View Full Version
Senin, 12 Oct 2015

Rusia Tidak Akan Melakukan Perang Darat di Suriah?

MOSKOW (voa-islam.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan bahwa Rusia tidak akan mengerahkan pasukan darat ke Suriah, di mana ia telah melakukan serangan udara terhadap posisi ISIS, tegas Putin, Minggu, 11/10/2015.

"Kami tidak berencana melakukan perang darat, dan sekutu kami Suriah tahu tentang hal ini," kata Putin dalam sebuah wawancara yang disiarkan di saluran televisi negara Rossiya-1, Minggu.

Putin juga mengatakan Rusia tidak ingin terlibat dalam perang antar-agama di Suriah. Dia juga menjelaskan bahwa Rusia tidak melihat perbedaan antara kelompok Sunni dan Syiah.

Putin bulan lalu mendapat persetujuan parlemen melancarkan serangan udara di negara yang dilanda perang, tapi pemerintah Rusia kukuh membantah mereka akan mengirim pasukan darat.

Rusia menggunakan jet tempur modern, dan sebagian pesawat sisa di z aman Soviet yang lebih tua. Rusia mengebom pos komando dan kamp-kamp pelatihan apa yang dikatakan kelompok radikal "teroris” (ISIS), dan memdukung serangan darat oleh pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

'Stabilkan otoritas yang sah'

Putin mengatakan bahwa tujuan operasi Rusia adalah untuk "menstabilkan otoritas yang sah dan menciptakan kondisi untuk menemukan kompromi politik”, jelasnya.

Berbicara tentang persenjataan yang digunakan dalam serangan - termasuk rudal jelajah Rusia ditembakkan dari Laut Kaspia, dan mentargetkan lebih dari 1.500 kilometer (900 mil), dan Putin menolak gagasan bahwa Rusia dalam "perlombaan senjata" dengan Barat.

"Ini bukan perlombaan senjata," katanya. "Ini adalah tentang fakta bahwa senjata modern telah membaik, berubah. Di negara lain, hal ini terjadi lebih cepat daripada di sini. Ini adalah mengapa kita harus mengikuti. "

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan hari Minggu bahwa angkatan udaranya telah menyerang 63 target di Suriah dalam 24 jam terakhir, dan berhasil menghancurkan pos komando "teroris", dan beberapa posisi penting pertahanan dan depot amunisi mereka.

Kementerian pertahanan Rusia juga mengatakan kemajuan telah dicapai dalam pembicaraan dengan Pentagon untuk menghindari konflik dengan Amerika di wilayah udara Suriah, terutama dengan koalisi pimpinan Amerika yang sedang melakukan kampanye pengeboman secara terpisah terhadap ISIS.

Putin menepis kritik oleh koalisi pimpinan AS bahwa angkatan udara Rusia tidak memberi pemberitahuan terlebih dahulu yang cukup sebelum melakukan aksi pemboman ke wilayah-wilayah yang menjadi target Rusia.

"Saya ingin menarik perhatian pada fakta bahwa tidak ada yang pernah memperingatkan kita dalam perencanaan dan awal operasi semacam ini," kata Putin. "Tapi kami lakukan."

Rusia memukul 63 target 

Sementara itu, jet tempur Rusia memukul 63 target di Suriah dalam 24 jam terakhir, ungkap kementerian pertahanan, Minggu, dan Moskow mengintensifkan kampanye itu ditujukan terhadap ISIS. Rusia menggunakan jeneis pesawat tempur, seperti "Su-34, Su-24M dan Su-25SM, dan melakukan serangan 64 sorti dari pangkalan udara Hmeimim terhadap 63 target di provinsi Hama, Latakia, Idlib dan Raqa," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Militer Rusia mengklaim bahwa serangan udara telah menghancurkan 53 posisi yang digunakan oleh "teroris," serta pos komando, empat kamp pelatihan dan tujuh depot amunisi.

Rusia mengatakan kampanye di negara yang dilanda perang itu berdampak terhadap pejuang ISIS, dan dari penyadapan radio menunjukan ISIS sedang panik, ujar kementerian pertahanan Rusia.

Pada hari Sabtu, Kementerian Pertahanan mengklaim bahwa para pejuang ISIS kehabisan senjata, amunisi dan bahan bakar, yang menyebabkan meninggalkan posisi tempur mereka di wilayah bagian timur laut. Benarkah semua itu? (mashadi/aby/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version