View Full Version
Ahad, 27 Oct 2019

Isu Radikalisme Dinilai Komoditas Politik yang Akan Terus Dieksploitasi Hingga Kiamat

JAKARTA (voa-islam.com)—Banyak yang menilai isu radikalisme sengaja terus dihembuskan untuk tujuan tertentu. Bahkan Direktur Centre for Strategic and Policy Studies (CSPS) Prijanto Rabbani menyebutkan radikalisme sebagai komoditas politik yang terus dieksploitasi hingga kiamat.

“Radikalisme itu realitas dan komoditas politik. Realitas kecil, dapat selesai, sedang sebagai komoditas akan dieksploitasi sampai kiamat. Paham?” kata Prijanto pada akun Twitter miliknya, Ahad (27/10/2019).

Sementara mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai radikalisme telah terjebak menjadi industri.

“Cara pejabat menakut-nakuti bangsa ini dengan isu radikal yang dituduhkan kepada kelompok Islam ini sudah merusak banyak sekali modal sosial kita. Tidak mudah dikembalikan,” kata Fahri seperti dikutip dari akun Twitter miliknya, Ahad (27/10/2019).

Fahri mengungkapkan rasa herannya ketika umat Islam yang menjadi mayoritas di negeri ini ditakut-takuti dengan ajaran agamanya sendiri.

“Kok bisa bangsa mayoritas Islam ditakut-takuti dengan ajaran Islam. Lalu kok kita semua percaya bahwa radikalisme ada di mana-dimana dan mengancam negara kesatuan. Ajaib. Contoh dari satu dua ceramah dari ribuan ceramah setiap hari di seluruh Indoensia di copy dan dijadikan alat bukti,” ungkap Fahri.

Seperti diketahui, awal periode kedua Presiden Jokowi ini isu radikalisme kencang dihembuskan. Bahkan terang-terangan Menteri Agama Fachrul Razi akan menindak tegas para ustaz yang menyampaikan ceramah radikalisme.

Tak hanya itu, Menko Polkuham Mahfud MD juga meminta masjid-masjid di perkantoran pemerintah agar tidak menayangkan pesan-pesan adu domba dan permusuhan.

"Pesan saya ke masjid, agar masjid-masjid Pemerintah itu dikelola secara baik sebagai pembawa pesan agama. Apa pesan agama paling pokok? Membangun kedamaian di hati, membangun persaudaraan sesama umat manusia," kata Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2019).* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version