Nazran, Rusia - Sejumlah pria bersenjata telah membunuh dua pejabat dinas keamanan domestik (FSB) Rusia dan melukai satu orang di provinsi Ingushetia, Rusia, Kamis, kata jaksa penuntut.
Seorang pembom meledakkan dirinya di dekat sebuah pos polisi beberapa jam sebelumnya, sehingga menewaskan dirinya dan melukai 23 orang lagi, media melaporkan.
Kekerasan meluas di Kaukasus Utara, yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim, telah menyebabkan Kremlin bulan lalu menyebut wilayah itu sebagai masalah terbesar dalam negeri.
Pusat perlawanan adalah di Ingushetia, tempat para pengamat politik menyatakan pejuang Muslim dan para pejabat penegak hukum berperang dengan efektif.
Sejumlah pria yang naik mobil hitam telah menembak sebuah kendaraan yang membawa tiga orang dinas keamanan domestik FSB di Nazran, Kamis siang, kata seorang jaksa penuntut Ingushetia kepada Reuters di kota penting di wilayah itu.
"Satu dari mereka yang menyerang tewas seketika, satu orang lagi tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Orang ketiga terluka tapi kondisinya stabil," kata dia tanpa menyebut nama.
Seorang pejabat polisi, yang juga menolak untuk disebutkan namanya, memastikan laporan media bahwa semuanya 23 orang, beberapa dari mereka warga sipil, terluka dalam serangan seorang pembom bunuh diri di sebuah pos polisi jalan persis di luar Nazran, Kamis dini hari.
Mobil itu sama dengan model Lada Priora hitam seperti yang orang-orang bersenjata itu gunakan dalam insiden sebelumnya, tapi belum jelas apakah itu mobil yang sama.
"Semua kendaraan angkutan diperintahkan berhenti untuk membiarkan pasukan lewat ... kemudian sebuah Lada Priora dengan nomor pelat Chechnya mendengung dan ledakan terjadi," kata jaksa penuntut Ingushetia Yuri Yurigin seperti yang dikutip oleh kantor berita Interfax.
Situs Internet Kazkazcenter, memuji pembom bunuh diri itu, dan menyebutnya sebagai seorang "syahid" yang melukai orang-orang kafir...
Situs Internet Kazkazcenter, memuji pembom bunuh diri itu, dan menyebutnya sebagai seorang "syahid" yang melukai "orang-orang kafir".
Gerilyawan mengatakan mereka ingin membentuk negara Muslim yang berdasarkan Syariah di Kaukasus Utara yang terpisah dari Rusia.
Pada Agustus, seorang pembom meledakkan bom pada dirinya, menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 100 orang di sebuah markas polisi di Nazran, dalam serangan paling berdarah di Kaukasus Utara sejak 2005.
Di tetangganya Chechnya, tempat Moskow melancarkan dua kali perang terhadap separatis sejak pertengahan 1990-an, empat pria yang diduga gerilyawan Muslim dibunuh oleh polisi Kamis dini hari, kata Kementerian dalam Negeri Chechnya seperi dikutip oleh Interfax. [voa-islam/ant]