View Full Version
Jum'at, 15 May 2015

Luar Biasa Dahsyatnya Perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw

Luar Biasa Dahsyatnya Perjalanan Israk Mikraj Nabi Muhammad Saw

Oleh: Abdul Halim

JAKARTA (voa-islam.com)- Sebagai Nabi dan Rasul terbesar sepanjang zaman sekaligus penutup para Nabi dan Rasul, Nabi Muhammad SAW mampu menggerakkan revolusi besar-besaran terhadap bangsa Arab.

Hanya dalam waktu 23 tahun, Nabi mampu mengubah perilaku bangsa Arab dari kemusyrikan kepada Tauhid. Dari bangsa biadab ke berperadaban agung. Dari bangsa berbudaya rendah ke berbudaya tinggi. Dari masyarakat kebodohan jahiliyah menjadi pusat perbendaharaan ilmu dunia.

Dari bangsa lemah menjadi kuat sehingga mampu menaklukkan dua super power dunia Romawi dan Persia. Dari masyarakat berbudaya melecehkan perempuan menjadi berbudaya menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum perempuan, serta sederet keberhasilan lainnya.

Kesuksesan luar biasa dari Nabi itu telah ditulis dalam jutaan buku dan kitab oleh ulama dan cendekiawan hingga kaum orientalis dalam kurun waktu 15 abad. Maka tidaklah mengherankan jika sosiolog sosialis Perancis, Michael Hart, menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia terbesar dan teragung sepanjang zaman di antara 100 tokoh yang mampu mengubah sejarah dunia.  

Keberhasilan revolusi yang digerakkan Nabi Muhammad SAW itu sesungguhnya dimulai setelah Nabi sukses menjalani Isra Mikraj, yang terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke 10 dari kerasulannya sewaktu Nabi masih berada di Makkah atau 3 tahun sebelum hijrah ke Madinah. Peristiwa Israk Mikraj yang dipandang sebagai mukjizat terbesar Nabi setelah Al Qur’an itu, dimaksudkan untuk menunjukkan Kemahakuasaan Allah Subhana wa Ta’ala, dan menguatkan hati Nabi Muhammad SAW untuk terus melanjutkan risalah perjuangan Islam yang telah dibebankan ke pundaknya.

 

Nabi Muhammad SAW dipanggil Allah SWT untuk menjalani Isra Mikraj, sebuah peristiwa menakjubkan yang tidak akan pernah dialami seorang manusiapun sejak Nabi Adam as. hingga akhir zaman kelak. Perjalanan pada malam hari yang dialami manusia agung sepanjang zaman Rasulullah Muhammad SAW dengan pengawalan malaikat Jibril dari Masjidil Haram (Makkah-Arab Saudi) ke Masjidil Aqsho (Baitul Maqdis-Palestina) kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh).

Sebuah perjalanan dahsyat dengan mengarungi ruang angkasa menembus gugusan bintang dan galaksi yang jauhnya milyaran tahun perjalanan cahaya hingga mencapai langit ketujuh, kesemuanya hanya dilakukan dalam waktu semalam.

Ruang Angkasa

Sejauh ini teleskop NASA, Hubble baru mampu mendeteksi keberadaan Bintang (Matahari) yang paling jauh dari Bumi dengan jarak 14 miliar tahun perjalanan cahaya. Dengan demikian, diameter alam semesta yang sempat diketahui manusia hingga saat ini adalah 28 miliar tahun perjalanan cahaya. Padahal 1 tahun perjalanan cahaya sama dengan jarak sejauh 10 triliun kilometer.

Untuk mengetahui besarnya alam semesta, sebagai misal dalam sistim tata surya Matahari, terdapat sembilan planet, termasuk bumi, di mana setiap planet memiliki satelit (bulan) yang jumlahnya berbeda-beda. Matahari yang termasuk dalam Galaksi Milky Way itu digolongkan sebagai sebuah bintang yang kecil jika dibandingkan dengan intang-bintang raksasa lainnya, dimana ada yang besarnya sampai 1000 kali Matahari. Sementara di dalam Galaksi Milky Way saja terdapat 100 miliar bintang atau matahari.

Padahal setiap bintang memiliki planet, dan setiap planet memiliki satelit yang jumlahnya juga berbeda-beda. Jadi dalam satu galaksi Bima Sakti saja terdapat 100 miliar sistim tata surya yang di dalamnya juga terdapat komet, meteor, gugusan gas dan sebagainya dimana salah satu di antaranya sistim tata surya matahari. Padahal di alam semesta ini terdapat jutaan galaksi, seperti galaksi Milky Way. Sedangkan galaksi Andromeda adalah galaksi yang paling dekat dengan galaksi Milky Way dengan jarak sejauh 1,5 juta tahun perjalanan cahaya. Sementara bintang yang paling dekat dengan matahari adalah bintang Alfa Centauri yang termasuk dalam galaksi Milky Way dengan jarak hanya 4,3 tahun perjalanan cahaya atau 43 triliun kilometer dari Bumi.

Sedangkan Nabi Muhammad SAW pada malam Isra Miraj, tidak hanya mampu mengarungi seluruh alam semesta yang masih termasuk langit pertama (as sama’ ad dunya), yang baru diketahui umat manusia berdiameter sejauh 28 miliar tahun perjalanan cahaya. Juga langit kedua hingga ketujuh hanya dalam waktu semalam. Semua itu dapat dilakukan hanya atas kehendak Allah SWT, pencipta seluruh ruang angkasa alam semesta.

Semuanya itu bisa terjadi walaupun sepertinya tidak masuk akal, sebab ke semuanya kehendak Allah SWT. Dan kalau tidak masuk akal, memang kemampuan akal manusia sangatlah terbatas. Sampai akhir zaman ribuan atau jutaan tahun mendatang, teknologi ruang angkasa super modern sekalipun mustahil akan mampu melakukan perjalanan mengarungi angkasa luar sampai mampu menembus langit pertama.

Sebab selama masih ada galaksi yang menjadi rumah milyaran bintang di mana saat ini diperkirakan terdapat jutaan galaksi di alam semesta, kesemuanya masih disebut sebagai langit pertama. Padahal dalam Israk Mikraj, Nabi mampu mengarungi hingga langit ketujuh, sebuah peristiwa yang maha dahsyat. Subhanallah, Allahu Akbar.

(wartawan voa-islam.com dan vivo)


latestnews

View Full Version