View Full Version
Jum'at, 22 May 2015

Gagalnya Demo Pemakzulan Jokowi-JK Akibat Suap 50 Juta Per-Ketua BEM, Benarkah?

JAKARTA (voa-islam.com) - Demonstrasi pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei yang menargetkan penurunan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dari pucuk pemerintahan, dianggap telah gagal.

Berkenaan dengan kegagalan tersebut beredar kabar di media sosial Facebook, bahwa penyebab kegagalan adalah disogoknya setiap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dengan uang senilai 50 juta rupiah, pada saat makan malam bersama Jokowi.

Pemilik akun Facebook Wawat Kurniawan menyatakan bahwa para Ketua BEM sengaja membuat isu tentang rencana dimakzulkannya Jokowi-JK, untuk kemudian isu tersebut dibuat sebagai bargaining untuk transaksi kepentingan dengan Presiden Joko.

Dan ternyata, menurut Wawat, transaksi politik-ekonomi tersebut berhasil, hingga kemudian setiap Ketua BEM yang mewakili anggotanya untuk makan malam bersama Joko, mendapat uang senilai 50 juta rupiah. Dan kemudian mereka ajak kawan-kawannya untuk tidak lagi berniat menurunkan Jokowi-JK.

“setelah dapet 50 juta perorang yang kemarin Makan Malam, mereka GEMBOSI lah Temen2nya yang laen untuk tidak usah UNJUK RASA,” tulis Wawat.

Akun Facebook Wawat Kurniawan (Diambil pada 21 Mei 2015, sekitar Pukul 15.00) Akun Facebook Wawat Kurniawan (Diambil pada 21 Mei 2015, sekitar Pukul 15.00) Kalau benar kabar tersebut, sungguh amat disesalkan. Mahasiswa yang seharusnya mempunyai idealisme tinggi untuk memperjuangkan rakyat, tapi justru berkhianat hanya karena uang 50 juta rupiah.

Dan tentunya hal itu juga menyakiti organ-organ kemahasiswaan lain yang selama ini berjuang sekuat tenaga untuk membenahi Indonesia dan mencegah kerusakan yang lebih besar dengan cara menurunkan Jokowi-JK, karena dinilai telah gagal dalam menjalankan tugasnya. 

Sekalipun, sesudah dikonfirmasi ke sejumlah Presiden BEM, termasuk BEM UI menolak tentang adanya 'uang jajan' dari Jokowi itu. Namun, mereka sudah masuk jebakan 'tikus' Istana Jokowi,  sehingga secara moral mereka sudah kalah bertemu dengan Jokowi. Benar atau tidaknya mereka menerima 'uang jajan' dari Jokowi, sudah tidak penting.

Tentu, yang paling jelas gerakan mahasiswa yang mengambil momentum Hari Kebagkitan Nasional, kemudian majal. Begitulah hasil operasi intelijen yang sedang berlangsung menukangi gerakan mahasiswa.  (pribumi/ARB/MNA)


latestnews

View Full Version