JAKARTA (voa-islam.com)—Pemerhati Kontra-Terorisme, Harits Abu Ulya menyarankan agar Kapolri Tito Karnavian untuk terus mengupayakan pendekatan persuasif kepada 11 orang anggota kelompok Santoso yang tersisa di Pegunungan Poso.
"Bila perlu Tito sebagai Kapolri mendatangi langsung pegunungan Poso, untuk memperlihatkan keseriusan, bahwa dia benar-benar ingin mengedepankan cara soft approach daripada cara militeristik," kata Harits dalam rilisnya kepada Voa-Islam, Kamis (22/9/2016).
Lanjut Harits, aparat harus terus mensosialisasikan himbauan agar kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) turun gunung sebagai upaya serius mendorong pendekatan soft.
"Pendekatan persuasif akan meminimalisir korban jiwa," ucapnya.
Menurut Harits, saat ini ada upaya menjadikan Ali Kalora sebagai pimpinan dari 11 orang dalam kelompok MIT. Sementara, menurutnya, Ali Kalora tidak memiliki karakteristik seorang pemimpin sehingga dianggap tidak begitu berbahaya.
"Dia memilih tetap bergabung dengan Santoso, karena saat pihak keluarga meminta turun gunung, dia tidak siap hadapi interogasi Polisi," jelasnya.
Tambah Harits, keberadaan 11 anggota MIT bertahan di pegunungan Poso hanya soal waktu, karena situasi medan tidak mendukung gerilya mereka di hutan.
"Minimnya persediaan senjata dan logistik akan memaksa mereka untuk turun gunung," pungkas Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA).* [Bilal/Syaf/voa-islam.com]