanistan hingga Indonesia.

isu-isu SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan dan Politik) yang semuanya dibangun untuk mendeskreditkan umat Islam, masih ingat kasus Romo Magnis? Kasus Wimar Witoelar? Kasus kasarnya relawan Jokowi pada media-media Islam yang berseberangan dengannya? Atau kasus bendera Tauhid uang dinistakan The Jakarta Post?

Mereka berkomplot jahat secara sistematis, bersama-sama 'menabuh genderang perang' dengan bebas merusak kerukunan dan buas mengacak-acak kedamaian Idul Fitri dengan isu-isu SARAP (Suku, Agama, Ras, Antar Golongan dan Politik) yang semuanya dibangun untuk mendeskreditkan umat Islam, masih ingat kasus Romo Magnis? Kasus Wimar Witoelar? Kasus kasarnya relawan Jokowi pada media-media Islam yang berseberangan dengannya? Atau kasus bendera Tauhid yang dinistakan The Jakarta Post?Atau anda masih ingat kasus terbaru soal ISIS yang oleh media bagai isu seksi yang mampu menambah pundi-pundi mafia dan cukongnya. 

Tak dapat pungkiri, peran jaringan media katholik seperti media besutan Ivan Kats CIA, Kompas dan CSIS, Tempo dan kaum liberal, agen ABRI merah seperti BNPT dan densus 88 menjadi media nomor satu perusak utama keagungan Islam bahkan sejak 1960, berita-berita aksi terorisme gerakan pengacau keamanan dan jelas telah membunuhi aparat keamanan di Papua tidak disebut sebagai teroris, melainkan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB.

Voa-Islam sempat mencatat sebuah diskusi antara BNPT dan organisasi Islam di Jakarta, Ustadz Fuad Al Hazimi pernah bertanya kepada Kepala BNPT Ansyaad Mbai, "kenapa Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Republik Maluku Selatan (RMS) tak disebut sebagai terorisme?". Lalu Ustadz Fuad mengutip ucapan Ansyaad sebelumnya yang menyatakan "Kalo Teroris dikatakan sebagai gerakan radikal yang menggunakan doktrin agama, lalu bagaimana dengan OPM dan RMS? tanya Ustadz Fuad Al Hazimi?" 

Ansyad Mbai malah berkilah "karena kalau OPM dan RMS ditangkap Densus 88 dan disebut teroris maka dunia internasional akan menekan Indonesia..."

Aneh bin ajaib, kesesatan paham dan radikal syiah Jalaludin Rakhmat tak dikenai sedikitpun demikian dengan RMS dan OPM, lalu kenapa yang dijerat hanya yang mempunyai pemahaman jihad yang dilabelkan Ansyad Mbai sebagai gerakan teroris yang dimaknai sebagai gerakan separatis dengan meradikalisasi agama sebagai bentuk perjuangannya?

Disisi lain, organisasi kelompok separatis kristen di Maluku seperti Republik Maluku Selatan (RMS) dan kelompok bersenjata radikal di Papua dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga tak juga diterapkan hal serupa?

Kalau Ansyaad Mbai menyatakan terorisme sebagai gerakan yang menggunakan doktrin agama sebagai tujuan politiknya. Namun Ansyad Mbai tak berkutik ketika pertanyaan tersebut di tanyakan padanya, sebagaimana penuturan Ustadz Fuad Al Hazimi dalam diskusi dengan Ansyaad Mbai di Jakarta bulan Mei 2013 silam.

Terorisme Dipelihara Proyek Bancakan bagi Densus 88, Media, Oknum Pemerintah Demi Uang & Jabatan  

Reporter kami pernah mewawancari Ansyaad Mbai di kantor BNPT di sekitar menteng 2012 silam, terungkap bahwa perang melawan Islam itu biaya besar, bahkan pada anggaran APBN 2012 lalu BNPT meminta anggaran sebesar Rp 250 Milyar. Jadi butuh serangkaian skenario yang berantai dan panjang untuk dapat mengumpulkan pundi-pundinya, tentu dengan membuat kasus terorsitainment di Indonesia.

Menanggapi hal ini, kami mewawancarai Munarman SH yang merepresentasikan pengacara muslim yang konsisten menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar di Indonesia ini, beliau menyatakan bahwa proyek terorisme saat ini memang jadi bancakan. "Proyek terorisme saat ini memang jadi bancakan dan sumber pendanaan oleh oknum-oknum pemerintah dalam mengumpulkan dana serta jadi sarana untuk mengejar karir."

Tak hanya oknum pemerintah yang mengejar karir dengan menjual kerukunan antar umat dan kedamaian umat Islam di Indonesia, media kafir ikut berperan menca "Bahkan media massa sekuler juga mendapat kucuran dana dari berbagai kedubes negara kafir untuk kampanye anti terorisme. Jadi ini memang proyek besar." ujarnya lagi.

