DERAA, SURIAH (voa-islam.com) - Pejuang oposisi Suriah Suriah telah menangkap pos militer utama di kota selatan Deraa setelah hampir dua pekan pertempuran sengit, kata aktivis.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, yang memiliki jaringan aktivis di seluruh negeri, mengatakan pasukan pejuang oposisi Suriah yang dipimpin oleh anggota Jabhat Al-Nusrah, merebut pos pemeriksaan pada Jumat (28/6/2013) setelah dua pekan pengepungan.
Rami Abdulrahman, kepala Observatorium, mengatakan jatuhnya pos militer tersebut secara strategis penting bagi Deraa, di mana demonstran pertama kali mengadakan unjuk rasa menentang empat dekade pemerintahan keluarga Assad dari masjid kota Omari pada Maret 2011.
"Sekarang tentara berada di bawah ancaman di sana. Para peuang oposisi belum membebaskan semua kota tua. Masih ada dua lingkungan dengan tentara di dalamnya, tapi ini bisa mengubah keseimbangan kekuasaan di sana," kata Abdulrahman kepada Reuters.
Konflik Suriah dimulai di Deraa ketika gerakan protes damai terhadap kekuasaan Presiden Bashar Al-Assad, tetapi telah menyebar di seluruh negeri dan berubah menjadi perang sipil menyusul penanganan sangat brutal dan keji rezim Suriah terhadap pada pengunjuk rasa.
Dia menambahkan bahwa perebutan tersebut membuka jalan bagi pejuang oposisi untuk mengambil lingkungan selatan Manshiyeh yang dekat dengan perbatasan Yordania.
Sebelumnya, Observatorium mengatakan penembakan intens oleh pasukan pemerintah Suriah di desa Karak di provinsi Daraa menewaskan sedikitnya 10 perempuan dan anak perempuan dalam semalam.
PBB memperkirakan bahwa lebih dari 6.000 anak-anak diantara sekitar 93.000 orang yang tewas dalam konflik lebih dua tahun Suriah, yang dimulai dengan protes damai menentang sebagian besar kekuasaan Assad.
Amerika Serikat dan sekutunya baru-baru ini mengklaim mereka akan membantu sayap oposisi di tengah laporan bahwa sekutu Washington dari negara Teluk telah mengirimkan rudal anti-tank kepada kelompok pejuang oposisi yang dipilih.
Hingga kini AS masih belum mengirimkan senjata-senjata yang mereka janjikan karena masih berusaha untuk memilah mana kelompok pejuang oposisi yang "tepat' bagi mereka untuk diberikan senjata tersebut dan bagaimana caranya, takut bahwa senjata-senjata canggih bisa jatuh di tangan mujahidin yang ada di jajaran pejuang oposisi Suriah. (an/aje)