View Full Version
Kamis, 27 Jun 2024

Ada Apa Dengan Muamalat (2): Muamalat 'dikemplang' Rp. 700 Milyar

JAKARTA (voa-islam.com) - Tetiba saja manajemen Bank Muamalat Indonesia (BMI), Selasa (24/6/2024), perusahaan menyebutkan perubahan pengurus perusahaan mengacu kepada anggaran dasar perseroan di mana periode jabatan direksi, komisaris, ataupun dewan pengawas syariah selama 5 tahun. 

Selain itu berdasarkan peraturan OJK, perubahan pejabat di perusahaan dilakukan dalam RUPS. Selain agenda perubahan direksi, komisaris, atau dewan pengawas syariah Bank Muamalat, manajemen juga mengusulkan agenda RUPS untuk persetujuan laporan keuangan tahun buku 2023.

Yang menjadi pertanyaan, ada apa dibalik RUPS Bank Muamalat ini?

Innalillahi, Terbongkar Kredit senilai Rp. 700 milyar langsung macet di Bank Muamalat

Bank Syariah kebanggaan negeri muslim terbesar di dunia ini tak disangka memiliki memiliki banyak skandal yang dilakukan oknum internal petinggi Bank Muamalat yang kini dikenal sebagai Bank Muamalat Indonesia atau BMI.

Dari informasi yang beredar di kalangan jurnalis, kabar tak sedap ini menerpa bank muamalat yang terlahir dari rahim MUI dan satu-satunyanya bank syariah 100% milik ummat.

Ada rumor pertama yang terendus jurnalis, saat ini lagi menjadi trending topik khususnya issu rencana merger BMI dgn BTN syariah yg menurut istilah majalah tempo (17/3/24) adalah *kawin paksa Bank Syariah, apa konsekurnsinya ?*.

Sebelumnya, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu juga mengatakan bahwa langkah akuisisi Bank Muamalat masih dalam proses due diligence. Kemungkinan besar proses due diligence akan rampung pada Maret mendatang. Jika sudah selesai, perseroan akan mengambil keputusan akuisisi pada April 2024 (bidnid.com 21/2/24).

Bank Syariah yang dirindukan itu telah merugi 

Ya benar sekali, banyak umat Islam dininabobokan dengan hiruk pikuk pengalihan isu besar sehingga ada sebuah skandal di Bank Muamalat tak terendus jelas pilpres 2024 ini.

Tak disangka, Bank Muamalat sejak 10 tahun terakhir ini terungkap selalu dirundung masalah internal yang semestinya tidak perlu terjadi. Dan tentu ini melukai perasaan umat Islam Indonesia jika skandal ini terbongkar.

Kami berkali-kali meminta waktu untuk mewawancarai Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia terkait masalah internal ini. Namun hingga berita ini diturunkan belum memberikan waktu untuk wawancara.

Sebab kisruh Muamalat terendus awak media karena sejak Mei-Juni 2024 beredar kabar Muamalat "dikemplang" alias kredit macet yang tidak dibayar sebesar Rp. 700 milyar. 

Karenanya Umat Islam berhak mengawal dan membuka skandal terkait problem utama BMI yaitu terjadinya salah kelola (mismanagament) sehingga kondisi kinerja keuangan BMI mengalami bleeding tiada henti.  

Sehingga berbagai problem yang terjadi belum tuntas penyelesaiannya namun sisi lain manajemen dengan sengaja dan terencana menciptakan problem baru yang lebih besar.

Belum tuntas kasus Bank Syariah Indonesia yang ditinggalkan PP Muhammadiyah yang akan menarik uangnya sebesar Rp. 15 Trilyun di BSI, akankah Muhammdiyah menarik pula uangnya dari Bank Muamalat Indonesia ?  

Ihwal Kasus PT. HDC merugi Rp. 700 milyar dan macet di cicilan pertama

Kasus terkini yang heboh di intenal Bank Muamalat Indonesia adalah aroma tak sedap tercium ke awak media terkait penyaluran pembiayaan bodong yang besarnya sangat fantastis sebesar Rp. 700 Miyar yang disalurkan kreditnya kepada nasabah korporasi yaitu PT. HCD.

Penyaluran pembiayaan bodong Rp. 700 milyar ini kepada PT. HDC terjadi pada bulan November 2023 yang menurut informasi langsung macet pada cicilan bulan pertama (firts payment default).

Dari informasi yang didapat bahwa proses pengajuan pembiayaan bodong ini begitu cepat hanya dalam waktu beberapa bulan dari pengajuan proposal hingga pencairan.

Secara layanan ini adalah proses yang bagus, namun secara regulasi dan SOP internal Bank Muamalat Indonesia tentunya ada yang dilanggar (no comply) sehingga pembiayaan bodong sebesar Rp. 700 M ini masuk kondisi FPD (First Payment Default).

First Payment Default (FPD) adalah salah satu istilah dalam dunia pembiayaan yang dijadikan indikator awal oleh perusahaan untuk melihat baik atau buruknya seorang customer dalam melakukan pembayaran kewajibannya. 

Dalam hal ini PT. HDC adalah customer yang memiliki indikator buruk dalam melakukan pembayaran kewajibannya. Adalah menjadi tanda tanya besar kenapa PT. HDC ini terjadi macet pada cicilan pertama. Padahal dalam proses persetujuan pembiayaan tentunya melalu regulasi dan SOP ketat internal mulai dari Komite pembiayaan, unit manajemen resiko, kelayakan oleh dewan direksi hingga pengawasan dewan komisaris.

Kenapa PT HDC begitu mudah mendapat kredit sebesar Rp. 700 milyar ?

Info yang kami dapat bahwa PT. HDC adalah perusahaan yang bergerak di bidang IT dan dimiliki oleh seorang pengusaha mata sipit yang secara etika bisnis sedang dalam bermasalah dengan proses hukum.

Dalam kontek ini secara SOP calon nasabah ini tidak layak untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan dari sisi apapun. Lalu kenapa proses pembiayaannya cepat dan disetujui oleh BMI ?

Ini yang menjadi tandaranya besar. Dari informasi yg kami peroleh bahwa pengajuan kredit PT. HDC ini adalah referal langsung dari orang nomor satu BMI yaitu dirut.

Bahkan dalam prosesnya dirut mengawal langsung agar prosesnya cepat dan tidak ada kendala yang menghambat.

Siapa dirut BMI ?

Beliau adalah Indra Faletehan seorang bankir syariah muda yang karirnya berawal dari Bank Syariah Mandiri (BSM), lalu menjadi Dirut BJB Syariah dan terakhir adalah Dirut Bank Syariah Bukopin (BSB).

Dalam puncak karirnya sebagai profesional syariah bankir, beliau ikut serta dlm proses seleksi calon Dirut BMI melalui seleksi ketat oleh BPKH sebagai PSP BMI. Akhirnya beliau terpilih dengan mengalahkan ratusan calon lainnya dan ditetapkan sebagai Dirut BMI pada RUPSLB pada 22 November 2022 silam dan baru aktif defenitif setalah lulus F&P oleh ojk pada bulan Maret 2023. Pertanyaannya ada apa dengan dirut muda yang karirnya tergolong moncer ini ?.

Hingga berita ini diturunkan, sejak Mei hingga awal Juni, Dirut Bank Muamalat belum bersedia ditemui awak redaksi, mari kita tunggu jawaban BMI.

[*istimewa/redaksi]

 

Bersambung :

Ada Apa Dengan Muamalat (3) : Kenapa Dirut Muamalat membantu cairnya Kredit Rp. 700 milyar kepada Aseng?


latestnews

View Full Version