Makanya pihak pihak yg diuntungkan dari issue terorisme ini terus berupaya untuk memelihara isssue ini, atau dalam istilah lain, justru institusi negara dan media massa menjadi peternak kasus terorisme." imbuh Munarman kepada Voa-Islam.com.

"Makanya pihak pihak yg diuntungkan dari issue terorisme ini terus berupaya untuk memelihara isssue ini, atau dalam istilah lain, justru institusi negara dan media massa menjadi peternak kasus terorisme." imbuh Munarman kepada Voa-Islam.com.

Hal ini bukan tiba-tiba, grand design ini 'sudah menjadi konspirasi global "Ini sejalan dengan grand design Rand Corporations yang sudah diadopsi oleh pemerintah Amerika Serikat, yaitu menjadikan Islam sebagai musuh barat setelah era perang dingin berakhir." kata Munarman lagi.

Saat ini isu sexy yang diangkat seantero jagat adalah terkait ISIS (Islamic State Iraq & Suriah), kedepan jebakan-jebakan dan false flag akan diarahkan pada pendukung ISIS dan 'Kekhalifahan Islam' di Suriah dan Irak. Jika saja ada aksi kriminal, tak segan-segan ditangkap dan pemerintah menyatakan yang mendukung ISIS akan dicabut kewarganegaraannya.

Ancaman serius bagi pendukung ISIS yang kini berubah nama IS atau kepanjangan dari Islamic State atau Daulah Islam.

Divide Et Impera Modern : Menghidupkan Lagi Adu Domba Umat Islam

Munarman kembali menjelaskan hal yang tersembunyi dibalik kasus terorisme atau teroristainment ini. Ia mengungkap, "Namun agar perang terhadap Islam ini tersamar, digunakanlah jargon terorisme, ekstrimis, radikal dan fundamentalis. Dalam dokumen Rand Corporations yang berjudul 'War Againts Extrimist Islam' jelas sekali bahwa mereka strategi mereka adalah justru menggunakan umat Islam sendiri untuk berperang dengan apa yg mereka sebut extrimist Islam atau kaum fundamentalis yang punya agenda penerapan syariat islam."

Jadi dalam bahasa lain, politik adu domba atau devide et empera sedang dijalankan saat ini. Untuk memancing kelompok Islam ada dipihak mereka, maka kampanye issue terorisme dengan bom sebagai triggernya akan menjadi pola yang konstan.

Jadi jangan heran ke depan akan muncul berbagai bom rekayasa dan pemberitaan yang bombastis, karena media sekuler sudah berhasil mereka galang, dan bahkan media sekuler menjadi ujung tombak sebagai propagandis issue terorisme.

Pemberitaan tersebut adalah sebagai cipta kondisi, untuk melakukan berbagai operasi penangkapan, pengusiran (yang akan dilakukan oleh masyarakat terhadap terfitnah teroris), bahkan pembunuhan terhadap aktivis Islam atau License To Kill.

Ini sudah diperingatkan oleh Allah sebagaimana dalam surat Al Anfaal ayat 30, bahwa "orang orang kafir akan terus menerus melakukan makar dgn cara memenjarakan, menangkap, mengusir dan membunuh mukminin."

Petunjuk Allah dalam Surat Al Anfal : 30

Surah Al Anfaal 30 وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ(30)

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.(QS. 8:30)

Allah Subhanahu Wa Taala mengingatkan Nabi Muhammad dan sahabatnya tentang suatu peristiwa yang pernah mereka alami pada saat mereka berada di Mekah. Mereka diselamatkan dari siksaan orang-orang musyrikin.

Pada ketika itu orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu daya yang harus dilakukan terhadap Nabi, yaitu menawan Nabi sehingga ia tidak dapat bertemu dengan manusia dan tidak dapat lagi menyebarkan agama Islam, atau membunuh Nabi dengan cara yang menyukarkan kabilahnya untuk menuntut balas, sehingga tidak menyebabkan bahaya bagi siapa yang membunuhnya, atau mengusir Nabi dan mengasingkan ke tempat yang terpencil.

