View Full Version
Selasa, 14 May 2024

Runtuhkan Zionis, Rebut Baitul Maqdis!

Oleh: Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik Islam

Buku karya cendekiawan muda Fahmi Salim ini tepat waktunya. Di saat zionis Yahudi memborbardir Rafah saat ini, buku ini hadir untuk memberikan semangat pada rakyat Indonesia agar ikut andil dalam membantu Paletisna. Kebiadaban Israel memang sudah keterlaluan, lebih dari 34 ribu kaum Muslim saat ini jadi korban.

Buku ini memberi gambaran cukup komperehensif tentang sejarah Yahudi Israel, Perangai Yahudi dalam Al Quran, Strategi melawan zionis Israel, Agar Anak Mencintai Baitul Maqdis, Resep al Ghazali dalam Pembebasan Baitul Maqdis, Solusi Mujarab Konflik Baitul Maqdis dan  Nilai Strategis Pertempuran Badai al Aqsha.

Buku setebal 473 halaman ini diawali dengan pemaparan kisah penyimpangan Bani Israel seperti disebut dalam Al Quran. Kaum terlaknat ini melakukan penyimpangan: 

Pertama, mereka mengatakan dirinya sebagai putra Allah dan kekasih Allah. Mereka mengaku punya hak eksklusif atau monopoli sehingga tidak bisa disalahkan. Dengan pongah mereka berkata,”Neraka tidak akan menyentuh kami, kecuali beberapa hari saja.” (lihat surat al Baqarah 80).

Kedua, mereka meyakini Nabi Uzair putra Allah, sebagaimana Nabi Isa adalah putra Allah dalam keyakinan Nasrani. “Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. at Taubah: 30)

Ketiga, mereka memalsukan Taurat. Termasuk pengertian memalsukan disini adalah beriman kepada sebagian isinya tapi mengingkari sebagian yang lain. “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. al Baqarah: 79)

Keempat, mereka mengatakan bahwa Allah itu fakir. Allah SWT berfirman,” Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar". (QS Ali Imran: 181)

Kelima, mereka memerangi dan membunuh para Nabi. Allah SWT berfirman,” Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.” (QS. al Maidah: 70)

Nabi Muhammad SAW tidak lepas dari gangguan dan konspirasi Yahudi. Mereka sangat berniat untuk membunuh beliau, diantaranya dengan meracuni makanan dan melakukan tindakan kekerasan secara diam-diam.

Berdasarkan rekam jejak penyimpangannya sepanjang sejarah, bukan hal yang aneh bila Yahudi warga zionis Israel memiliki tabiat dan perangai serupa. Adalah kebodohan bagi umat Islam manakala kita begitu mudah dikelabui oleh niat ‘baik’ yang mereka tawarkan, seperti dalam penjajahan Palestina yang berlangsung hingga kini. Diantara pengelabuan Yahudi adalah mereka berbagi tugas dengan Amerika Serikat, yakni berupaya sedemikian rupa mengajukan dan meyakinkan pendirian negara Palestina merdeka kepada negara-negara Arab sebagai tawaran normalisasi politik dengan Israel. Padahal, saat yang bersamaan, penjajah Israel justru tidak pernah mengakui dan selalu menihilkan negara Palestina dalam setiap perundingan damai.

Mereka tanpa henti memperlihatkan kesombongan dan kecongkakan dihadapan negara-negara Islam sedunia. Tak ayal sikap mereka mengusik para ahli ilmu yang tak ingin harga diri agama Tauhid ini diinjak-injak oleh Yahudi. Ulama duniapun menfatwakan beberapa hal terkait perjuangan perlawanan atas penjajahan Yahudi Zionis Israel:

Pertama, jihad rakyat Palestina adalah jihad yang syar’i, karena tujuannya adalah membebaskan tanah air dari cengkeraman penjajahan.

Kedua, menolong penduduk Palestina wajib hukumnya bagi seluruh umat Muslim dunia.

Ketiga, mengingat kekuatan zionis dibekingi oleh negara-negara Barat, baik secara finansial, militer, intelijen dan logistic, sudah seharusnya umat Islam membentuk koalisi pertahanan dan militer yang kuat untuk stabilitas keamanan, kawasan dan dunia. Negara-negara Islam seharusnya tak cuma antusias membeli persenjataan canggih dari Amerika Serikat dan negara produsen lainnya di Barat. Percuma kalau kekuatan didiamkan begitu saja tanpa ada pergerakan membuat koalisi militer ala NATO.

Keempat, menganjurkan kaum Muslimin untuk mengeluarkan zakat bagi perjuangan bangsa Palestina. Yang sudah terkena wajib zakat, boleh segera mengeluarkan zakatnya. Boleh disegerakan walaupun waktunya belum genap satu tahun. Kalau sudah mencapai nisab, segera keluarkan dan salurkan zakatnya kepada rakyat Palestina.

Kelima, wajib bagi kaum Muslimin mendukung pejuang di jalur Gaza, diantaranya melalui dukungan media. Dukungan media ini tidak kalah pentingnya. Ada jihad dengan harta, jihad dengan militer senjata, jihad dengan bantuan logistic manan, ada jihad dengan media sosial untuk melawan mesin propaganda Israel.

Keenam, wajib bagi pemerintah Arab dan Muslim menolong saudaranya di Jalur Gaza, baik secara militer, dana maupun diplomasi.

