Kediri (Voa-Islam)- Jumat 16/1/2015,jam 10 pagi menjadi hari sendu dan menegangkan bagi Bapak Sukardi dan istrinya. Pasalnya tiba-tiba rumahnya menjadi incaran banyak aparat berseragam dengan senjata lengkap. Sungguh semua itu membuat Bapak Sukardi, orang tua akhi Roni bingung. Sebenarnya apa yang terjadi dan apa salah keluarganya sehingga rumahnya diserang sedemikian rupa?
Bermodal pasrah dengan apa yang terjadi, Bapak Sukardi dan istrinya hanya bisa melihat dari jauh. Mereka sedih melihat anaknya, Roni tergeletak di depan rumah tetangga karena ditembak Densus 88 pagi itu.
Seakan ingin berontak tapi cuma dalam hati. Keluguan Bapak Sukardi sebagai petani desa membuatnya tak bisa berbuat banyak kecuali hanya mengembalikan pada Allah atas semua yang terjadi. Pasrah, itulah yang hanya bisa dijalani atas peristiwa itu.
Sesaat setelah Densus 88 menembak akhi Roni, beberapa pasukan masuk mengeledah semua rumah dan mengobrak-abrik semua isi rumah.
Walhasil setelah Densus 88 selesai menjalankan pemeriksaan, ada beberapa barang yang dibawa dengan alasan sebagai barang bukti meskipun hal itu sangat tidak logis. Ternyata setelah diteliti sejumlah uang tabungan milik ibu akhi Roni juga ikut dicuri oleh densus 88. Padahal itu adalah uang hasil jerih payah yang di kumpulkan selama bekerja setiap hari.
Tindakan bejat Densus 88 sangat di batas kewajaran. Akhlak jelek yang kian menjadi, sungguh membuat umat Islam kian geram. Kalau begini tiada akhir, bukannya umat menaruh simpati tapi dendam pun kian bergejolak. Maka sungguh Densus 88 adalah laknatulloh yang patas dihujat. [Protonema (Voa-Islam)]