JAKARTA (voa-islam.com) - Langkah populis ala "riding the wave" tengah dimainkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam acara Nobar (nonton bareng) film G30S/PKI garapan Sutradara Arifin C Noer. Langkah manuver Panglima TNI ini dinilai tidak benar-benar tulus mengingat era Nobat (Nongol Babat) pemerintahan Presiden Jokowi ini.
Adalah ucapan salah satu politisi senior Gerindra, Imam Widodo (60) yang mencoba menyadarkan umat Islam, sebagai politisi kawakan dan di Partai Gerindra dan kenyang asam garam aktivis Pii , HMI ini memberikan wejangan yang mencoba membongkar sikap Panglima TNI ini.
"Kita lihat Jenderal Gatot melakukan manuver untuk mendulang simpati ummat. (Karena) Tanpa restu Jokowi tentu sudah kena NoBat (Nongol Babat). Jadi wajar kalau PDIP sewot." ujar Imam Widodo, Kamis (21/9/2017).
Tanpa restu Jokowi tentu sudah kena NoBat (Nongol Babat). Jadi wajar kalau PDIP sewot." ujar Imam Widodo.
Konstelasi politik Jend Gatot membuat PDIP meradang, " PDI menuduh Gatot memecah belah bangsa karena jatah Puan sebagai Wakil Presiden terancam. Rupanya PKI yang sdh jadi bangkaipun dimainkan kembali untuk 2019." jelas Imam Widodo.
Imam menambahkan, jika PKI dihidupkan kembali, nanti justru akan ada yang menghidupkan kembali GAM, DI/TII, Permesta, "Keturunan yang jadi korban G30S adalah bagian bangsa ini seperti keturunan DI TII, GAM, PERMESTA, OPM. Lupakan perbedaan jangan cari salah dan benar. Mari kita bangun bangsa ini menjadi bangsa besar yang tidak mungkin dilandasi oleh dendam picik yang tidak logis."
Ia berpesan, "Sebagian besar bangsa di dunia ini dibangun dari kubangan darah dan airmata. Bangsa yang besar mampu menjadikannya sebagai pelajaran sebagian lain menjadikan sebagai tradisi kebangsaannya. Kedua pilihan itu akan menjadikan bangsa pemenang atau bangsa pecundang."
"Untuk gernerasi milenial, pelajari sejarah dari berbagai sumber. Jangan terjebak pada faham "hitam putih" diluar nalar yang sehat. Orang Jerman begitu mudahnya melupakan kejamnya Nazi. Semudah itu pula reunifikasi Jerman Barat & Timur yang komunis. Kita sebagai bangsa sangat senang memelihara permusuhan. Bahkan diabadikan dengan suatu ritual nonton bareng film propaganda buatan rezim totaliter. Yang lebih menyedihkan diinisiasi lembaga yang seharusnya menebar kedamaian bukan membuka luka lama. Selamat tahun baru hijrah 1439." tutupnya.
Jadi, menurut anda benarkah Nobar PKI, Polesan Politik Jend Gatot Manuver Mendulang Simpati Umat Islam??
Ketulusan Nobar atau Nobat? Wallahu'alam...
Umat Islam berdikari tetap kawal ARUS ANTI PKI. Setuju!..
Toh gerakan 212 berhasil dari arus umat. Tanpa unsur militer.. gelar nobar anti PKI dengan spirit berdikari ala 212.
[abdullah/voa-islam.com]