Irak (Voa-Islam.com) - Al-Qaeda cabang Irak hari Jumat (20/08) mengaku bertanggung jawab atas serangan bom jihad di sebuah pusat rekrutmen tentara di Baghdad yang menewaskan setidaknya 57 rekrutmen dan tentara.
Dalam salah satu insiden paling mematikan tahun ini, seorang pelaku bom jihad pada Selasa (17/08) menyerang kerumunan anak muda yang sedang menunggu untuk menyerahkan lamaran pekerjaan untuk bergabung dengan tentara Irak.
Serangan itu terjadi menjelang akhir operasi tempur Amerika Serikat di Irak pada 31 Agustus 2010, sebuah tonggak sejarah dalam perang yang diluncurkan oleh mantan Presiden George W. Bush 7,5 tahun yang lalu. Jumlah pasukan Amerika Serikat akan berkurang menjadi 50.000 pada akhir bulan ini, dari 52.000 sekarang.
Dalam pernyataan yang dimuat di sebuah website yang sering digunakan oleh pejuang Islam, Negara Islam Irak (ISI), kelompok payung Al-Qaeda lokal, mengatakan sasaran itu berada dalam suatu wilayah yang sangat aman.
..para rekrutmen tentara menawarkan diri mereka sebagai senjata dalam perang melawan Muslim Sunni yang dilancarkan oleh pemerintah yang dipimpin Syiah Irak.
"Salah satu dari pahlawan Negara Islam ... bersenjata dengan rompi bom, menargetkan pengumpulan ternak kafir dan murtad lain yang menjual agama mereka untuk sedikit uang ...," kata pernyataan itu.
Dalam pernyataan tersebut dikatakan para rekrutmen tentara menawarkan diri mereka sebagai senjata dalam perang melawan Muslim Sunni yang dilancarkan oleh pemerintah yang dipimpin Syiah Irak.
"Saudara kita memicu dan meledakkan bom di rompinya setelah terjun sendiri ke kerumunan orang banyak," kata pernyataan itu.
Pejabat keamanan Amerika Serikat dan Irak mengatakan serangan-serangan tersebut juga sebuah pesan kepada pendukungnya bahwa kelompok itu tetap efektif meskipun serangkaian pukulan terhadap jaringan Al-Qaeda, termasuk serangan April yang menewaskan Abu Ayyub al-Masri, pemimpin Al-Qaeda Irak. (aa/reuters)