View Full Version
Senin, 28 Sep 2015

Benarkah ISIS Menjadi Ancaman Global Atau Hanya Shadow Enemy?

NEW YORK (voa-islam.com) Mengapa dunia begitu takut terhadap ISIS? Benarkah ISIS sebagai kekautan yang sangat menakutkan? Apakah ISIS benar-benar menjadi ancaman keamanan global? Seberapa besar kekuatan ISIS?

Sejak meletusnya perang di Irak dan Suriah, dan kemudian lahir ISIS (ISIL), yang menggegerkan dunia, ketakutan dan kecemasan terus menelimuti para pengambil keputusan kebijakan di Washington dan Moskow.

Pertama kali, negara yang memiliki tingkat ketakutan dan kecemasan yang sangat luar biasa adalah Amerika. Amerika harus memobilisasi 73 negara di dunia menghadapi ISIS yang kemudian berganti nama menjadi IS. Ini benar-benar sangat tidak masuk akal. Sejatinya berapa kekuatan IS sehingga Moskow dan Washington menjaid sangat takut?

Presiden Vladimir Putin, sekarang lebih berinisiatif mengkonsolidasikan seluruh kekuatan utama dunia menghadapi IS. Putin menelpon Raja Salman bin Abdul Aziz dan Moskow untuk mengagendakan pertemuan antara Presiden Putin dengan Presiden Barack Obama di New York.

Presiden Putin direncanakan akan berpidato menyampaikan 'strategic plant', memerangi IS di depan Sidang Dewan Keamanan PBB. Sungguh sangat luar biasa. Benarkah IS ini sebagai kekuatan yang sangat luar, dan harus membuat Moskow dan Washington bersatu?

IS menjadi isu 'besar' atau menjadi isu 'global'. Tidak ada negara dan kekuatan dunia yang menyerupai IS. Korea Utara yang memiliki arsenal nuklir, tidak pernah ada kesepakatan antara Moskow dan Washington tentang bagaimana menghadapi ancaman Korea Utara. Tapi menghadapi IS, Presiden Rusia harus berbicara di DK PBB, Raja Salman, dan Barack Obama.

ISIS hanya sebuah 'shadow enemy”, atau memang ISIS ini benar-benar sebuah kekuatan ancaman global. Ini tidak pernah ada yang bisa tahu. Sekarang rakyat di dunia hanya melihat bagaimana pusat-pusat kekuasaan di Moskow, Washington, London, Paris, Berlin dan Riyadh sibuk menghadapi IS.

ISIS gaungnya menggema sejak Abu Bakar al-Bagdadi mendeklarasikan Daulah Islamiyah di Irak dan Suriah yang kemudian menjadi IS. Abu Bakar al-Bagdadi tak kurang, dia menyerukan semua Muslim di dunia hijrah di negeri baru, yaitu Daulah Islamiyah yang meliputi Irak dan Suriah itu. Ribuan orang berbondong dari berbagai dunia datang ke wilayah Daulah Islam atau ISIS.

Kegemparan dunia terjadi saat jatuhnya kota terbesar kedua di Irak sesudah Bagdad, yaitu Mosul, dan kemudian disusul Ramadi. Sampai sekarang pemerintah berhasil mengambil alih kembali Mosul dan Ramadi. Sungguh luar biasa.

ISIS menggunakan taktik perang yang menakutkan siapapun, termasuk pasukan Irak, Amerika, milisi Syiah dan Kurdi. Taktik dan methodologi perang ISIS yang sangat ditakuti adalah dengan cara menggunakan 'bom mobil'. ISIS mendobrak pertahanan musuh dengan cara menggunakan 'bom mobil' yang sangat sarat dengan bahan peledak. Inilah yang menghancurkan pertahanan musuh.

Selain itu, para pejuang yang tergabung dalam ISIS memang orang-orang yang bersedia mati syahid dan menjadi 'martyr'. Barangkali inilah yang menjadi persoalan pokok yang tidak bisa dihadapi dengan kekuatan senjata. Pasukan IS memiliki ideologi atau keyakinan yang sangat kuat.

Mungkin akan bisa surut kekuatan IS di Irak dan Suriah dengan kampanye militer besar-besaran yang berskala massiv oleh Moskow dan Washington, dan para sekutunya. Tapi, pernah bisa akan mengalahkan secara sempurna dan total terhadap IS karena mereka berideologi.

Sekarang Amerika sangat ketakutan, negara 'Adidaya' itu melalui intelijen (CIA) memperkirakan anggota ISIS hampir 30.000 orang jihadis. Sebagian besar mereka para pejuang asing, dan melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah sejak 2011. Mereka bergabung dengan kelompok IS, ungkap The New York Times, Sabtu, 26/9/2015.

Menghadapi situasi global itu, Presiden AS Barack Obama, Selasa, (26/9), berencana akan memimpin pertemuan puncak internasional, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB , bertujuan memerangi pemimpin kelompok ISIS.

 Dunia dibawah Amerika dan Moskow menghadapi era perang dingin baru, bukan melawan 'komunisme', tapi melawan kekuatan Islam yang disebut dengan ISIS.

Tapi, benarkah IS sebuah ancaman masa depan bagi keamanan global, atau mungkin hanya 'the shadow enemy”? Sengaja dibikin hanya menciptakan 'fear' (ketakutan), dan semua umat manusia berlindung dibawah payung Moskow dan Washington? (di/voa-islam.com)

Editor: RF


latestnews

View Full Version