Oleh:
Asyari Usman || Wartawan Senior
DALAM tulisan terdahulu, Jokowi diskenariokan tiga periode. Prabowo Subianto (PS) akan menjadi cawapresnya. Skenario ini sedang digarap serius. Kemarin, barisan relawan yang menamakan diri Komunitas Jokowi-Prabowo 2024 (Jokpro 2024) resmi dibentuk.
Gagagasan Jokowi tiga periode dengan Prabowo sebagai cawapres, mau tak mau, menimbulkan gesekan langsung ke Bu Megawati (ketum PDIP). Sebab, Bu Mega telah menyiapkan formula pencapresan Prabowo-Puan atau Puan-Prabowo.
Tetapi, keinginan Bu Mega ini diganggu oleh orang-orang yang terlibat dalam survei elektabilitas. Milsanya, saat ini sedang deras opini yang melemahkan semangat Bu Mega untuk menjadikan Puan Maharani sebagai capres PDIP di Pilpres 2024. Yang terbaru adalah serangan Denny JA (DJA) yang menyimpulkan bahwa PDIP akan kalah kalau mengajukan Puan sebagai capres. Danny juga mengatakan, Ganjar Pranowo punya peluang besar menjadi ketum PDIP jika dia menang pilpres.
Gagasan Denny ini sangat merendahkan. Meskipun Puan tak muncul signifikan di berbagai survei, tidaklah elok kalau itu dikatakan secara terbuka.
Bu Mega harus “membungkam” DJA dengan cara yang membuat dia “mabuk” dan balik mendukung Puan. Bagaimana caranya? Sangat mudah. Tidak perlu berkeringat-keringat. Juga tidak perlu mengerahkan buzzer untuk mengeroyok Denny.
Panggil saja Danny untuk bincang-bincang santai. Di rumah atau di plaza sate. Ajak dia bersaudara. Kasih dia kisi-kisi tentang “persaudaraan” itu. Dia pasti segera menangkap apa maksudnya. Pupuk persaudaraan “setebal” mungkin. Semakin tebal, makin mantap langkah DJA untuk menunjukkan persaudaraan dengan Bu Mega dan Puan.
Itu tentang Denny JA. Yang juga mengerdilkan Puan adalah kemunculan relawan Jokpro 2024 seperti dijelaskan di atas. Salah satu pentolah Jokpro 2024 adalah M Qodari. Dia direktur lembaga survei, Indo Barometer.
Nah, seperti halnya pendekatan dengan Denny, Bu Mega juga pasti bisa mengajak Qodari bersaudara. Dia bisa dirangkul untuk mengamankan Puan di Pilpres 2024. Tanya langsung Qodari “apa” yang dia perlukan. Klarkan segera. Fokuskan pandangan Qodari ke satu “benda keramat” yang akan membuat dia terhipnotis. Setelah itu, bakal muluslah jalan Mbak Puan.
Selain DJA dan Qadari, banyak lagi yang harus diajak bincang-bincang dan membangun “persaudaraan tebal” demi memperkuat Puan menuju Pilpres 2024. Rekrut para aktivis survei lainnya, yang alsi maupun yang abal-abal. Tebalkan segala sesuatu untuk mereka. Pasti popularitas Puan akan melambung tinggi.
Ini harus dilakukan oleh Bu Mega. Sekaranglah saatnya menyelamatkan Puan. Tidak banyak waktu untuk disia-siakan. Bu Mega harus berkeras agar Puan capres 2024. Yakinlah, Prabowo siap menjadi cawapres dengan dukungan penuh Gerindra.
Perkara sudah ada janji Bu Mega mendukung Prabowo sebagai capres 2024, bukan masalah besar itu. Pak Prabowo akan selalu siap menerima apa saja. Beliau sudah biasa seperti itu. Jangan khawatir.
Kalau Bu Mega tidak berkeras ajukan Puan sebagai capres 2024, konsekuensinya sangat fatal. Pertama, karir politik Puan akan tamat.
Kedua, PDIP bakal diambil orang lain dengan mudah. Setelah 2024, generasi PDIP akan berubah. Tantangan dan tuntutan akan berbeda. Posisi Bu Mega akan melemah secara natural.
Jadi, Pilpres 2024 adalah momen terbaik dan terakhir untuk Mbak Puan. Tidak akan ada lagi. Mumpung Bu Mega masih 100% menguasai PDIP, pastikan di internal partai bahwa Puan capres dan Prabowo cawapres. Hanya dengan formula inilah Bu Mega bisa mencegah Jokowi tiga periode dan sekaligus menyelamatkan Puan.
Ingat, Pak Jokowi itu sangat kuat meskipun tidak punya partai. Beliau bisa bergerilya di DPR dan DPD untuk mengubah pasal 7 UUD agar presiden bisa tiga periode.
Kecuali Bu Mega memang mendukung Jokowi tiga periode. End of discussion, tidak perlu diskusi lagi.*