THAILAND SELATAN (voa-islam.com) - Dua orang tentara Thailand tewas dalam kontak senjata dengan Pejuang Muslim Patani pada Senin (21/03/2011) di kampong Air Serak, provinsi Narathiwat, kata polisi. Peristiwa kematian terbaru seiring dengan peningkatan aksi kekerasan di provinsi perbatasan selatan Thailand yang bergolak.
Para tentara itu merupakan bagian dari unit patroli rutin pada saat mereka ditembaki di daerah pegunungan Narathiwat, salah satu dari tiga provinsi yang berpenduduk majoritas Muslim dan berbatasan dengan Malaysia.
Baku tembak selama 10 menit terjadi antara kedua belah pihak dan mengakibatkan dua tentara Thailand tewas dalam kejadian tersebut. Sementara anggota gerilya dari unit Ronda Kumpulan Kecil (RKK) Pejuang Muslim Patani meloloskan diri dari lokasi kontak tembak, kata polisi.
Kejadian itu menyusul peristiwa baku tembak serupa di provinsi Yala pada Sabtu pagi (19/3), di mana dua anggota Pejuang Muslim Patani gugur syahid saat pasukan keamanan yang berkekuatan 30 personel mengepung sebuah rumah di provinsi Yala, di mana empat anggota RKK tinggal di dalamnya. Kedua belah pihak saling melepaskan tembakan selama 20 menit, ungkap polisi.
Di hari yang sama di provinsi Patani, dua orang bersenjata membunuh seorang pemilik lokasi latihan menembak. Sementara tiga personil militer di provinsi Narathiwat, terluka akibat serangan granat.
..Baku tembak selama 10 menit terjadi antara kedua belah pihak dan mengakibatkan dua tentara Thailand tewas dalam kejadian tersebut..
Para Pejuang Muslim Patani telah melancarkan revolusi bersenjata terhadap negara kolonialis Thailand di wilayah selatan yang berbatasan dengan Malaysia sejak awal tahun 2004, menyebabkan lebih dari 4.400 orang tewas.
Kekerasan semakin marak belakangan ini, dimana pemerintah Thailand banyak dikritik karena gagal mengatasi keluhan dari umat Muslim Melayu di selatan Thailand, termasuk dugaan pelanggaran HAM oleh militer.
Patani, Yala dan Narathiwat adalah provinsi yang sebelumnya berada dibawah pemerintahan kesultanan Muslim Melayu sampai akhirnya dianeksasi oleh kerajaan Buddha Thailand seratus tahun lalu, dimana sejak itu ketegangan separatis muncul.
Kerajaan Thailand telah menempatkan sekitar 40.000 tentara di wilayah kaya karet itu dan hanya membuat kemajuan kecil dalam memadamkan kerusuhan yang terjadi. Beberapa analis mengatakan solusi pemerintah secara ekonomi dan militer akan gagal karena keengganan mereka untuk mencari solusi politik. (aa/ppo)