View Full Version
Ahad, 25 Oct 2015

Benarkah Ancamann IS, Tidak Akan Ada Satu pun Yahudi Tersisa di Yerusalem?

DAMASKUS (voa-islam.com) – Pertamakalinya sebuah pesan video dalam bahasa Ibrani, Daulah Islamiyah Irak dan Suriah (IS) mengirimkan ancaman yang menakutkan, "tidak seorang Yahudi pun akan tetap hidup di Yerusalem," di tengah meningkatnya ketegangan yang sangat luar biasa antara Zionis-Israel dengan warga Palestina.

Tapi video, yang dirilis pada Jumat (22/10), sejauh ini gagal menarik perhatian pejabat Israel - berbeda dengan sebelumnya atas ancaman IS menimbulkan kekawaritan terhadap Zionis-Israel.

Para pejabat Ziois-Israel belum memberikan respon yang serius, atas ancaman yang dikeluarkan oleh ISIS, dan lebih memperhatikan gelombang serangan yang bertambah luas, dan telah mengancam keberadaan Zionis-Israel oleh gerakan Intifadah.

Serangan gelombang dari warga Palestina, benar-benar mematikan, dan menjadi ancaman bagi keberadaan Zionis-Israel, terutama warga Yahudi di Yerusalem dan Tepi Barat. Zionis-Israel sangat takut di tengah ketegangan yang memuncak, dan ISIS akan memanfaatkan situasi, dan kemudian melakukan pemboman seperti yang terjadi di Ankara, Turki.

Dibayangi kekhawatiran

"Bagi Israel, eskalasi gerakan perlawanan warga Palestina, dibayangi ketakutan Zionis oleh serangan yang lebih dahsyat dari IS”, kata Lina Khatib, Direktur Senior Research Associate dan Arab Reformasi Initiative yang berbasis di London kepada Al Arabiya News, Sabtu, 23/10/2015.

Sepanjang tahun 2015, Israel telah membunyikan alarm bahwa IS sudah mendekati “Perbatasan utara dan selatan Israel", yang menyamar sebagai imigran Eropa, serta merilis video seorang laki-laki yang melakukan kampanye politik di sebuah SUV, sambil melambaikan bendera IS, dan menanyakan arah ke Yerusalem.

Ancaman terbaru IS ini diarahkan pada Israel. "Kami menjamin Anda bahwa segera tidak akan ada seorangpun Yahudi yang tersisa di Yerusalem dan di seluruh negeri Israel".

Sekarang, Zionis-Israel bukan hanya terus fokus pada ancaman IS, khususnya terhadap keamanan Israel semata. Seperti pernyataan Israel baru-baru ini lebih berpusat menghadapi gerakan anti Zionis-Israrel oleh warga Palestina.

Hal itu, seperti terlihat pidato  terakhir di Majelis Umum PBB, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, serta pernyataan kontroversialnya baru-baru ini bahwa Mufti Palestina al-Husaini adalah bertanggung jawab atas Holocaust. Al-Husaini lebih kejam dibanding dengan Hitler.

Ketika Zionis-Israel telah menyebutkan dalam beberapa pekan terakhir tentang IS, itu adalah sebagian besar dikaitkan dengan Hamas, dan menjadi tareget Zionis, yagn disebut sebagai ancaman langsung dengan keamanan Zionis-Israel. Bukan Mahmud Abbas.

Sementara itu,sekarang tiba-tiba IS muncul memposisikan diri sebagai pendukung rakyat Palestina, di mana sebelumnya mengancam akan "mencabut" Hamas dari Gaza, seperti diungkapkan dalam sebuah video yang dirilis Juli lalu.

Ada laporan setidaknya selusin serangan tahun ini terhadap Hamas di Gaza oleh simpatisan ISIS, termasuk empat kali yang berlangsung bulan Mei.

Satu bom menghantam sebuah pos pemeriksaan keamanan Hamas di Gaza utara. Beberapa hari kemudian, yang lain bom meledak di tempat sampah. Bom lainnya yang memiliki daya ledak yang tinggi meledak di dekat kota Gaza, dan bom yang kecil menargetkan toko ayam milik pejabat intelijen Hamas Saber Siyam.