Diriwayatkan dari ahli-ahli tafsir bahwasanya Abu Talib berkata kepada Nabi: إن أبا طالب قال للنبى صلى الله عليه وسلم: ما يأتمربه قومك؟ قال: يريدون أن يسجنوني أو يقتدوني أو يخرجوني، قال: من حدثك بهذا؟ قال: ربي، قال: نعم، الرب ربك فاستوصى به خيرا، قال: أنا استوصى به؟ بل هو يستوصى بى فنزل (وإذ يمكربك) الآية

Artinya: Abu Talib bertanya kepada Nabi saw.: "Apa yang dirundingkan oleh kaummu?" Nabi menjawab: "Mereka menginginkan untuk memenjarakanku, membunuhku, atau mengusirku." Abu Talib bertanya: "Siapa yang memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi Muhammad menjawab: "Tuhanku." Abu Talib berkata: "Tuhan itu adalah Tuhanmu, maka perintahkanlah Dia (menjagamu) baik-baik." Nabi Muhammad menjawab: "Apakah aku akan memerintah Tuhanku?" Abu Talib menjawab: "Ya. Bahkan Tuhanmu telah memerintahkan kepadaku (supaya menjagamu)." Kemudian turunlah ayat ini." (H.R Ibnu Juraij dan 'Ata)

Pada saat itu orang-orang kafir Quraisy merencanakan tipu daya. Allah swt. memberikan bantuan-Nya kepada Nabi Muhammad saw. yaitu Allah swt. menggagalkan usaha mereka dengan jalan memerintahkan Nabi dan sahabatnya berhijrah ke Madinah sehingga Nabi dan para sahabatnya selamat dari tipu daya orang musyrikin. Di akhir ayat Allah swt. menegaskan bahwa Dia adalah sebaik-baik pembalas tipu daya, yaitu dapat mengalahkan tipu daya orang-orang musyrikin, dan orang-orang kafir Quraisy yang ingin mencelakakan Nabi.

Tak heran mereka tak selalu ridho dengan kejayaan Islam, tak peduli masa lebaran, ramadhan atau momen lainnya.

Sebagai Allah ungkap dalam surat Al Baqarah : 120 "2:120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."

Dan patut dicatat, Katholik sudah bermain isu Islamophobia di Indonesia sejak Indonesia sebelum merdeka, mereka kepanjangan tangan Zionis Yahudi dan Intelijen AS

Dan patut dicatat, Katholik sudah bermain isu Islamophobia di Indonesia sejak Indonesia sebelum merdeka, mereka kepanjangan tangan Zionis Yahudi dan Intelijen AS melalui agennya di Indonesia, baik ABRI merah, LSM, gereja, media hingga tokoh-tokoh liberal munafik dan kafir yang siap 'menenggak' jutaan dollar demi rusaknya Islam di bumi nusantara. Disini selengkapnya.

Belum lagi secara historis Densus 88 dibentuk oleh ABRI Merah AM Hendro Priyono yang menjadi dalang lahirnya kasus-kasus HAM dan License To Kill ala Teroristainment di Indonesia, sebagaimana Voa-Islam sudah ungkap pada tulisan sebelumnya, baca disini

Dalam rangka menjadikan Solo dan Pesantren Al Mukmin Ngruki sebagai pusat medan perang terorisme (abal-abal) di Indonesia, Hendro butuh bantuan Walikota Jokowi yang kini menjadi boneka Hendro.

Meski akhirnya rekayasa Hendro pada "perang terorisme di RI" tercium oleh CIA, FBI dan LSM-LSM AS, Hendro jalan terus. Join dengan Australia

AS yang 'dikadalin' Hendro terkait isu terorisme tidak mau bantu Hendro, AS malah mendukung SBY jadi Presiden RI pada 2004 lalu dan berimbas pada marahnya Hendro! Hendro lalu bekerja sama dengan teman-teman dan yunior-yuniornya seperti Luhut Panjaitan dan Dai Bachtiar. Mereka dorong bentuk Densus 88, dengan bantuan Australia.

Sumber Daya di TNI sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk "perangi terorisme (palsu)", Hendro tunggangi Polri Cs untuk membentuk Densus 88. Australia bantu. Maka sejak itulah ABRI Merah mendompleng Polri yang terus dicaci maki karena tindakan teroristainment yang berlebih. Seiring dengan terbentuk Densus 88 maka umat Islam kini mengalihkan perhatiannya dari ABRI merah, tak tahunya masih di dalangi oleh Jenderal jagal yang sama, darah titisan Benny Moerdani Cs.

Seiring dengan terbentuk Densus 88 maka umat Islam kini mengalihkan perhatiannya dari ABRI merah, tak tahunya masih di dalangi oleh Jenderal jagal yang sama, darah titisan Benny Moerdani Cs.

Akhirnya Australia mau membantu "perangi terorisme abal-abal" di Indonesia karena tekanan politik dalam negeri mereka yang begitu kuat, apalagi korban bom Bali I menewaskan 88 WN Aussie. Kekhawatiran rakyat Aussie baga bola salju dan menganggap terorisme Indonesia sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Karenanya Aussie terpaksa rekrut Hendropriono

Selanjutnya bisa tebak, Hendroprioono jadi agen pemerintah Aussie via ASIS (lembaga intelijen Australia). Hendro dipasok uang, logistik, info, jaringan dan lainnya.

Jadi jika ada kasus merebaknya Islamophobia dimana-mana? Buka saja topeng mereka.... [adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version