View Full Version
Kamis, 11 Jun 2015

Setahun Kemenangan-Kemenangan ISIS di Irak dan Suriah

BAGDAD (voa-islam.com) -  Seperti dikatakan oleh Kepala CIA John Brennan, AS tidak bakal dapat mengalahkan ISIS, tegasnya. Ini hanya melihat realitas di lapangan. Para pejuang ISIS seperti tidak pernah habis. Padahal, sudah berapa ribu serangan udara yang dijatuhkan ke posisi-posisi ISIS di Irak dan Suriah.

Sekarang Presiden AS Barack Obama pusing tujuh keliling menghadapi ISIS yang tidak habis-habis. Obama sudah mengirimkan begitu banyak senjata dari berbagai jenis, termasuk rudal anti-tank. Sekarang Obama mengirimkan ratusan pasukan khusus ke Irak, melatih pasukan Irak yang sudah mengalami demoralisasi dan loyo, serta  tidak memiliki  semangat berperang.

Namun, tetap kondisinya tidak mencapai kemajuan  yang berarti, bisa mengalahkan ISIS di Irak dan Suriah. Justru sekarang semakin konplikasi kondisinya dengan pembelahan antara Sunni – Syi’ah dalam konflik di Irak dan Suriah.

Negara-negara dan kelompok Sunni yang selama ini mendukung kampanye Obama, mulai ragu. Karena jika mereka harus memilih antara ISIS dengan Syyi’ah, pasti akan memilih ISIS.

Tidak ada jaminan bila Negara-negara dan kelompok Sunni hidup dibawah rezim Syi’ah  nasib akan lebih baik, dan aman. Ini sudah terbukti, sejak jatuhnya Bagdad, dan sekarang  berada dibawah rezim Syi’ah, golongan Sunni, semakin terancam.

Kenyataannya, sesudah setahun gerakan yang  kemudian memberi nama gerakannya, sebagai Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang dipimpin Abu Bakar al-Bagdadi, hampir menyita seluruh perhatian para pemimpin dunia.

Semacam ada ketakutan yang sangat. ISIS berjuang membebaskan wilayah yang sangat luas, dan berhasil mengontrol dari sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. Ini menandakan kemampuan militer ISIS sangat  tangguh.

Berikut bagaimana ISIS selama setahun mulia pengepungan terhadap kota terbesar kedua Irak Mosul, hari ini  tepat setahun, yaitu pada 8 Juni. Kemenangan ISIS merebut atas kota Mosul, membuat semua pusat kekuasaan di Barat dan Arab bergetar. Terperangah.

Sesudah jatuh Mosul, pada  Juni 2014, kemudian berikutnya  provinsi Nineveh mengikuti jejaknya kota Mosul, di mana beberapa sebagai beberapa divisi militer Irak menyerah. Mereka menyerah dan meninggalkan kota Mosul dan Nieveh. Betapa  sejatinya modalitas pasukan Irak sudah ambruk.

Tak lami,  dua hari kemudian Tikrit, kota besar lain di Irak, jatuh ke tangan pejuang  ISIS. Bersamaan dengan jatuhnya Mosul, Nineveh, Trikrit, maka seorang ulama Syiah Irak, Ayatollah Ali al-Sistani, menyerukan aksi militer dengan memobilisasi seluruh kekuatan milisi Syi’ah di Irak, Iran, dan bahkan pasukan regular Iran, dimobilisasi menghadapi ISIS.

Pada akhir Juni, ISIS secara resmi menyatakan berdirinya "khilafah" yang wilayahnya  meliputi wilayah Irak dan Suriah, ujar  pemimpin ISIS ‘Khalifah’ Abu Bakr al-Baghdadi.

Pada hari-hari pertama bulan Agustus 2014,  ISIS melancarkan kembali ofensif mereka di utara, menargetkan kelompok  minoritas Yazidi yang berada  di Gunung Sinjar di Irak.

Tindakan mereka memicu kekhawatiran internasional, sehingga hanya beberapa hari,  AS mulai kampanye serangan udara di Irak, bersama dengan koalisi internasional. Tak kurang 75 negara mendukung kampanye menggayang ISIS. Termasuk Negara Arab dan Teluk.

Pada tanggal 19 Agustus 2014, ISIS merilis gambar  pemenggalan wartawan AS James Foley. Dilanjutkan  pemenggalan wartawan internasional dan pekerja bantuan termasuk Steven Sotloff, Kenji Goto, David Haines dan Alan Henning. Selain itu, pejuang  ISIS menghancurkan artefak kuno dengan palu godam di Nineveh dan  Museum di Mosul, Irak.

