NEW YORK (voa-islam.com) - Presiden AS Barack Obama mengatakan bahwa hanya akan mungkin mengalahkan ISIS, jika Bashar al-Assad meninggalkan kekuasaan, sehari setelah perdebatan dengan Rusia atas nasib Presiden Suriah, Selasa, 29/9/2015.
"Saya percaya di Suriah ... mengalahkan ISIS membutuhkan, pemimpin baru," kata Obama pertemuan puncak kontra-terorisme yang dihadiri lebih 100 pemimpin dunia, yang diadakan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.
Rusia dilecehkan saat berlangsung perrtemuan puncak oleh Amerika Serikat, di mana Amerika hanya mengirimkan seorang diplomat tingkat rendah ke pertemuan yang melakukan kampanye satu tahun mengalahkan ISIS, yang menguasai sebagian besar wilayah wilayah di Irak dan Suriah.
Obama berdebat keras dengan Presiden Rusia Vladimir Putin atas krisis Suriah selama berpidato DK PBB pada hari Senin. Tapi pemimpin Amerika dan Rusia sepakat bekerja sama mencoba mengakhiri perang yang sudah berlangsung empat tahun, dan menewaskan lebih dari 500.000 orang.
Bagaimana nasib Assad adalah masalah kunci pertentangan antara Washington dan Rusia dan Iran sekutu pemimpin Suriah. Presiden Iran Hasan Rouhani tidak menginginka Bashar al-Assad dilemahkan dan dijatuhkan, karena itu hanya menguntungkan bagi 'teroris'.
Secara terpisah, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyetujui Assad tinggal berkuasa selama masa transisi, tetapi dia tidak bisa tetap bertkuasa jawab jangka panjang, ungkap Perdana Menteri David Cameron, Selasa.
"Apa yang dikatakan Amerika, saya setuju dengan perlunya transisi, tapi yang jelas kekuasaan Basha al-Assad harus berakhir, dan dia tidak bisa menjadi kepala negara Suriah," kata Cameron CBS Television Network.
"Ini tidak akan bisa melawan ISIS, karena Anda tidak akan mampu mengalahkan ISIS, jika Assad masih menjalankan negara," kata Cameron. "Sejauh ini, masalahnya Rusia dan Iran belum dapat menerima keadaan Suriah tanpa Assad," tambah Cameron. Bekerja dengan negara manapun mengalahkan ISIS, bila Bashar al-Assad masih bercokol.
Setelah mengirim pasukan dan pesawat tempur ke Suriah, Presiden Vladimir Putin menyerukan "koalisi yang luas" untuk mengalahkan ISIS dan memperingatkan akan menjadi "kesalahan besar" untuk menjatuhkan “Assad”, saat terjadi pertarungan militer di Suriah, tegas Putin.
Obama mengatakan Amerika Serikat siap bekerja dengan Rusia dan Iran untuk "menemukan mekanisme politik, di mana dimungkinkan memulai proses transisi."
Amerika Serikat telah lama bersikeras bahwa Assad harus meninggalkan kekuasaan, tapi Obama tidak menentukan dalam sambutannya, apakah pemimpin Suriah bisa mengambil bagian dalam transisi dalam peran interim.
KTT kontra-terorisme berlangsung setahun setelah Obama menjadi pusat perhatian saat berlangsung pertemuan di DK PBB, dan lalu ia bersumpah menghancurkan ISIS dan menyerukan negara-negara lainnya bergabung dengan Amerika Serikat dalam kampanye memerangi ISIS.
Dalam kampanye itu, Obama mengatakan ISIS telah kehilangan sepertiga dari wilayah itu dikuasainya di Irak, dan telah "dipotong" dari hampir semua wilayah perbatasan Turki. Namun dia menambahkan bahwa aksi militer saja tidak akan berhasil dan bahwa koalisi harus mengatasi kondisi yang memungkinkan radikalisme Islam untuk berkembang.
Obama dan Putin tidak pernah bisa membunuh sebuah keyakinan. Mereka meyakini Islam, sebagi dinul haq, dan masa depan kehidupan manusia. Para pejuang Islam berani membayar mahal, ber apapun harganya. (sasa/aby/voa-islam.com)