View Full Version
Kamis, 14 May 2015

Presiden AS Barack Obama : Iran Sponsor Terorisme dan Menjadi Ancaman Negara Teluk

WASHINGTONG  (voa-islam.com) - "Negara-negara Teluk sangat beralasan khawatir terhadap Iran sebagai "negara sponsor terorisme," kata Presiden AS Barack Obama, berbicara secara eksklusif kepada Asharq al-Awsat, yang merupakan wawancara pertama dengan koran Arab, Rabu, 13/5/2015.

"Iran jelas terlibat perilakunya berbahaya dan mengganggu stabilitas terhadap negara-negara tetangganya di seluruh kawasan Teluk. Iran adalah negara sponsor terorisme. Iran mendukung dan menopang rezim Assad di Suriah. Mendukung Hizbullah di Lebanon, dan membantu para pemberontak Syi'ah Houthi di Yaman. Jadi negara-negara  di kawasan Teluk bersikap benar menjadi sangat prihatin tentang berbagai langkah Iran, terutama dukungan melakukan proxy kekerasan di perbatasan negara-negara lain, "kata Obama kepada Asharq al Awsat.

Presiden berbicara di depan para pemimpin negara-negara GCC (Dewan Kerjasama Teluk) dalam KTT Camp David , di mana Obama menjadi tuan rumah para pemimpin GCC, Kamis, 14/5/2015.

"Negara-negara di kawasan itu benar menjadi sangat prihatin tentang berbagai langkah dan gerakan yang dilakukan oleh Iran, terutama dukungan untuk proxy kekerasan di perbatasan negara-negara lain", tegasnya.

Obama mengatakan prioritas utama KTT Camp David adalah "memperkuat kemitraan sekutu dekat kami, termasuk kerja sama keamanan kita, dan mendiskusikan bagaimana kami dapat menghadapi tantangan secara bersama-sama. Termasuk bekerja menyelesaikan konflik di Timur Tengah yang telah mengambil begitu banyak nyawa tak berdosa dan menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi rakyat di wilayah ini", ungkap Obama.

Obama mengatakan kepada surat kabar Asharq al Awsat,   "Seharusnya tidak ada keraguan tentang komitmen Amerika Serikat untuk keamanan kawasan dan  sekutu kami negara-negara GCC". Obama nampaknya akan memberikan penjelasan kepada para pemimpin dan  delegasi negara-negara Teluk tentang kerangka perjanjian nuklir Iran.

"Ketika berbicara tentang masa depan Iran, saya tidak bisa memprediksi dinamika internal Iran. Di Iran, ada pemimpin dan kelompok yang selama puluhan tahun telah memiliki posisi bertentangan dengan Amerika Serikat dan sekutu mitra regional kami", tambah Obama.

"Saya tidak mengandalkan kesepakatan nuklir dapat mengubah semua itu. Obama mengatakan, itu sebuah kemungkinan,  jika kita berhasil mengatasi masalah nuklir Iran,  dan Iran akan mulai menerima bantuan ekonomi dan dibebaskan sanksi ekonomi. Perjanjian nuklir dengan Iran, bisa menyebabkan lebih banyak investasi bagi perekonomian Iran dan lebih banyak kesempatan bagi rakyat Iran, dan bisa memperkuat kekuatan pemimpin yang lebih moderat di Iran. Iran bisa melakukan keterlibatan yang lebih konstruktif-bukan konfrontasi-dengan masyarakat internasional,dan itu  adalah jalan yang lebih baik", kata Presiden Obama.

Solusi Dua Negara

Dalam wawancara itu, Obama mengatakan belum menyerah kepada harapan untuk solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina. Namun, dia mengatakan meningkatnya ketegangan di kawasan itu, dan "pertanyaan serius tentang komitmen keseluruhan" negara yang terlibat konflik telah sulit membuat kemajuan.

"Bukan rahasia sekarang kita memiliki jalan yang sangat sulit maju ke arah tujuan. Akibatnya, Amerika Serikat mengambil langkah keras melihat pendekatan kami untuk mengatasi konflik," kata Obama. "Kami melihat ke pemerintah baru Israel dan Palestina untuk menunjukkan - melalui kebijakan dan tindakan - komitmen tulus untuk solusi dua-negara," tambahnya.

Namun, sangat salah bila negara-negara dan para pemimpin Arab Teluk menggantungkan dan menyerahkan hidup mereka kepada Obama dan Amerika. Karena, tidak mungkin Obama dan Amerika akan membela kepentingan kaum Muslimin. Obama dan Amerika adalah perpanjangan tangan Zionis-Israel. (dta/aby/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version