Ketujuh, haram hukumnya melakukan normalisasi hubungan dengan penjajah Israel. Langkah tepat ditempuh Indonesia saat menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023, yakni tidak mengizinkan Israel untuk berpartisipasi. Kementerian Luar Negeri Indonesia juga sikapnya jelas: tidak ada normalisasi hubungan dengan Israel selama Palestina berstatus sebagai negara terjajah dan ditindas.

Kedelapan, wajib bagi pemerintah dan seluruh umat Islam memboikot produk-produk Israel dan perusahaan-perusahaan yang mendukung zionisme.

Kesembilan, dianjurkan bagi Muslimin untuk melakukan doa qunut dalam setiap shalat, baik sendiri maupun berjamaah. Bisa berupa doa qunut nazilah, dan tidak harus saat shalat berjamaah atau shalat jahr saja.

Kesepuluh, migrasi paksa warga di Jalur Gaza adalah kejahatan luar biasa yang harus ditentang.

Inilah sepuluh kesimpulan dari fatwa ulama-ulama dunia, termasuk dari Al Azhar di Mesir. Fatwa-fatwa ini secara tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina. Syekh Al Azhar menfatwakan bahwa mempertahankan tanah Palestina hukumnya adalah wajib syar’i dan orang yang mati mempertahankannya berarti mati syahid.

Salah satu  ulama yang mempunyai perhatian besar terhadap Baitul Maqdis adalah Imam Ghazali. Imam Ghazali memang wafat pada 1111 Masehi. Namun dari perubahan-perubahan yang beliau lakukan, Baitul Maqdis akhirnya berhasil dibebaskan dari tantara Salib pada tahun 1187. Itulah zaman kemunculan seorang tokoh yang bernama Shalahuddin Yusuf ibn Ayyub. Direbutnya kembali Baitul Maqdis memang baru pada tahun 1187, namun generasi yang membebaskannya sudah dilakukan dari generasi ke generasi dan itu antara lain dimulai oleh Imam Ghazali. Memang memakan waktu yang lama lantaran penyakit yang ada dalam tubuh umat Islam begitu banyak dan menumpuk. Obat dan penyembuhannya tidak bisa singkat. Kalau kita lihat kitab  Ihya Ulumiddin, sorotan utama Imam Ghazali ada dua aspek: pentingnya ilmu dan ulama. Apa yang menyebabkan umat ini sakit adalah ulama yang rusak cinta dunia dan suka mengejar jabatan. Sebab yang kedua adalah tersebarnya pemahaman-pemahaman sesat yang tidak berlandaskan ilmu.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Imam Ghazali  melakukan tujuh  tindakan untuk hadirkan perubahan:

Pertama, mencetak generasi baru ulama dan para pendidik.

Kedua, melahirkan kurikulum baru dalam bidang Pendidikan pengajaran Islam.

Ketiga, menghidupkan risalah amar makruf nahi mungkar.

Keempat, mengkritisi para penguasa zalim di dunia Islam. Jangan sampai ulama takut mengkritisi penguasa. Jika takut mengkritik, bukan ulama namanya. Hal ini penting karena rusaknya umat ini karena penguasa zalim dan kebijakannya yang sesat.

Kelima, memberantas materialism dan praktik keagamaan menyimpang serta meluruskan pemahaman tentang dunia dan akhirat.

Keenam, ulama harus mendakwahkan tema keadilan sosial. Hal ini untuk mendekatkan perbedaan jarak antara idealita pesan Islam dan realitas sehari-hari. Ceramah-ceramah dipengajian hendaklah tidak hanya seputar bab wudhu dan shalat, namun perlu memasukkan tema keadilan sosial dalam Islam. Dasarnya adalah firman Allah dalam surat an Nahl ayat 90 :

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Ketujuh, beliau memberantas aliran-aliran sesat dalam tubuh umat Islam

Tujuh program pokok yang dilakukan oleh Imam Ghazali itu kemudian dilanjutkan oleh Syekh Abdul Qadir al Jailani. Kita di Indonesia mungkin hanya mengenal sosok ini sebagai pemilik karamah. Padahal Syekh Abdul Qadir al Jailani adalah salah satu penggerak Islam dan perbaikan umat Islam yang madrasahnya melahirkan generasi pemimpin seperti Nuruddin Mahmud Zanki. Melalui madrasah tersebut lahir perwira-perwira militer, gubernur-gubernur yang shalih, pegawai-pegawai pemerintahan yang solid, yang akhirnya mengantarkan Shalahuddin al Ayyubi tahun 1187 membebaskan Masjidil Aqsha.

Begitulah saat umat sudah sembuh dari berbagai macam virus penyakit. Sudah tidak cinta dunia lagi dan sudah kembali kepada al Quran dan Sunnah. Umat yang semuanya mau digerakkan. Begitulah fondasi awal lahirnya gerakan jihad yang membebaskan Baitul Maqdis.

Walhasil buku yang bagus ini sayang bila dilewatkan. Buku ini sangat berguna bagi aktivis Islam, guru, ustadz, kiyai, cendekiawan atau masyarakat umum. Karya ini bisa dijadikan juga sebagai bahan ajar atau materi pengajian agar kaum Muslimin selalu semangat dalam membela saudaranya di Palestina. Wallahu azizun hakim. [PurWD/voa-islam.com]

  • Sumber : Fahmi Salim, Runtuhkan Zionis Rebut Baitul Maqdis, Yayasan al Fahmu Internasional Indonesia, Jakarta, Februari 2024

latestnews

View Full Version