KABUL (voa-islam.com) – Empat orang warga sipil yang sedang melaksanakan shalat gugur di Afghanistan ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah masjid dan membunuh jamaahnya, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO, Senin (3/1/2010).
Serangan di provinsi Baghlan, sebelah utara Kabul itu dilakukan oleh dua orang bersenjata. Kedua orang itu memasuki masjid lalu melakukan penyerangan yang mengakibatkan empat orang tewas dan dua orang terluka.
Kepala Humas ISAF, Laksamana Muda Vic Beck menyebut insiden itu sebagai pembunuhan keji terhadap warga sipil yang tidak berdosa.
“Membunuh sekelompok orang yang sedang berdoa adalah tindakan tercela,” kecamnya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh ISAF. “Kami akan terus bekerja dengan pemerintah Afghanistan untuk menyeret mereka yang pelaku penyerangan ke pengadilan.”
Pasukan internasional berusaha mengatasi kekerasan sembilan tahun yang dikobarkan Taliban setelah penggulingan mereka dari kekuasaan pada 2001.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya akan meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet.
Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.
Para komandan NATO telah memperingatkan negara-negara Barat agar siap menghadapi jatuhnya korban karena mereka sedang melaksanakan strategi untuk mengakhiri perang lebih dari delapan tahun di negara itu.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. [taz/ant]