Kabul - Tiga tentara NATO, dua dari Estonia dan satu dari Amerika tewas dalam sebuah serangan di Afghanistan selatan. Menteri Pertahanan Estonia menyatakan dua tentaranya tewas di propinsi Helmand selatan akibat terkena bom pinggir jalan. Sedang tentara Amerika tersebut tewas hari Ahad setelah mendapatkan serangan dari Taliban.
Kematian tentara Amerika tersebut adalah kematian yang ke 37 bagi militer Amerika sejak dimulainya bulan Agustus, bulan Agustus ini kekerasan juga meningkat disaat negeri Afghanistan sedang mempersiapkan jalannya pemilu presiden.
Bulan Juli kemarin masih menjadi bulan paling mematikan bagi pasukan asing, terutama pasukan Amerika sejak dimulainya konflik. Pada bulan Juli Amerika kehilangan 44 tentaranya. Sedang Estonia, sebuah negera kecil di Eropa yang termasuk dalam kontingen NATO di Afghanistan mengirim 289 tentaranya, hingga sekarang baru enam tentaranya yang tewas di Afghanistan.
Komandan perang Amerika di Afghanistan sudah memprediksi musim panas mematikan setelah Presiden Barrack Obama meminta tambahan 21,000 tentara ekstra untuk dikirim ke Afghanistan, tentara ekstra tersebut merupakan bekas-bekas tentara yang bertugas di Irak.
Dengan situasi di Afghanistan yang semakin meningkat sulit, banyak pihak menyarankan komandan Amerika di Afghanistan agar meminta ribuan lagi tentara ekstra. Pada hari Ahad, Admiral Mike Mullen selaku Kepala Staf Gabungan menjelaskan situasi di Afghanistan sebagai situasi yang "serius dan memburuk"", namun ia menolak untuk mengatakan apakah tentara tambahan tetap dibutuhkan.
"Afghanistan sangat-sangat mudah diserang oleh Taliban dan para ekstrimis itu akan kembali menguasai lagi, dan saya kira ancaman-ancaman mengenai itu tidak akan pernah hilang", kata Mike Mullen dalam acara "State of the Union" yang ditayangkan CNN.
[zq/voa-islam/fox11]