View Full Version
Kamis, 09 Jul 2015

Jokowi Hanya Membawa Indonesia Menjadi Negara Gagal?

JAKARTA (voa-islam.com) - Sudah banyak komentar dari berbagai kalangan. Ilmuwan, akademisi, berbagai pengamat, sampai praktisi politik. Semuanya tidak ada yang positif. Kecuali para relawan Jokowi.

Itupun sekarang banyak relawan Jokowi yang sudah 'ngacir', tidak tahan melihat kinerja Jokowi dan pemerintahannya. Mereka menanggung beban malu, seperti memanggul gunung 'Uhud' dipundaknya.

Seperti komentar seorang tokoh LSM, yang pernah datang ke Istana, diundang Teten Masduki, mengatakan, bahwa menjelang setahun pemerintahan Jokowi, mirip acara 'Standup Comedy', tak ada yang bisa membuat rakyat hidupnya membaik. Kecuali hanya senyum kecut di bibir rakyat jelata. Semuanya janji Jokowi itu, tak ada yang terwujud, dan hanya palsu.

Tak ada perubahan yang signifikan dihasilkan oleh Jokowi. Hampir setahun pemerintahan yang didapat rakyat, hanyalah semakin dalamnya Indonesia terbenam dalam krisis, yang multi-dimensi.

Ekonom terus melambat, rupiah semakin tak berharga lagi atas dollar, inflasi lewat dua digit, sektor industri manufuktur hancur, eksport tak ada lagi, PHK besar-besaran, dan diikuti dengan kenaikan semua kebutuhan pokok rakyat.

Justru, pertama sesudah diangkat menjadi Presiden, Jokowi melakukan pukulan 'KO' terhadap rakyat dengan menaikkan harga BBM. Sessudah itu rakyat sekarat. Sampai hari ini. Dampaknay ke segala lini kehidupan.  Ini memang skenario 'Asing dan A Seng', yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia.

Krisis ekonomi semakin dalam. Sementara itu Jokowi terus melakukan kegiatan 'Standup Comedy', dan tidak menambah rakyat bisa ketawa. Jokowi yang mencoba lawakan dengan berbagai drama politik yang tidak lucu, termasuk menggilas Golkar, dan sekarang diumbar oleh KMP. Jokowi dibiarkan berbuat suka-suka dia.  Tak ada yang dikrirtisi dan ditolak oleh KMP,

Jokowi melalukan apapun terus didukung, tanpa reserve. Ini sebagai politik 'olok-olok' terhadap rezim Jokowi, yang ingin bergaya seperti Soeharto dengan mengobrak-abrik lawan politik dengan politik 'devide at impera'. Tak tak bermanfaat apapun bagi rakyat sekalipun sudah tidak ada oposisi.

Seperti dikatakan oleh politisi PKS, Fahri Hamzah, bahwa Indonesia menuju 'failed state' alias negara gagal dibawah Jokowi. Indonesia sudah tenggalam tampakan  gundukan utang, seperti Yunani, yang  berhutang Rp.5.000 triliun, dan Indonesia memiliki  utang Rp 4.000 triliun.

Bahkan, Fahri menambahkan justru yang menciptakna kekisruhan adalah Istana. Carut-marut negara itu, sumbernya dari Istana. Jokowi yang berstatus sebagai 'PETUGAS PARTAI', tak memiliki kemampuan memimpin pemerintahan. Selama delapan bulan menjadi presiden, Jokowi sudah sangat jelas tidak mampu mengelola pemerintahan. Orang-orang partai yang dipilih menjadi menteri itu, menurut Rizal Ramli, kelasnya hanya KW2 atau KW3.

Sekarang lagu yang terus diputar Jokowi dan para 'begundal' partai, hanyalah nyanyian lagu 'sengau' yaitu reshufle. Lagu basi. Ketika pemerintaha porak-poranda, kaset yang diputar nyanyian : RESHUFLE. Benar-benar nggak lucu.

Tentu, yang paling lucu sebuah pemerintahan, menteri sampai tidak paham singkatan dari BIN (Badan Intelijen Negara), di dalam undangan disebut BIN sebagai Badan Inteiijen Nasional. Sampai Fadli Zon dari Gerindra, menyebutkan pemerintah Jokowi mirip warung kopi. Nggak serius. Sampai hal-hal sederhana pun bisa salah.

Sebelumnya, Jokowi tidak mesti tahu dan mengerti tentang apa yang ditandatanganinya, termasuk ketika Jokowi berpidato yang berapi-api, menyatakan akan keluar dari IMF, Bank Dunia, dan PBB, dan membikir geger, besoknya di ralat.

Jokowi dan pemerintahannya sungguh sangat menggelikan. Ini tanda-tanda Indnoesia menuju negara gagal. Jokowi dipasang menjadi presiden, mungkin tujuannya hanya untuk menenggelamkan Indonesia ke dalam jurang kegagalan, dan mendapatkan status sebagai : FAILED STATE. (dita/voa-islam.com)

 

 


latestnews

View Full Version