Menjelang akhir September 2014, koalisi memperluas kampanye serangan udara termasuk menyerang posisi ISIS di wilayah Suriah. Sepanjang bulan Oktober ada beberapa pembunuhan massal, seperti yang dari suku Albu Nimr. Kelompok jihad juga menyatakan kemenangan pemerintah Irak, pertama yang signifikan dekat Baghdad di daerah Jurf al-Sakhr.

Pada pertengahan November pasukan Irak merebut kembali kota Baiji, merupakan lokasi yang strategis di jalan utama ke Mosul, tetapi gagal mempertahankan kontrol dan akhirnya kembali jatuh ke ISIS lagi. 

ISIS yang dengan menggunakan mobil komando pasukan  Irak  keamanan yang diberi tulisan sebagai  representasi bendera ISIS yang berbunyi, "Tidak ada Tuhan selain Allah," di Fallujah .

Selama bulan Januari, ISIS membuat klaim, dan menuduh milisi Syiah, yang  setia kepada pemerintah Irak, melakukan pembantaian terhadap 70 warga di provinsi Diyala. Hanya beberapa hari setelah klaim ini, Kepala Staf Letnan Jenderal Abdulamir al-Zaidi menyatakan bahwa provinsi itu "dibebaskan" dari ISIS.

Bulan berikutnya ISIS merilis lebih cuplikan pilot Yordania,  Maaz al-Kassasbeh, yang ditangkap di Suriah pada bulan Desember. Gambar itu menunjukkan dia dibakar hidup-hidup di dalam kandang.

Sebelumnya, Kassasbeh diperlihatkan tempat-tempat  yang hancur, akibat serangan pesawat Yordania itu. Rekaman lainnya menunjukkan ISI menghancurkan artefak yang tak ternilai di sebuah museum di Mosul.

Pada bulan Maret 2015, pasukan Irak melancarkan operasi merebut kembali kota Tikrit. Perdana Menteri Haider al-Abadi mengumumkan telah berhasil pada tanggal 31. Sementara itu, ISIS merilis rekaman kehancuran artefak kuno, tapi kali ini di kota Asiria Nimrud. 

Pasukan keamanan mempertahankan markas mereka terhadap serangan oleh ISIS  selama berlangslung badai pasir di bagian timur Ramadi. Namun, akhirnya ibukota Provinsi Anbar, Ramadi jatuh ke tangan ISIS.

Dunia geger, dan Gedung Putih blingsatan.  Pada bulan April ada kerusakan lebih lanjut dari artefak, kali ini milik sebuah warisan benda purbakala yang dilindungi oleh  UNESCO di kota Hatra.

Dengan kemenangan ISIS merebut Mosul, dan Ramadi, menggambarkan betapa kekuatan pasukan Irak menghadapi ISIS tak berdaya. Inilah mimpi buruk bagi kekuatan koallisi 75 negara, yang sangat marah dengna ISIS.

Jatuhnya  Ramadi, ibukota provinsi Anbar, pada tanggal 17 Mei ini,  diikuti jatuhnya kota Palmyra yang sanga strategis di Suriah. Bahkan, seluruh Idlib jatuh ke tangan ISIS.

Wilayah-wilayah Suriah satu-satu ke tangan ISIS. Terakhir,  jalan raya  yang  menghubungkan antara Aleppo dengan Latakia, yang memiliki  akses ke laut, sebagia jalur suplai bagi pasukan Bashar di Aleppo, juga jatuh ke tangan ISIS.

ISIS yang konon bikinan ‘AS’ itu, justru sekarang menjadi ‘monster’ yang sangat menakutkan bagi AS dan Barat, serta sekutunya Negara-negara Arab. Namun, mereka menghadapi dilema dengan pengaruh Iran di seluruh kawasan Teluk, yang terus berkembang dan lebih ganas lagi, seperti  di Yaman.

Tentu,  ambisi Iran yang ingin membangun imperium Persia, lebih menakutkan dibanding dengan ISIS. Apalagi, ditambah dengan dukungan AS terhadap program  nuklir Iran, semakin  menguntungkan ISIS.

Sekarang sudah lebih separuh wilayah Irak dan Suriah jatuh ke tangan ISIS. AS dan sekutunya tidak cukup hanya dengan meneriakan ISIS sebagai 'teroris' untuk mendapatkan dukungann dunia memerangi 'teroris' ISIS. Karena mereka berperang dengan keyakinan agama.

Mereka melihat AS dan sekutunya melakukkan kejahatan yang tak terperikan di Afghanistan, Irak, Palestina, di wilayah lainnya, tanpa dihukum, dan tidak disebut sebagai 'teroris'. (dta/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version