Pada hari yang sama IS mengancam Hamas. Namun, Kepala Intelijen Israel Israel Katz mengatakan ada "kerjasama" antara Hamas dan ISIS "di dalam penyelundupan senjata dan serangan teroris ... Pada saat yang sama, di Gaza, IS telah mencemoohkan Hamas. Tapi mereka memiliki kesamaan sikap terhadap terhadap orang-orang Yahudi, di Israel atau di luar negeri", kata Katz.

Kebencian Israel dan ISIS

Tapi sementara para pejabat Zionis-Israel telah berulang kali menyamakan antara Hamas dan IS dalam retorika mereka. Secara umum pandangan bahwa IS dan Israel juga memiliki memiliki pandangan yang sama - permusuhan bersama terhadap Hamas dan Otoritas Palestina - belum hilang.

ISIS Video awal tahun ini mengancam akan menggulingkan Hamas di Gaza. (YouTube)

Menjelaskan Israel-Hamas-ISIS sebagai "segitiga kebencian," kata Khatib. "Pemimpin IS sering menyatakan bahwa pertempuran melawan kelompok murtad Sunni adalah prioritas sebelum memerangi Yahudi. Ancaman IS  diarahkan pada Hamas dan Otoritas Palestina, bukan kepada Zionis-Israel.

Sementara itu, "IS berusaha menggunakan kondisi memburuknya kekerasan Israel-Palestina untuk meningkatkan pengaruhnya di wilayah ini," kata sejarawan Timur Tengah Olivia L. Sohns.

Dia mengatakan kepada Al Arabiya News setelah adanya rilis video IS, yang mengatakan kelompok ISIS "berusaha memposisikan diri sebagai kekuatan yang paling menentukan di dunia Muslim Sunni, dan sangat memusuhi Barat dan Israel. IS ingin mengambul keuntungan dengan situsi di Palestina sekarang.

Kurangnya ancaman?

Sorotan Israel terhadap IS kini telah redup dengan meningkatnya perlawanan rakyat Palestina terhadap Zionis di Yerusalem dan Tepi Barat, yang menewaskan setidaknya 51 warga Palestina dan sembilan warga Israel dalam satu bulan terakhir.

"Perhatian Israel yang paling utama saat ini adalah menstabilkan situasi dengan Palestina", kata Dr. Alon Ben Meir, seorang akademisi Amerika yang mengkhususkan diri dalam perundingan perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab, kepada Al Arabiya News.

"Israel memahami dengan baik bahwa mereka harus berurusan, sekarang dan di masa depan dengan Palestina, dan juga memahami bahwa IS tidak akan bertahan dalam jangka panjang, sedangkan konflik Palestina akan tetap hadir sampai jangka waktu yang tidak terbatas.

“Netanyahu tahu bahwa eskalasi kekerasan lebih lanjut hanya akan membuat masyarakat internsional memusuhi negara Zionis, dan meningkatkan tekanan pada Zionis, serta memperlemah negara Zionis", tambah Ben Meir.

Analis Timur Tengah James Dorsey, yang telah banyak menulis tentang konflik Israel-Palestina, setuju. "Saya pikir yang membentang dari pandangan yang jauh untuk menyimpulkan bahwa Israel dan IS bisa menemukan kesamaan, terutama dalam penentangan mereka terhadap Hamas.

"Jelas, gelombang protes Palestina dan kekhawatiran paling mendesak Israel bukan terhadap IS... Karena itu, tidak berarti Israel melewatkan perhatiannya atas situasi di Suriah. IS menimbulkan ancaman yang sangat serius bahkan jika Israel tidak segera fokus IS", tambah Dorsey.

Hal ini kemungkinan bahwa kekhawatiran Israel atas IS menyusul keputusan Rusia melaksanakan serangan terhadap sasaran IS di Suriah. 

Namun, respon Tel Aviv tentang ancaman IS terbaru masih harus dilihat. Seorang juru bicara kementerian dalam negeri Israel yang dihubungi oleh Al Arabiya News tidak menanggapi permintaan komentar pada  keamanan dalam negeri Israel, berkaitan ancaman IS.

Mungkin ini sebuah teka-teki yang sangat rumit. Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin, melakukan serangan terhadap IS, tak lama sesudah kunjungan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu ke Moskow. Keputusan Putin menyerang basis oposisi di Suriah, hasil pertemuan antara Netanyahu dan Putin di Moskow. Semua ingin menyelamatkan Zionis dari kehancuran. (mashadi//voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version